Yeni yang memiliki tinggi badan 165 cm dengan tubuh langsing padat berisi, sangat pas sekali duduk di kursi sekretris sebuah perusahaan besar Nakamura, tempat Eros juga bekerja disitu.
Banyak karyawan pria yang melirik ke Yeni. Keluwesannya dalam berbusana, ditambah wajahnya yang cantik dengan kerudungnya yang serasi, wajar bila dia langsung menjadi pusat perhatian pada hari pertama masuk kerja.
Pekerjaan Yeni di kantor bisa dikatakan cukup berat. Sebagai karyawan baru dan pertama kalinya bekerja di kantor, dia langsung diserahi tugas sebagai sekretaris pimpinan perusahaan.
"Tugas kamu adalah mengatur jadwal dan agenda kegiatan beliau sehari-hari," kata seorang karyawati senior.
"Selain itu apa saja pekerjaan yang saya lakukan," tanya Yeni.
"Bagus kamu mau bertanya apa yang tidak kamu ketahui. Itu tandanya bahwa kamu kritis," puji seniornya itu.
"Saya baru bekerja di kantor, Mbak. Jadi maklum kalau saya harus banyak bertanya," kata Yeni jujur.
"Begini kamu tahu kan disini ada sejumlah departemen. Nah, kamu harus pinter juga membuat jadwal rapat di perusahaan ini dan menginformasikan kepada mereka yang diundang sebagai peserta rapat. Misalnya para pelanggan, vendor atau pemegang saham," panjang lebar karyawati senior itu menjelaskan tugas-tugas Yeni.
"Waduh, susah sekali ya mbak pekerjaan saya. Apa tidak ada lagi pekerjaan yang lebih ringan dari sekretaris," ucap Yeni prihatin.
"Kamu jangan pesimis. Kalau kamu pingin jadi sekretaris yang baik maka harus percaya diri kamu bisa. Pokoknya ikuti saja perintah pimpinan. Jangan membangkang kepadanya. Kamu pasti akan berhasil," kata karyawati senior yang kelihatannya baik hati itu.
Pada hari pertama itu sikap Yeni masih kaku dan malu-malu. Tetapi pada hari berikutnya sudah bisa menyesuaikan kondisi kantor. Serta mengenal karyawan lainnya. Sehingga ia mulai percaya diri menjalankan tugas-tugasnya.
Sampai kemudian pada hari ketujuh bekerja di kantor perusahaan besar itu, datang karyawati senior itu lagi ke meja kerjanya. Yeni sekarang sudah mengenal namanya Miraklie. Yeni memanggilnya Mbak Mirak.
"Bagaimana pekerjaanmu tujuh hari ini. Sudah bisa lancar kan?" tanya mbak mirak.
"Ya, Mbak. Terimakasih. Tanpa bantuan Mbak Mirak mana mungkin saya bisa bekerja sebagai sekretaris," kata Yeni memuji kebaikan wanita tersebut.
"Saya juga waktu pertama kali bekerja mengalami perasaan seperti kamu. Tapi kemudian bisa bekerja dengan lancar seperti karyawan lainnya," ujar Mirak.
"Terimakasih sekali lagi atas bantuan Mbak Mirak."
"Sudah lupakan saja hal itu. Saya kesini cuma mau menyampaikan salam dari Tuan Nakamura, CEO perusahaan ini. Kamu kata beliau karyawan baru yang berbakat sebagai sekretaris. Tetapi masih banyak kesalahannya. Nanti sore sebelum pulang kantor kamu diminta datang ke ruang kerjanya," kata Mirak serius.
Yeni terasa melambung ke awang-awang kemudian jatuh kembali ke tanah keras. Brak!!
Kata-kata Mbak Mirak tadi pertama sangat menyenangkan karena seperti memujinya sebagai karyawati yang berbakat sebagai sekretaris. Tapi di belakangnya dikatakan masih banyak kesalahan. Seketika dia merasa jatuh dari tempat yang tinggi.
"Kesalahan apa yang aku lakukan? Aku pikir semua pekerjaanku sudah benar. Karena tidak ada komplain. Ternyata masih banyak kesalahan. Dan ini yang menegur pimpinan langsung," kata Yeni dalam hati.
Setelah Mbak Mirak pergi Yeni masih terus memikirkan kata-katanya. Dan menterjemahkan sendiri apa maksudnya.
Yang paling membuatnya bingung adalah bagaimana nanti menghadapi Tuan Nakamura. Karena belum pernah berhadapan langsung. Kalau sosoknya Yeni sudah tahu. Beliau seorang pria yang egois. Sedikit bicara dan jarang tersenyum walaupun jauhlebih tampan dari suaminya.
Maka ketika waktu sore tiba, dada Yeni berdebar hebat.
Menjelang kantor tutup Yeni berjalan menuju ke kantor Tuan Nakamura yang terletak tidak jauh dari meja kerjanya. Sejumlah karyawan sudah banyak yang berkemas meninggalkan kantor. Tetapi Yeni malah ada tugas lagi yang sangat berat baginya.
Pelan sekali Yeni mengetuk pintu kaca. Dia tidak bisa melihat ke dalam karena ruangan itu seluruhnya tertutup kaca hitam. Sayup-sayup terdengar suara musik instrumental mengalun dari dalam. Musik yang sangat asing terdengar di telinga Yeni.
Sekali lagi Yeni ketuk pintu agak keras. Tapi tetap tidak ada sahutan. Lalu ia dorong pintu kaca yang agak berat itu. Pintu terbuka pelan-pelan dan langsung terlihat Tuan Nakamura sedang sibuk menghadap ke layar komputer.
"Assalamualaikum, selamat sore Tuan!" ucap Yeni dengan suara yang kalah keras dengan alunan musik instrumtal.
"Selamat sore Tuan!!" Yeni meninggikan nada suaranya.
"Hai! Siapa kamu!" suara Tuan Nakamura terdengar keras. Pria gagah dan tampan itu menoleh ke arah pintu dimana Yeni berdiri dengan kaki gemetar.
"Sa-saya...Yeni, Tuan," hampir saja Yeni tersedak karena tenggorokannya tiba-tiba tercekat.
"Kamu karyawati baru?" tanya Tuan Nakamura dengan angkuh masih tetap duduk di kursi kerjanya.
"Ya, Tuan. Saya karyawati baru," mati-matian Yeni menetralkan detak jantungnya untuk mengeluarkan kalimat itu.
"Masuk. Duduk disitu!" teriak Nakamura menunjuk ke sofa.
Yeni tak berani langsung ke sofa. Tempat duduk yang biasa digunakan untuk menerima tamu penting. Pantatnya mampir lebih dulu di meja kecil di sudut ruangan. Dirinya lebih pantas disitu. Karena karyawan biasa yang kebetulan bertugas sebagai sekretaris.
Hai! Itu tempat pot bunga tau!" teriak Nakamura.
Yeni mengangkat pantatnya seketika.
"Itu bukan tempat duduk. Disini nih!" Tuan Nakamura beranjak dari kursi kerjanya dan duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya.
Yeni berdiri dari meja kecil itu kemudian berjalan ke sofa. Kakinya yang putih karena sepatunya ia lepas menginjak bulu-bulu halus karpet yang tebal. Lalu ia letakan pantatnya pelan-pelan ke kulit sofa yang empuk. Ia berusaha bersikap tenang tapi kepalanya tetap menunduk.
"Kamu sebagai sektetarisku jangan bersikap kampungan begitu," kata Tuan Nakamura dengan mengamati Yeni dari ujung kaki sampai ujung kepala.
"Ya, Tuan," Yeni tengadahkan kepalanya ke arah pimpinsnnya yang gagah dan tampan itu.
"Bagus begitu," ucap Nakamura "Apa kamu tidak suka menjadi sekretarisku?"
"Suka, Tuan," jawab Yeni berusaha tenang.
"Kamu tahu kenapa kusuruh menghadap?"
"Tidak tahu, Tuan."
"Karena kamu salah dalam menempati pekerjaan!"
Yeni kaget dikatakan salah menempati pekerjaan. Bukankah dari awal masuk Mbak Mirak langsung menempatkannya sebagai sekretaris. Suaminya Eros waktu menawarinya bekerja juga mengatakan menjadi sekretaris.
Hal seperti inilah yang tidak ia sukai bekerja di kantor. Lebih enak bekerja di rumah. Bebas tidak ada yang mengawasi atau mengatur-atur. Tapi untuk menuruti keinginan suami, Yeni rela melepas egonya sendiri.
"Seharusnya tempat saya dimana, Tuan?"
"Kamu bekerja disini memang sebagai sekretaris. Tapi tempat kamu nanti aku yang menentukan," terang Tuan Nakamura.
Yeni mengangguk.
"Dan satu lagi. Sebagai sekretarisku pakaianmu tidak seperti itu. Yang menarik sedikit dong. Kamu kan cantik. Tunjukan kelebihanmu itu agar semua orang memandangmu tidak udik begitu."
"Ya, Tuan. Akan aku perbaiki."
"Ok. Sekarang kamu boleh pulang. Besok akan aku tunjukan dimana tempat bekerjamu yang baru."
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments