Mati Suri

Arumi berjalan di dalam kegelapan, tidak ada cahaya hanya kepulan asap putih mengelilinginya. Dadanya begitu sesak menghirup aroma melati yang begitu menyengat. Hawa dingin membuat bulu kuduk merinding, samar-samar terdengar suara memanggil namanya.

"Arumi, Arumi."

Lama-lama semakin dekat.

Arumi memperjelas penglihatannya, di balik asap putih nampak sesosok wanita yang dibentuk bayangan hitam. Sosok itu seolah memutar kembali ingatan Arumi tentang sakitnya dikhianati. Terlintas dibenaknya saat Nabil dan Nada bermesraan, fitnah Nada yang membuatnya diusir dari rumah dan keluarga, saat terakhir Nabil menghantamkan balok ke tubuhnya.

AGGHHHH! Arumi merasakan kembali sakit dikalbunya.

"Arumi, tidak ada yang namanya cinta, tidak ada yang namanya teman, cinta hanya membuat luka, teman hanya membuat menderita." Sosok itu terus menanamkan kebencian kepada Arumi.

"Aku lelah, aku tidak mau sakit hati, sudah cukup, aku ingin bebasssss!" teriak Arumi.

Sosok itu dengan tangan panjangnya mencekik dan mengangkat tubuh Arumi persis seperti yang dilakukan Arumi terhadap Nada.

"Dasar lemaaahhh! Manusia tidak berguna!" Sosok itu semakin menguatkan cengkeraman tangannya.

Arumi kehabisan nafas.

"Apa kamu tidak ingin membalaskan dendam Kakek dan Nenekmu! Temanmu yang membuat mereka meninggal!" Sosok itu berhasil membangunkan kembali kemarahan, memercikkan api kebencian di hati Arumi.

"Kakek, Nenek." Arumi sedih mengingat mereka.

Sosok itu menjatuhkan Arumi.

"Siapa yang membuat Kakek dan Nenek meninggal?" Arumi meringis kesakitan.

"Nada." Sosok itu menyeringai.

"Aku ingin membalas dendam."

"Bergabunglah bersamaku! Aku akan membalaskan dendammu." Sosok itu berubah yang semula hanya bayangan hitam menjadi seorang wanita yang cantik.

"Siapa kamu?" tanya Arumi.

"Alma." Jawabnya.

......................

Sementara itu di dalam ruangan yang penuh dengan alat-alat medis, dokter dan perawat berusaha melakukan yang terbaik untuk Arumi tapi sayang Arumi dinyatakan tutup usia.

Dokter keluar dari ruangan UGD mencari keluarga pasien. "Permisi dengan keluarga Nona Arumi."

"Iya saya keluarganya." Alvan menjawab.

"Maaf kami sudah berusaha sekuat tenaga, pasien tidak dapat kami selamatkan." Dokter dengan wajah penuh penyesalan.

"Terima kasih Dok, boleh saya melihatnya untuk yang terakhir kali?" tanya Alvan.

"Silakan!"

Alvan masuk dan menatap Arumi. Perasaan sedih, lara hati, kehilangan, karena baru pertama kali seorang Alvan CEO perusahaan yang dingin jatuh hati kepada seorang gadis sederhana seperti Arumi. Dipegangnya tangan Arumi yang dingin, mukanya terlihat putih pucat. Tiba-tiba Alvan dikejutkan dengan genggaman Arumi yang kuat. Mata Arumi melotot. Tubuhnya bergetar hebat.

"To...longgggggg!" teriak Alvan di antara rasa terkejut dan takut.

Petugas medis yang ada di sana mendekati Alvan dan segera memeriksa keadaan Arumi.

Alvan masih dalam keadaan shock, apakah Arumi masih hidup, apakah sudah menjadi hantu, pertanyaan itu terus muncul di kepalanya.

"Bagaimana keadaan Arumi Dok?" Alvan berada di ruangan Dokter yang memeriksa Arumi.

"Nona Arumi mengalami mati suri, setelah dicek suhu badannya kembali normal, jantungnya juga berfungsi dengan normal."

"Jadi Arumi masih hidup Dok?"

"Alhamdulillah Pak Alvan, Nona Arumi sudah melewati masa kritisnya." Dokter meyakinkan.

"Alhamdulillah, terima kasih Dok." Alvan merasa lega.

Arumi sudah dipindahkan ke ruangan VVIP atas permintaan Alvan. Arumi sudah sadarkan diri. Alvan mendekat menghampiri.

"Siapa yang membawaku ke sini?" tanya Arumi.

"Malam itu ponselmu ketinggalan di mobil. Aku berniat mengantarkan, di tengah jalan aku melihat kerumunan dan katanya ada korban perampokan, ternyata itu kamu. Aku yang membawa kamu ke sini." Alvan menyentuh kening Arumi dan duduk di sofa yang ada sampingnya.

"Kenapa kamu baik sama aku?" Arumi menatap Alvan.

"Aku cuman mengikuti kata hatiku. Ceritakan kejadian malam itu!" Alvan melipat tangannya ke dada.

"Aku pulang ke rumah, diusir Paman dan Bibi dengan alasan membuat aib keluarga." Arumi sedih mengingat kejadian itu.

"Aib?" tanya Alvan.

"Nada memfitnah aku di depan Paman dan Bibi. Dia bilang aku kabur dengan Om-om hidung belang ke Hotel."

"Hmmm, mungkin itu juga yang dikatakannya kepada Kakek dan Nenek. Karena ada yang melihat Nada bertemu mereka sebelum terjadi kecelakaan." Alvan menceritakan. "Kemudian apa yang terjadi setelah kamu pergi?"

"Di jalan aku bertemu Nabil dan Nada, entahlah setelah itu aku sudah berada di sini." Arumi mencoba mengingat tapi tak bisa.

"Apa rencanamu selanjutnya?"

"Entahlah, sekarang aku tunawisma." Arumi meratapi nasibnya.

"Tinggallah di tempatku. Kamu bisa bekerja sebagai bayarannya." Alvan tahu Arumi pasti menolak jika diberikan percuma.

"Kerja apa?" tanya Arumi.

"Apa keahlianmu?"

"Aku bisa masak, bikin kue, juga bisa bersih-bersih." Jawab Arumi.

"Aku mempunyai toko kecil dekat kantorku. Kamu boleh menggunakannya untuk usaha. Kamu bisa bayar sewa." Alvan menawarkan.

"Apa boleh?" Ada kecerahan di wajah Arumi.

"Tentu saja, aku akan meminjamkan modal awal untuk usaha dan kamu juga bisa mencicilnya. Bagaimana deal?" Alvan mengulurkan tangan.

"Deal." Arumi menjabat tangan Alvan.

Alvan mengeluarkan ponsel dan mengirimkan pesan kepada seseorang.

Alvan : Carikan rumah untuk dua orang, jangan terlalu besar.

Fariz : Untuk siapa Bos?

Alvan : Untukku dan Arumi.

Fariz : Serius???

Alvian : Mau bulan ini dipotong gaji??

Fariz : Ok, siap. Laksanakan!

Alvan : Siapkan juga Motor didalamnya.

Fariz : Untuk ???

Alvan : Mau .....

Fariz : Ok Bos, 2 buah Motor keluaran terbaru.

Alvan : Jangan terlalu mencolok, mengerti!

Fariz : Apapun untukmu Bos. Jangan lupa bonus bulan ini 3x lipat. See u.

Arumi mulai merasakan kantuk begitu juga dengan Alvan.

"Beristirahatlah, kamu harus segera pulih." Alvan merebahkan diri di bed penunggu dan memejamkan matanya.

Arumi pun terlelap.

Ada penampakan roh masuk ke tubuh Arumi. Tanpa Arumi sadari dia sudah melakukan perjanjian dengan Alma.

Alma adalah arwah penasaran yang merasa mempunyai nasib yang sama dengan Arumi. Arumi mengijinkan tubuhnya digunakan Alma. Di siang hari Arumi menjadi dirinya sendiri. Sementara di malam hari Alma yang mengendalikannya, tujuannya mengumpulkan emosi jahat dari tubuh manusia agar Alma bisa memiliki tubuh sendiri dan membalaskan dendamnya kepada mantan kekasih dan mantan sahabatnya.

Alma yang memakai tubuh Arumi keluar dari kamar VVIP. Dia mencium aroma kebencian yang begitu kuat. Sampai lah dia di depan kamar pasien 213. Dia melihat kebencian di wajah seorang wanita, yang menatap tajam ke pria yang terbaring lemah di atas hospital bed.

Alma mendudukkan Arumi di kursi depan kamar 213. Rohnya melayang berputar-putar masuk ke dalam kamar dan memperhatikan. Kemudian Alma merasuki tubuh wanita itu.

Setelah mengetahui penyebab kebencian wanita itu Alma keluar dan membisikkan sesuatu. "Buat apa kamu mempertahankan cinta yang semu, tinggalkan dia, buat dia merasakan penderitaanmu. Bunuh dia! Bunuh dia!"

Tanpa sadar wanita itu berdiri, menutup wajah kekasihnya dengan bantal, kekasihnya berontak berusaha melepaskan. Wanita itu kemudian melilitkan selang infus ke leher kekasihnya, menariknya dan KREKKKK!

Alma yang berubah menjadi arumi segera meninggalkan kamar itu sebelum ada orang yang melihatnya.

Terdengar teriakan dari kamar 213. "Toooo...longgggg!"

Petugas medis berlarian memasuki kamar 213.

Jelmaan Arumi bertanya, "Permisi Sus, apa yang terjadi?"

"Pasien di kamar 213 meninggal, diduga dibunuh kekasihnya. Permisi," Suster itu berlalu.

Alma tersenyum puas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Queen

Queen

ohhh

2023-11-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!