Siapa gadis itu

Setelah kepergian Revan dari kafe itu, Dinda segera mengajak Kiara untuk kembali ke kantor, dan sesampainya dikantor Kiara langsung menuju ke toilet untuk meneruskan niatnya buang air kecil yang sempat tertund akibat kejadian di kafe itu

"Din, siapa sih sebenarnya lelaki tersebut ?, kok bicaranya kasar sekali, sampai sampai aku tadi pengen nangis ketakutan", tanya Kiara setelah keluar dari toilet dan sampai diruangan kerjanya

"aduuhhh Kia....emangnya kamu gak tau siapai lelaki tersebut ?

"hhheeemmmm...." jawab Kiara sambil menggelengkan kepalanya

"kamu memang ketinggalan jauh berita ya !, masa pengusaha muda, terkaya dan seganteng dia kamu gak tau ?, emang sih banyak yang bilang ia begitu kasar, dingin dan sombong namun ia juga begitu tegas" ucap Dinda yang sedikit memuji lelaki tersebut

"ganteng apanya, orang begitu kasar dan sombong gitu !, untung aja aku gak kenal ama dia" ucap Kiara yang menurutnya pujian sahabatnya itu terlalu berlebihan

"heran !!!, apa ni anak benar benar gak ada rasa tertariknya sama lelaki itu, padahal lelaki yang begitu sempurna menurutku, dan banyak sekali wanita yang ingin bisa dekat dengannya" gerutu Dinda dalam hatinya sambil membuang napas panjang

"kamu kenapa Din ?" tanya Kiara yang mendengar sahabatnya menghela napas panjang

"gak...gak ada apa apa !, aku cuma mau tanya aja, apa kamu gak ada rasa tertarik sama sekali sama lelaki ?" tanya Dinda penuh selidik

"enak aja !!, gimanapun juga aku masih normal tau" jawab Kiara yang sedikit kesal dengan pertanyaan Dinda

Dinda yang mendengar jawaban sahabatnya itu sedikit nyengir, menurutnya tumben Kiara bisa kesal karna selama ia bersahabat dengan Kiara, belum pernah sedikitpun sahabatnya itu merasa kesal dan jengkel meskipun sering kali tersakiti karna terlalu baik hatinya

"habisnya aku gak pernah melihat kamu jalan sama laki laki, semenjak kita sekolah pun sering kali banyak lelaki yang mau mendekatimu tapi semuanya gak pernah ada yang berhasil, semua pasti kamu tolak dengan alasan inilah itulah" jawab Dinda

"hhmmm....bukannya aku gak mau dekat sama laki laki, aku cuma mau fokus sama hidup aku, aku gak mau kalo mereka tau keadaannku yang hanya seorang gadis sederhana yatim piatu terua meninggalkan aku begitu aja, aku mau mendapatka cinta yang tulus dan mau menerima aku apa adanya" jelas Kiara dengan wajahnya yang berubah menjadi muram

"aku minta maaf ya !!, aku gak bermaksud seperti itu" ucap Dinda yang merasa bersalah karna sudah menyebabkan Dinda menjadi sedih

"kenapa kami minta maaf ?, kamu kan gak salah" ucap Kiara

Dinda hanya tersenyum, dan mereka berduapun kembali melanjutkan pekerjaan masing masing

sementara ditempat lain, seorang lelaki duduk melamun di ruang kerjanya, dalam hati ia bertanya tanya siapa gadis yang barusan ia tabrak di kafe itu, mengapa pandangan matanya begitu polos dan damai, sehingga membuat dirinya tak sampai hati untuk memarahinya

ia lelaki tersebut tak lain adalah Revan adijaya, dan tak disangka gadis yang tak lain adalah Kiara bisa membuat hati seorang Revan menjadi tergerak untuk memikirkannya, padahal selama ini Revan dikenal sangat dingin kepada perempuan

sampai akhirnya ia tersadar dari lamunannya, karna ia mendengar ada yang mengetuk dari balik pintu

"masuk !!!" perintah Revan dari ruang kerjanya

dan masuklah seorang perempuan yang tak lain adalah sekertarisnya "maaf pak Revan, bapak ada meeting dengan relasi yang ingin bekerja sama dengan perusahaan ini" ucap perempuan itu sambil menundukkan kepalanya

"baik !!!" jawab Revan singkat, namun tak sedikitpun ia memandang sekertarisnya, ia tetap dalam posisi duduknya yang menyandarkan kepalanya di kursi kerjanya dengan mata yang tetap terpejam

"semua berkas berkasnya sudah saya siapkan, kalo pak Revan akan berangkat, bapak tinggal hubungi saya" ucap sekertarisnya dengan sopan dan segera meninggalakan ruangan tersebut setelah berpamitan, lagi lagi tak ada ucapan apapun dari Revan, semua karyawannya sudah terbiasa dengan sikap Revan yang sedikit dingin, sombong namun sangat tegas

lagi lagi ia bertanya dalam hati, "ada apa dengan diriku ?" karna ia merasa ada yang aneh pada dirinya, sambil mengusap usap wajahnya, lalu ia pun segera memencet nomor telpon sekertarisnya

"segera siapkan semuanya, kita berangkat sekarang" perintah Revan dari telponnya dan segera ia keluar ruangan sambil mengenakan jasnya

sementara jam sudah menunjukkan pukul lima sore, saatnya jam pulang kantor tiba

"kamu sudah selesai Ki ?" tanya Dinda

"iya...aku sudah selesai" jawab Kiara

mereka berdua pun segera bergegas meninggalkan tempat kerjanya, dan seperti biasa Dinda selalu mengantarka Kiara pulang kerumahnya terlebih dahulu, setelah sampai Kiara langsung turun dan Dinda pun segera melanjutkan untuk pulang kerumahnya

sesampainya dirumah satu satunya peninggalan orang tuanya yang selama ini Kiara tempati sendiri, ia langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya dan setelah selesai ia segera ke dapur untuk menyiapkan makan malam dirinya

sementara Dinda yang sudah ada dirumahnya pun berkumpul bersama ayah, ibu dan kakaknya Satria diruang tengah untuk sekedar nonton tv dan terkadang saling ngobrol satu sama lain

"bu...ibu tau gak tadi pas waktu aku ngajak Kiara makan siang dikafe dekat kantor, gak sengaja si Kia nabrak seorang pria, dan ibu tau gak ternyata yang ditabrak itu adalah Revan adijaya seorang pengusaha muda yang terkenal di kota ini lho....!!" ucap Dinda disela sela ngobrolnya yang kebetulan didengar juga oleh, ayah ibu dan kakaknya, ketiganya langsung menatap ke arah Dinda

"lantas kenapa kalo ia pengusaha muda dan tekenal ?" tanya kak Satria

"tadi tuh....aku sempat takut dan gak bisa ngebelain waktu si Kiara kena marah sama si Revan karna Kiara sudah menumpahkan minumannya dan membuat celana Revan jadi basah, sebenarna sih, aku kasian juga sama Kiara" jelas Dinda

"kamu itu ya....sudah tahu sahabatnya dimarahi, gak dibelain malah cuma dilihatin aja", ucap kak Satria sambil mencubit lembut hidung adiknya

"habisnya, aku sendiru kan juga takut kak !!" jawab Dinda sambil memincongkan mulutnya

"ibu sendiri juga merasa kasihan sama tuh anak, sifatnya yang begitu polosnya dan sangat lembut hingga membuatnya selalu merasa takut kalo mendengar orang bicara kasar" ucap ibu Dinda sambil membayangkan wajah Kiara

"iya bu....Kiara itu sifatnya sangat lemah, walaupun di luar ia kelihatan begitu tegar tapi hatinya mudah sekali rapuh" jawab Dinda sambil meneruskan menghabiskan makanan yang ada diatas piringnya

dan mereka berempat pun, semakin larut dalam ngobrolnya dan sesekali terdengar canda tawa dari mereka

Terpopuler

Comments

Lintang Lia Taufik

Lintang Lia Taufik

Hi Kak, aku datang lagi. Salam dari, "Bunga Desa Terdampar Di Kota & Bukan Gadis Biasa."

2020-09-13

0

Sofhia Aina

Sofhia Aina

Kasihan ya Kia tak'an celan basah sikit je da marah2 tak level.........

2020-08-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!