Sudah 10 tahun Andira tidak tahan lagi dengan penderitaan yang dihadapinya. Perjalanan rumah tangga yang sudah 10 tahun saja masih membuat suami sering cemburu, jika istri dekat dengan pria yang lebih ganteng dari dirinya.
Leo sering menamparnya bahkan bekas lebam di sekujur tubuhnya, luka yang masih meninggalkan bekas membuat Andira seperti tidak tahan lagi. Menghadapi sifat cemburuan suaminya tersebut.
Rumah tangga yang seaturnya di bangun bersama namun harus satu orang yang bertahan dengan kesabarannya yaitu Andira. Setiap kali suami sadar telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga langsung memeluk istrinya, namun menyadari bahwa dirinya salah.
Setiap hari begitulah yang dihadapi dalam rumah tangga mereka, sebab Leo selalu percaya sama temannya Nadila. Yang ingin hubungan mereka hancur. Anak-anak yuna dan Yuni adalah anak yang pengertian sama mamanya. Walau pun masih berumur 8 tahun merasa kasihan dengan mamanya selalu menjadi korban penyiksaan ayah kandungnya. Meminta kepada mamanya untuk pergi dari rumah karena takut akan mengancam keselamatan mereka bertiga.
Suami yang tempramen, setiap malam meminum minuman keras bahkan sudah berulang kali bertahan demi anak. Supaya tidak menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga namun keinginan tersebut agak ditampik karena semakin hari suami semakin merajalela dan tempramennya tidak bisa di ubah membuat Andira kewalahan.
Pada malam hari tersebut Andira melerai suami yang mempunyai kebiasaan meminum minuman keras diruang tamu, pada saat anak mereka belajar. Hingga membuat Leo marah dan mengatakan bodoh, sebab sudah menggangu ketenangan suami.
"Sayang, lihatlah. Anak-anak kamu sedang belajar, sedangkan kamu meminum minuman keras." Andira berusaha mengingatkan suami.
Gubrakkkkkkkkkkkkkkk
Leo mengubrak dan memukul meja pria tersebut tidak suka dinasehati.
"Kamu mengaturku? Kamu itu Mamanya, bisa dong bawa anak kelantai dua. Disana mereka akan belajar! Dasar bodoh di pelihara," bentak Leo membuat Andira menangis.
"Sudah cukup, Sayang. Jangan memakiku di depan anak, aku ibunya. Tidak pantas seorang ayah berbicara seperti itu." Andira menahan kepedihan atas perlakuan suaminya tersebut.
"Kamu sadar dong ... Kamu itu Mamanya."
Leo melemparkan gelas kelantai hingga membuat kedua putri kembar mereka menangis. Tak terbendung lagi kesedihan yang dirasakan oleh Andira, perempuan itu sebagai ibu berusaha untuk menjauhkan anaknya dengan menyuruh anaknya pindah kelantai dua untuk belajar.
Mau sampai kapan begini terus menjadi korban penyiksaan suami, pada malam hari Leo dan Andira bertengkar sengit. Setelah selesai mengajari anaknya dalam mengerjakan pr sekolah dan suaminya memanggil Andira.
"Istriku, ada pria yang menghubungimu, nomor baru dan pria itu mengaku teman sekolah kamu." Leo memanggil Andira, kini ada masalah lagi, hingga membuat Andira memejamkan mata sejenak, mengapa orang lain suka mencari gara-gara dengan menghubungi dirinya.
"Siapa?" tanya Andira menghampiri suami, namun menghela nafas. Semoga ini baik-baik saja dan suami bisa meredam emosinya.
"Mana suamimu tahu, kamu ada pria lain lagi dihati kamu. Dasar wanita ****** kamu!" Leo marah lagi menampar pipi istrinya sampai jatuh ke lantai.
Andira tak kuat lalu menahan tangis, sudah berulang kali berusaha tegar. Namun Andira sudah tidak sanggup lagi berumah tangga mendapatkan siksaan luar biasa dari suami.
"Saya juga tidak tahu? Jika kamu tidak menyebutkan namanya sayang, begitu banyak nomor baru yang masuk. Apakah lantas kamu curiga?" tanya Andira hal tidak masuk akal di curigai oleh suaminya.
"Namanya Rudi ... Teman pada masa kamu sekolah dulu."
"Rudi ...?"
"Kamu kenal dengannya? Ada hubungan apa diantara kalian? Jahat banget kamu jadi istri." Leo sangat emosional dan menarik tangan istrinya dan memukul tangan istri kedinding, hingga membuat Andira hampir mati.
Andira di hajar hampir mau mati, pipinya keduanya bengkak, bibirnya berdarah dan telinganya hampir biru sebab penyiksaan suami. Tidak kuat dengan cemburunya terbawa emosi pada saat itu. Bahkan kaki Andira di pukul dengan menggunakan broti hingga sangat sakit.
"Sakit Leo ..." Andira memegang tangannya yang sakit.
"Kamu rasakan sakitnya, biar kamu rasakan bagaimana sakitnya saat suami mengetahui kamu mempunyai banyak simpanan."
Luar biasa tudingan Leo terhadap istrinya, hingga membuat Andira semakin down, selalu dituduh selingkuh oleh suaminya tersebut, pada hal Andira adalah perempuan terhormat yang tidak mau menjatuhkan harga dirinya demi selingkuh dengan pria lain.
"Sudah 10 tahun kita menikah, namun penderitaan yang aku hadapi ... Aku pikir pernikahan ini akan bahagia, nyatanya aku merasa tidak bahagia." Curahan hati Andira untuk suami.
"Kamu tidak bahagia dalam pernikahan ini? Sadar kamu, sudah mempunyai dua anak dari saya. Bahwa kamu pergi bercerai dengan saya, siapa yang akan mau menampung kamu sebagai istri," ucap Leo menyepelekan Andira.
"Masih banyak yang mau sama istri kamu ini," jawab Andira, sebenarnya tidak dari keinginan hatinya ingin menjawab. Namun tingkah laku suaminya sudah kelewatan menyiksa mentalnya habis-habisan
"Jika banyak yang mau sama kamu, buktikan dong." Leo tak percaya ada pria lain yang mau sama istrinya.
"Kamu tidak usah sepele dan suatu saat akan aku buktikan," jawab Andira merasa yakin dengan jawabannya
"Kamu! Sudah yakin banget dengan jawaban kamu! Berarti selingkuh di belakang aku," Leo menampar istrinya lagi, hingga tubuh istrinya banyak yang lebam.
"Aku tidak selingkuh namun karena sikap kamu seperti ini! Membuat aku berubah pikiran, mau sampai kapan aku akan bertahan dalam pernikahan in? Jika yang aku dapat hanya siksaan dalam rumah tangga ini," kata Andira posisinya sebagai istri merasa tidak dihargai.
"Kamu bodoh dan tetap mau bertahan dengan aku! Sudah aku bilang bahwa aku ini cemburuan."
Andira tidak kuat lagi dengan jalan tertata Andira membereskan kopernya dan membawa kedua anak yang menyaksikan tersebut. Suami menjambak rambut Andira supaya tidak pergi namun karena tidak kuat Andira tidak mendengarkan suami lagi dan memilih untuk pergi dan tak peduli.
Saat tangan memukul istrinya tersebut saat sudah berada di kejauhan Leo menyesali perbuatannya dan mengejar kembali istrinya pada saat itu. Untuk meminta maaf karena khilaf namun Andira tidak mau memaafkan dan buru-buru memanggil taksi. Saat istri dan anaknya pergi, segera Leo mengejar anak dan istrinya namun kehilangan jejak. Hingga suatu saat Leo menyesali semua itu ternyata tanpa istri merasakan kesepian yang luar biasa dan Leo menangis mengapa dengan sikap tempramennya tidak berubah.
Leo menjadi ke carian dengan istrinya, sebab karena sikap tempramennya. Membuat istrinya tidak mau bertahan lagi bahkan mempertahankan rumah tangga dengannya.
"Karena sikap tempramen aku, istriku menjauh dariku," gumam Leo dalam hati.
Ketika kedua anak dan istri tidak di dapati lagi dirumah. Baru menyadari betapa pentingnya istri dalam kehidupannya, membuat Leo semakin frustasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments