Duda Korea anak satu bab 3
Laurinda menarik Sohan ke taman belakang.
Masih menggunakan bahasa korea.
“Sohan.” Panggil Laurinda.
“iya.” Jawab Sohan polos.
“saya tau kamu sangat terpukul atas kehilangan Uli. Namun kamu menikahi ku itu bukan hal bagus.”
“apa yang tidak bagus? Apa kamu sudah ada pria lain?” tanya Sohan.
“tidak belum ada. Namun menikahi ku itu hal konyol.” Tolak Laurinda kepada Sohan.
“ saya mohon Lala.” Sohan Memohon.
Park So Han seorang laki – laki yatim piatu dia di besarkan di panti asuhan bersama Uli. Mereka berdua menjalin cinta dari kecil Sohan yang dari kecil tidak pernah merasakan kasih sayang dari orang tuanya, sejak mengenal Uli yang sangat menyayanginya memutuskan untuk bersama selamanya dan menuruti apapun yang Uli katakan.
Sampai pada waktu nafas terakhir Uli. Uli mengatakan kepada Sohan untuk mencari Lala dan menikahinya. Uli adalah sahabat Laurinda, sehingga Uli percaya kalau Laurinda bisa menjaga suaminya.
Sohan pemilik perusahaan terbesar nomor dua di Korea dan saham sahamnya sangat banyak. Itu perjuangannya mulai dari nol bersama Uli. Sohan belajar dan bekerja keras demi membahagiakan Uli. Sohan sangat mencintai Uli dan setiap ucapan Uli itu adalah perintah yang harus dia kerjakan.
“Sohan tidak mungkin itu.” Ucap Laurinda yang menolak ajakan menikah Sohan.
“kamu tau Lala. Saya sangat mencintai Uli jika permintaan terakhirnya tidak saya kabulkan. Lebih baik saya mengakhiri hidup saya.” Ucap Sohan melirihkan suaranya.
“kamu gila? Lalu Kyoso bagaimana?” ucap Laurinda yang keget dengan jawab Sohan.
“ha ha. Kyoso. Gara – gara dia Uli pergi. Andai dia tidak lahir mungkin Uli sekarang masih hidup.” Ucap Sohan.
Plaaak tamparan Laurinda mendarat di pipi Sohan.
“Kyoso tidak bersalah dia hasil cinta kalian bagaimana bisa kamu menyalahkan dia.” Ucap Laurinda kesal dengan jawaban Sohan.
“lantas saya harus bagaimana? Jika tetap kamu tidak mau menikah dengan saya. Kyoso saya akan titipkan ke panti asuhan dan saya akan mengakhir hidup saya. Atau saya bisa bawa Kyoso bersama saya dan kami akan berkumpul dengan Uli.” Ucap Sohan mengucapkan kalimatnya tanpa gemetar.
“gila kamu.” Ucap Laurinda yang mulai kesal.
“Lala..” panggil Sohan.
(saya mendengar dari Uli kalau Sohan orangnya sangat keras kepala. Apapun yang dia putuskan dia tidak akan mundur. Jika saya tolak apa dia benar – benar akan mengakhiri hidupnya?) suara batin Laurinda yang berkecamuk.
“sebentar saya pikirkan dulu. Dan saya harus berbicara dengan keluarga saya. Hal ini terlalu mendadak.” Ucap Laurinda.
“kalau begitu saya kasih kamu waktu satu minggu.” Ucap Sohan.
“ha? Terlalu cepat.” Jawab Laurinda.
“itu sudah terlalu lama.” Ucap Sohan yang sekarang nada bicaranya mulai tegak.
“namun saya ada beberapa syarat.” Tawar Laurinda.
“sebutkan.” Jawab Sohan.
“maukah kamu masuk Islam dan melakukan apa yang di lakukan seorang muslim?” tanya Laurinda.
“saya akan melakukannya.” Ucap Sohan.
“itu satu permintaan saya. Dan apa bila kamu melanggar saat itu juga berarti kamu menceraikan saya.” Ucap Laurinda lalu meninggalkan Sohan.
Sohan pun mengikuti dari belakan.
“gimana kak?” tanya Rahman yang melihat kakaknya kembali.
“kakak mau omongin sesuatu. Tapi nanti sekalian nunggu ayah.” Ucap Laurinda.
“kalau begitu saya pamit.” Ucap Sohan.
“mau pergi kemana?” tanya Laurinda yang mendengar Sohan hendak pamit.
“kembali ke korea dan kesini setelah satu minggi.” Ucap Sohan mengendong Kyo So.
“biarkan Kyoso tinggal.” Ucap Laurinda.
“apa kamu menerima kami?” tanya Sohan senang.
“saya masih memikirkan. Namun saya kasihan jika Kyoso harus bulak balik ke korea dan kemari. Lebih baik dia tinggal sementara di sini.” Ucap Laurinda mengambil Kyoso dari Sohan.
“kalau begitu saya titip Kyoso.” Ucap Sohan lalu pergi.
Bagi Sohan Kyoso adalah kebencian karena Kyoso Sohan jadi kehilangan istrinya. Namun Sohan juga merasa sayang karena dia adalah buah hatinya dengan Uli.
“loh kak kok bayinya di tinggal?” tanya Rahman yang melihat Sohan pergi tanpa membawa Kyoso.
“bunda bisa bantu rawat Kyoso?” tanya Luarinda kepada bunda.
“tentu sayang.” Ucap Bunda tersenyum.
“terima kasih bunda.” Ucap Laurinda membalas senyuman Bunda.
“tunggu.. lala apa dia suami teman kamu yang baru meninggal itu?” bunda mulai menyadari sesuatu.
“iya budan.” Jawab Laurinda menunduk.
“apa bunda Kyoso Sohan siapa teman kakak yang meninggal?” tanya Rahman yang masih kebingungan.
“lalu dia meminta apa kemari?” tanya Bunda melihat Laurinda yang tertunduk.
“dia mau meikahi Lala bunda.” Jawab Laurinda.
“apa?” Bunda dan Rahman kaget dan mengatakan bersama.
“lalu apa jawaban kamu?” tanya bunda.
“lala mau ngomong nanti kalau ada ayah.” Ucap Laurinda.
Laurinda pergi ke kamar mengendong Kyoso di ikuti Rahman yang membawakan barang – barang Kyoso.
“kakak. Kakak mau menikahi duda anak satu?” tanya Rahman.
“kakak juga belum tau Man.” Jawab Laurinda lemas.
Laurinda meletakkan Kyoso di kasurnya.
“sayang tante janji tidak akan membiarkan sesuatu hal buruk terjadi ke pada mu dan papamu.” Ucap Laurinda membelai tubuh bayi yang masih berusia satu bulan.
“kak Rahman pergi dulu.” Pamit Rahman keluar kamar Laurinda.
Di malam hari di ruang makan keluarga.
“Lala mana bun?” tanya ayah sedang duduk menunggu semua di meja makan.
“bentar lagi dia turun.” Jawab bunda yang sedang menuangkan air di gelas.
“yah bun.” Rahman yang baru datang dan duduk di tempatnya.
Selang tak lama Laurinda turun mengendong Kyoso.
Ayah melihat dengan heran. “anak siapa itu la?” tanya Ayah memandang Laurinda.
Laurinda kemudian duduk.
“yah lala mau ngomong sesuatu tapi ayah jangan marah ya?” tanya Laurinda.
“kenapa kamu kok serius banget? Dan juga itu anak siapa? Ayah tanya kamu belum jawab.”
“ini anak teman lala yang di Korean yah…” Laurinda terdiam tidak melanjutkan kalimatnya.
“ya sudah makan dulu.” Ucap ayah
“yah lala mau menikah.” Ucap lala sontak membuat semua orang yang berada di meja makan kaget.
“kok mendadak nak?” tanya bunda.
“sama siap?” tanya ayah.
“sama papanya anak ini yah.” Ucap Laurinda menunduk.
“siapa ayahnya?” tanya ayah dengan nada tinggi tidak rela anaknya menikah dengan seorang yang sudah mempunyai anak. “apa dia duda?” tambah ayah.
“iya yah.” Ucap Laurinda.
“lala mohon ya yah.” Laurinda memohon kepada ayahnya.
“nak masih banyak laki-laki yang bukan duda nak.” Tegas ayah menolak.“siapa dia bilang ke ayah?”
“yah lala menikah karena ingin menyelamatkan anak ini yah. Lala mohon.”
“memangnya kenapa?” tanya ayah penasaran kenapa anaknya begitu kekeh ingin menikahi seorang duda.
Laurinda pun menjelaskan alasannya ingin menikah dengan Sohan. Karena jika dia menolak takutnya Sohan bertindak gegabah dan mengakhiri hidupnya bersama Kyoso. Ayah mendengar penjelasan putrinya menitihkan air mata.
“nak ayah ingin kamu menikah agar bahagia. Namun jika seperti ini bukankah kamu akan tersiksa?” tanya ayah matanya sudah tak mampu membendung air matanya yang mengalir deras.
“lala tau yah. Tapi lala juga bahagia kok. Lala janji ya.” Ucap Laurinda.
“kalau ini memang keputusan kamu. Ayah dan bunda Cuma bisa mendukung.” Ucap ayah. “lalu rencana kapan?”
“minggu depan yah.” Jawaban Laurinda sekali lagi mengagetkan semua orang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments