Andira Dilema

Andira merasakan dilema antara mau balik atau tidak. Andira juga merasa kasihan dengan kedua putrinya, lalu Andira menatap suaminya. Tatapan Andira tidak dengan tatapan cinta, melainkan tidak akan pernah lupa dengan luka.

"Baiklah, aku akan kembali ke rumah semua ini aku lakukan demi anak. Jika dibilang karena kemauan aku sendiri, tidak ada kemauan aku untuk kembali." Andira melihat kearah suaminya yang sedang memohon kepadanya untuk kembali.

Leo hanya merayu Andira supaya kembali ke rumah. Namun sifat Leo masih sama seperti dulu pemabuk dan suka minuman keras tetapi dihadapan istri. Leo seakan bersikap manis dan akan berubah.

"Sayang aku janji akan berubah," ucap Leo memeluk istrinya. Namun Andira yang terluka menolak untuk dipeluk.

"Aku perlu bukti bukan omongan saat sekarang ini," jawab Andira.

Leo akhirnya menghindar dan tidak memeluk istrinya lagi. Sebab Leo mengerti saat ini istrinya butuh untuk menenangkan diri lalu Leo bermain-main dengan kedua putrinya saja di teras rumah, menunggu Andira membereskan semua barang-barang yang akan dibawa kembali ke rumah.

"Sayang ada yang mau aku bantu bereskan barang-barangnya?" tanya Leo bersikap baik menghampiri Andira kedalam rumah.

"Tidak usah, saya tidak butuh bantuan dari kamu." Andira bersikap cuek kepada suaminya. Sebab Andira paham pastilah suaminya pura-pura baik, supaya bisa meluluhkan hatinya kembali.

"Aku akan tetap membantu, memasukkan barang-barang ini kedalam koper." Leo langsung memasukan pakaian kedua anaknya dan Andira ke dalam koper.

Saat kedua putri mereka bermain di teras rumah. Andira langsung menanyakan alasan mengapa suaminya mengajak kembali pulang setelah berulang kali menyiksa istrinya.

"Anak lagi di luar, beritahu apa maksud kamu untuk mengajak aku kembali?" tanya Andira sudah benci banget, bahkan menatap wajah pria itu rasanya tak sudi. Meski ada hati yang masih dimilikinya.

Leo tertawa kecil melihat Andira bertanya seperti itu. Leo menyiksa Andira karena selama ini terbakar api cemburu, makanya Leo selalu menyiksa Andira. Setiap kali mendapati anak nomor pria yang menghubunginya.

Leo mencintai Andira dengan rasa posesif dan kekangan yang luar biasa. Andira mengetahui selama ini suaminya memang mencintainya, tetapi dengan cara cemburu yang salah.

"Kalau cemburu, apakah dengan harus menyiksa diriku? Kita bisa bicarakan baik-baik kalau kita bertengkar, apakah kamu sadar sudah berapa banyak lebam ditubuh istrimu ini? Akibat pukulan yang kamu berikan untukku!" kata Andira menunjukan lebam dan luka yang belum hilang dibagian kaki, tangan dan dahi.

Leo menyadari kesalahannya, saat itu Leo menjadi sosok perhatian dengan mengobati istrinya dengan obat luka. Karena melihat bekas luka itu banyak, saat mereka selesai memasukkan barang-barang ke dalam koper milik Andira.

"Sayang tubuhmu banyak luka, biar aku obati dengan obat." Leo langsung mengambil obat luka di dalam mobil.

"Tidak perlu, sejak kapan Leo yang aku kenal menjadi perhatian ...," kata Andira menghentikan langkah Leo, supaya jangan mengambil obat luka.

Leo tidak peduli dan tak mendengarkan omongan sang istri. Langsung membuka mobil dan peralatan untuk luka, tersenyum hati Leo saat anaknya bermain di luar dengan tenang.

Sesampainya di ruang tamu, Leo menghampiri istri. Untuk mengobati bekas luka tersebut, akhirnya Andira diam saja melihat sikap suami yang pura-pura berubah saat itu.

Saat berdua dengan suami. Leo seperti memberikan perhatian lebih kepada istrinya tersebut, perhatian luar biasa ditorehkan untuk istrinya.

Selesai memberikan perban dan mengobati luka sang istri. Melihat tidak ada makanan diatas meja makan, Leo langsung mendekati sang istri.

"Apakah kamu sudah makan bersama anak-anak?" tanya Leo, jika belum maka pria itu akan membelikan makanan.

"Sudah ...," jawab Andira berbohong karena malas melihat suami.

"Kamu bohong sudah makan? Aku tahu bahwa kamu belum makan, melihat dari meja makan yang bersih, tanpa ada sampah makanan diatas meja," kata Leo langsung memesan go food dari hpnya.

"Aku tidak bohong ...!" jawab Andira sedikit ketus.

"Sudahlah, lebih baik jujur. Aku sudah memesan makanan untuk sarapan pagi kita sekarang." Leo bersikap ramah dan memeluk istri dari belakang, saat Andira hendak berdiri mengambil minum.

Leo merasakan rindu karena sudah hampir berapa bulan tidak bertemu dengan istrinya dan tidak ada yang melayani Leo lagi saat makan, di kamar dan tidur di kamar bersama-sama.

"Aku rindu, nanti jika kita balik kerumah, mari kita buat adek untuk kedua putri kita." Leo ingin punya anak lagi.

Sontak saja Andira kaget belum siap punya anak lagi. Melihat suami yang tempramen dan mengekangnya, bagaimana mungkin Andira ingin memberikan anak lagi kepada suami.

"Tidak! Aku belum mau, kamu pikir gampang saja!" jawab Andira belum siap.

Leo ingin mempunyai anak ketiga, supaya Andira tidak meninggalkan dirinya lagi dan tidak mau ada perceraian. Hal itulah yang bisa direncanakan Leo, supaya istri tidak pergi dalam hidupnya.

"Ayolah, Sayang. Aku mau punya anak ketiga lagi." Leo berencana terus membujuk istrinya supaya bisa mempunyai anak ketiga.

"Kita lihat saja nanti ...."

Hanya kata-kata itu yang bisa dikeluarkan Andira dari mulutnya. Sebab bagaimana pun jika sang istri tidak siap, apakah lantas suami bisa memaksakan kemauannya sendiri.

"Kamu maukah?" tanya Leo.

Saat mereka berpelukan, anak mereka selesai bermain. Langsung masuk ke dalam rumah dan melihat mama dan ayahnya berpelukan di ruang tamu. Melihat putri mereka datang lalu Andira menepis dan melepaskan pelukan Leo dari belakang.

"Lepaskan ada anak ...," bisik Andira ke telinga suami.

Leo melepaskan pelukan dari belakang dan menyuruh kedua anaknya untuk duduk karena sebentar lagi, makanan akan datang.

"Sayang duduklah, sudah selesai bermain kalian? Waktunya sebentar lagi makan." Leo mendekati anak.

"Mana makanannya ayah?" tanya Yuna tidak melihat ada makanan di meja.

"Sebentar, ayah lihat dulu. Makanan sampai berapa menit lagi." Leo mengambil ponselnya di meja tamu dan memeriksa aplikasi go food nya, melihat 5 menit lagi makanan tersebut akan sampai.

"Sabar sayang makanannya 5 menit lagi akan sampai." Leo mengelus rambut anaknya.

"Yeeeeee, makanan akan tiba." Yuna dan Yuni kegirangan, mereka meloncat akan merasakan makanan enak.

Leo sudah memesan banyak makanan mulai dari steak, pizza, roti, mie, nasi goreng dan jenis ayam-ayam dari satu restoran.

Tibalah makanan tersebut sampai dan gofood telah tiba. Makanan tersebut dibungkus dalam plastik besar dan rapi dari luar dalam.

"Apa ini ayah?" tanya Yuna pada ayah.

"Mari kita buka di meja makan saja." Leo mengajak anaknya untuk membuka bungkusan di atas meja makan.

Mereka membuka bungkusan itu secara bersama-sama. Andira hanya menatap kearah suami saja, bisa meluluhkan hati anak-anak saat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!