Pulang dari kantor Yeni masih harus bekerja lagi menyiapkan air rebusan untuk mandi suaminya. Serta menghangatkan masakan yang sudah ia masak tadi pagi.
Sementara pembuatan kue beberapa hari belakangan ini berhenti. Karena tidak ada waktu lagi untuk kegiatan sampingan itu.
"Aku dengar kamu dipanggil bos tadi. Ada apa?" Tanya Eros ketika pulang dari kantor.
"Iya, Mas. Katanya tempat pekerjaan saya salah. Tuan Nakamura nanti yang akan menentukan tempat kerja saya yang bener," jawab Yeni sesuai yang ia tangkap dari petinggi perusahaan itu.
"Kamu melakukan kesalahan apa sampai mau dipindahkan tempat kerjanya?" tanya Eros lagi.
"Saya tidak melakukan kesalahan apa-apa. Cuma dibilang penampilan saya masih kampungan."
"Itu namanya kamu berbuat kesalahan. Memalukan sekali. Kamu sebagai istri anak keturunan priyayi sampai tidak bisa menempatkan diri dengan baik di kantor!" Eros nampak kecewa pada istrinya.
"Saya sudah dandan sebaik mungkin berangkat ke kantor, Mas. Aku tidak tahu apa yang dimaksudkan Tuan Nakamura," Yeni membela diri.
"Kenapa kamu tidak tanya sama beliau. Apa yang dimaksud penampilanmu yang kampungan itu. Jangan cuma diam. Kamu banyak omong saja kalau dibilangin suami. Berani membantah dan ngeyel!" gerutu Eros.
"Maafkan saya, Mas. Saya memang harus belajar lagi dalam pergaulan." Yeni akui saja kelemahannya.
"Kamu itu sudah dibilangin dari dulu bekerjalah di luar jangan cuma tinggal di rumah saja. Inilah akibatnya kamu menjadi katrok saat bergaul dengan orang di luar. Memalukan saya saja," Eros menggerutu.
Yeni tak mau bicara lagi. Karena takut nanti dianggap membantah dan ngeyel. Dibiarkan saja Eros terus mengomelinya. Dan setelah berhenti sendiri mengatai-ngatain Yeni yang kurang enak di hati, Eros masuk ke kamar dan keluar lagi hanya mengenakan lilitan handuk.
Dada Eros yang bidang dengan tumbuh rambut halus sangat ingin sekali Yeni menyentuhnya.
Beberapa waktu lalu sebelum ada masalah dengan mertuanya hubungan badan dengan eros masih sering ia lakukan. Tapi sejak ada konflik dengan mertuanya Eros jarang sekali menyentuhnya. Keinginan untuk bersetubuh itu sering Yeni simpan saja dalam hati.
"Air panasnya sudah kau tuang ke ember?" tanya Eros sambil berjalan ke kamar mandi.
"Sudah, Mas," jawab Yeni sambil menelan ludah melihat body Eros yang atletis.
Sambil menunggu Eros mandi Yeni menata kembali makanan untuk makan malam di meja. Usai makan malam Yeni merencanakan untuk mengajak suaminya berhubungan badan. Hasratnya sudah menggelegak karena sudah lama tidak disentuh oleh suaminya.
Yeni pegang-pegang sendiri *********** yang sudah mengeras. Dulu waktu pacaran dengan Eros, dua tonjolan di dadanya itu terasa nikmat sekali diremas-remas oleh tangan Eros yang kekar.
"Sedang ngapain kamu?" tanya Eros tiba-tiba mengagetkan Yeni yang tak menyadari suaminya sudah selesai mandi.
"Makan ya, Mas. Ini saya ada rendang Padang dan sambal lalapan daun singkong kesukaan Mas," kata Yeni menututupi rasa malunya.
Yeni adalah wanita yang pinter masak. Sebenarnya dulu Eros jatuh cinta kepada Yeni antara lain karena Yeni pinter memasak. Disamping cantik dan bodinya yang menarik. Setiap lelaki yang memandangnya dulu selalu berdecak kagum.
"Tumben masakanmu enak sekali hari ini," ujar eros sambil mengunyah makanan.
"Apa dari dulu Mas tidak merasakan kalau masakanku memang enak," kata Yeni bangga dengan kelebihannya itu.
"Dari dulu hingga sekarang kelebihan yang kau miliki salah satunya adalah masakanmu. Rasanya sedap, khas dan nikmat," kata Eros tak biasanya memuji Yeni.
Yeni senang sekali mendengar pujian suaminya itu. Ia rasakan sudah lama tidak pernah mendapatkan pujian dari suaminya. Apakah itu tanda-tanda bahwa Eros punya hasrat juga untuk bersetubuh seperti dirinya. Biasanya lelaki kalau sudah kepingin akan keluar kata-katanya yang merayu dan memuji istrinya.
"Mas mau tak buatkan masakan yang lebih nikmat lagi?" tanya Yeni mulai menyerempet-rempet ke hal satu itu.
Yeni mengatakan itu setelah Eros dan Yeni sendiri selesai makan. Tapi masih tetap duduk-di meja makan.
"Masakan apa itu. Kayaknya baru ya belum pernah aku makan," Eros terpancing ingin tahu.
"Ini sebenarnya sudah pernah Mas rasakan. Tapi nanti mungkin lebih nikmat lagi karena Mas sudah lama tidak memakannya," kata-kata Yeni makin membuat otak eros berputar.
"Masakan apa sih bikin aku pingin tahu saja," kata Eros penasaran.
"Nanti habis ini aku beri tahu masakan apa yang terlezat di dunia ini?" Kata Yeni yakin suaminya akan bisa ia rayu untuk diajak bersetubuh.
"Aah! Aku tahu maksudmu. Kamu sedang kepingin, kan? Kamu mau mengajakku berhubungan intim, kan? Tadi aku lihat kamu sudah pegang-pegang payudaramu sendiri," Eros akhirnya tahu apa yang dimaksudkan masakannya yang tersedap di dunia itu.
"Iya, Mas," jawab Yeni tersenyum malu.
"Tapi aku tidak bisa malam ini," kata Eros mengagetkan Yeni.
"Kenapa tidak bisa, Mas." Alis mata Yeni mengernyit.
"Aku mau pergi ke tempat Mama. Tadi di kantor aku ditelepon disuruh ke tempat Mama," kata Eros dengan ringannya.
"Kok mendadak sih, Mas. Disaat kita sudah mau tidur begini. Tidak bisa besok siang saja ke Mama," tanya Yeni dengan nada mengeluh.
"Kamu kayak tidak tahu adat Mama saja. Kalau punya keinginan spontanitas tidak mau ditunda-tunda?" kata Eros dengan suara mengeras.
"Kalau tidak penting banget kan bisa besok pagi-pagi sekali sebelum berangkat kerja," Yeni memberi saran.
"Dasar istri katrok! Kamu itu selalu menganggap urusan Mama tidak penting. Hati-hati kalau ngomong," kata Eros dengan sikap emosi.
"Maksudku bukan begitu, Mas. Saya sangat menghormati Mama. Kalau bukan karena beliau yang merestuimu menikah denganku, tentu kita tidak bisa bersama seperti sekarang ini," Yeni berusaha meredakan emosi Eros.
"Susah debat dengan orang katrok seperti kamu," kata Eros sambil memancal kursi meja. Lalu berdiri melangkah ke kamar.
Yeni perhatikan Eros dengan masih duduk di kursi meja makan. Lalu ia hampiri Eros yang keluar dari kamar sambil memakai jaketnya.
"Sini reslitingnya saya pasangkan," ucap Yeni.
"Tidak perlu, minggir," jawab Eros dengan menamplek tangan Yeni.
Yeni akhirnya menyingkir. Ia pandangi saja eros yang berjalan keluar mengambil sepeda motornya dan tancap gas ke arah jalan raya.
Walaupun sepeda motor itu sudah menghilang, Yeni masih tetap berdiri di depan pintu.
Dari tempatnya berdiri Yeni memperhatikan bangunan rumah yang ada di seberang jalan. Bangunannya lebih bagus daripada rumah Yeni. Di depan rumah terdapat beberapa tanaman hias dan pohon jambu yang sudah tumbuh besar dan rimbun.
"Sungguh rumah yang sangat teduh dan tenang suasananya," gumam Yeni.
Dalam hati Yeni iri dengan penghuni rumah itu. Itulah rumah Disti. Gadis manis yang sering dibanding-bandingkan oleh Eros dengan dirinya. Katanya Yeni kalah rajin dan kalah performancenya dengan gadis yang masih lajang itu.
Yeni kemudian masuk ke dalam rumah setelah menutup pintu dan menguncinya. Lantas dia masuk ke kamar merebahkan badannya di ranjang. Ranjang yang dulu hangat penuh cinta. Sekarang terasa dingin dan hampa. "Mengapa Eros selalu mementingkan mamanya daripada aku istrinya," gumam Yeni.
.....🌺Halo pembaca yang budiman tolong kasih like n komentnya dong. Makasih ya🙏🙏
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments