Pramudya menatap ke arah petugas kasir dengan tatapan tajam. Dirinya paling tidak suka ada orang yang menghina orang lain padahal dirinya sendiri sama-sama dari orang biasa.
Kalau mau sombong, harus lihat-lihat juga !
"Mana manajer kamu?" Bentak Pramudya dengan wajah dingin.
"Eeerrr... Maaf pak..." Ucap wanita itu dengan nada gemetaran.
"Jangan minta maaf sama saya ! Minta maaf sama nona ini ! Kamu juga belum tentu lebih baik
dari nona ... Eh siapa namamu ?" Pramudya menoleh ke arah Zara. Ya Allah ternyata gadis ini cantik banget! Meskipun pakaiannya sederhana tanpa make-up tapi kulitnya mulus dan halus.
"Za... Zara, Pak..." Jawab Zara tergagap ke arah Pramudya yang bertubuh jangkung.
"Minta maaf pada nona Zara dan itu berlaku ke semua orang yang kamu layani. Nama kantin
jadi jelek karena ulah kamu !" Ucap Pramudya dingin.
"Maaf mbak Zara..." Petugas kasir itu meminta maaf dengan mengatupkan kedua tangannya.
"Iya mbak. Sama-sama" jawab Zara. "Permisi..." Namun langkah Zara terhenti saat sebuah
tangan kekar memegang lengannya.
"Kamu nggak jadi beli nasi bungkus nya?" Tanya Pramudya.
"Nggak jadi pak. Uang saya tadi jatuh entah kemana..." Jawab Zara sambil melirik ke arah
lengannya yang dipegang oleh Pramudya.
"Beli saja. Aku yang bayar !" Jawab Pramudya tegas.
"Tapi pak..."
Pramudya melepaskan cengkraman nya dan membalikkan tubuh Zara. "Beli saja! Buat siapa
memang?"
"Nenek saya. Setiap nenek habis cuci darah, pasti minta nasi bungkus sini..." Jawab Zara
membuat Pramudya terkejut.
"Sudah beli sana ! Buat nenek kamu kok."
Zara menatap Pramudya dengan tatapan bingung.
"Sudah ambil. Aku juga sekalian ambil minum nih !" Pramudya mengambil dua teh botol less
sugar, dua air mineral dingin dan lima roti donat.
"Ambil nasi bungkus nya sekalian. Mau minum
apa?"
Zara hanya terdiam membuat Pramudya tidak sabar lalu mengambil dua botol teh biasa.
"Ditotal mbak!" Perintah Pramudya ke petugas kasir yang tadi sempat dibentak olehnya.
"I...iya pak. Totalnya ...."
Pramudya mengambil uang seratus ribu dan menerima kembalian nya. "Ayo kembali ke ruang
cuci darah. Nenekmu pasti nunggu kamu."
"Terima kasih pak..." Zara menatap Pramudya yang berjalan di sebelahnya.
"Pramudya. Kamu panggil saya Pram..."
Zara menggelengkan kepalanya. "Nggak sopan. Saya tetap memanggil pak Pram."
"So, kamu kenapa tadi nggak jadi beli nasinya?"
"Uang saya yang lima puluh ribu jatuh entah dimana pak" jawab Zara.
"Apa kamu masih ada uang untuk pulang?" Tanya Pramudya.
"Masih kok pak. Hanya saja kan sekalian mecah tadi maksudnya..."
Keduanya pun masuk ke dalam bangunan induk rumah sakit.
"Pak Pram, terimakasih sudah membantu saya tadi" ucap Zara sambil mengangguk hormat.
"Kalau bapak minta ganti..."
"Astaghfirullah... Nggak Zara. Saya tahu biaya cuci darah itu mahal. Kamu pakai BPJS?" Tanya
Pramudya.
"Pakai tapi sudah maksimal pak. Jadi biaya sendiri sekarang..."
"Kamu kerja?"
"Kerja pak. Di minimarket dekat rumah."
"Rumah kamu di daerah mana?" Tanya Pramudya.
Zara menyebutkan daerahnya yang Pramudya tahu disana tempat padat penduduk.
"Yakin kamu ada uang pulang?" Tanya Pramudya yang melihat wajah cantik Zara tampak
sendu.
"Ada pak. Bapak tidak usah khawatir."
"Ya sudah. Saya harus kesana, Zara. Oma saya sedang berobat di sana" ucap Pramudya.
Zara mengangguk karena tahu disana adalah tempat periksa mandiri yang biasanya
orang-orang berduit yang memilih dokter terbaik.
"Sekali lagi, terima kasih pak Pram." Zara sedikit membungkukkan tubuhnya.
"Hati-hati kamu pulangnya" ucap Pramudya sebelum Zara masuk ke ruang tunggu tempat para pengantar menunggu pasien di ruang Hemodialisa.
Pramudya pun berjalan menuju ruang praktek dokter Sari sambil membawa minuman pesanan
Omanya.
Suster Dina yang melihat Pramudya datang langsung menghampiri pria itu. "Mas Pramudya, Bu Angela di dalam ruang praktek dokter Sari sekarang.
"Oh. Biarin saja." Pramudya pun memilih berjalan menuju kursi yang agak jauh dari meja
tempat suster Dina bekerja. Dasar Ganjen !
***
"Jadi kita nanti pulangnya naik bis, Ra?" Tanya nenek Aisyah usai melakukan cuci darah.
"Iya nek. Maaf, Zara menghilangkan uang buat naik ojek online" jawab Zara sambil
menggandeng tangan neneknya.
"Zara, uang di ATM kamu sudah habis kan? Minggu depan, nenek tidak usah cuci darah ya..."
Ucap nenek Aisyah. "Seminggu sekali saja."
"Tapi nek... "
"Nenek tahu kamu kesulitan keuangan ... Uang dari almarhum orang tua mu juga sudah tinggal
sedikit... Cukup untuk kita hidup sehari-hari. Nenek tidak apa-apa, Zara." Nenek Aisyah
menepuk pelan tangan cucunya. Jika perlu, ambil saja nyawaku, ya Allah. Kasihan cucuku
harus menanggung semua biayanya perawatan diriku...
"Aku pikirkan nanti nek, yang penting kita pulang dulu. Untung ini hari Sabtu jadi bis tidak
penuh" senyum Zara saat melihat bis jurusan rumah mereka datang.
Pramudya tidak dapat menghilangkan wajah Zara dari pikirannya. Di jaman sekarang, wanita
secantik Zara sudah pasti akan mendapatkan tawaran menjadi model atau apalah tapi gadis itu tampaknya mengacuhkan kecantikan wajahnya yang natural. Kulit kuning Langsat, hidungnya yang mancungnya pas, bibirnya yang diberikan lipstik tipis dan matanya.
Ya Tuhan, matanya cantik sekali. Bening dan polos.
"Kamu kenapa lagi Pram? Habis teh botol nya?" Tanya Oma Angela.
"Nggak papa. Ini Oma, teh botol less sugar pesanan Oma" jawab Pramudya sambil
menyerahkan botol teh bewarna abu-abu itu.
"Yuk pulang. Aku malas dilihatin suster ngesot..."
Bisik Pramudya ke Omanya sambil melirik ke arah suster Dina membuat Oma Angela memukul bahu cucunya.
"Kamu tuh ! Asal kalau ngomong ... Ayo pulang. Suruh Ilham bawa mobilnya depan lobby."
Pramudya pun menggandeng tangan Oma Angela berjalan menuju lobby rumah sakit usai pria itu menelpon sopirnya untuk memarkir mobil mereka disana.
***
Yuhuuuu Up Pagi Yaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Lusy Aristiani
Coba Zara ini hidup di zaman para dokter jagal, auto dibantu sama mereka for free, krn kan di mindset mereka, itu cara mereka shadaqah 🤭🤭🤭🤭
2024-07-30
1
Irham 77
sampai sini... cerita nya bagus kok👍👍, cuma penulisan nya agak kurang nyaman saat baca🙏(entah ini naskah aslinya atau karena apllinya). mohon maaf mungkin utk selanjutnya tolong di perbaiki, supaya readers enak membacanya, dan ga gagal faham dgn jln cerita nya.. maaf ya author 🙏🙏. moga sukses selalu.
2023-09-19
1
Sustika Ekawati
oooohhh....ini si pram yg sepupuan ma bang dewa y kak hanna
2023-09-17
1