Kupilih Pintu Surga Yang Lain
"Aku akan menikahimu, bersiaplah besok kita akan menikah." suara itu terdengar tegas, entah pemberitahuan atau perintah namun dari nada bicaranya seolah tidak menerima penolakan.
"Apa maksud Mas?" Rianti mendongak, dengan mata yang terus mengeluarkan air mata dia memberanikan diri untuk menatap laki-laki yang datang tiba-tiba di tengah malam ke rumahnya.
"Aku akan menikahimu" Nathan berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan gadis yang bersimpuh di atas karpet.
"Kenapa? Bukankah mas tidak mencintaiku?" tanya Rianti masih dengan air mata yang berlinang membasahi pipinya.
Nathan laki-laki yang hadir dalam hidup dirinya dan keluarganya sejujurnya adalah pahlawan. Kehadirannya menjadi oase bagi diri dan adik-adiknya yang saat ini tengah berada di gurun pasir.
Tidak ada lagi percakapan lagi diantara mereka. Setelah mengusap puncak kepala Rianti yang masih bersimpuh, dia keluar dari rumah sederhana itu. Rumah yang dia belikan untuk Rianti dan adik-adiknya sejak ibunya meninggal dunia.
Pagi menyapa, seperti biasa aktivitas Rianti adalah bangun sebelum subuh dan mengerjakan semua tugas rumah sebelum kedua adiknya bangun. Hingga adzan subuh menjelang barulah dia membangunkan kedua adiknya itu untuk shalat subuh berjamaah.
Sarapan pun sudah terhidang di meja makan yang hanya muat untuk tiga orang itu. Kedua adiknya sudah rapi dengan seragam sekolah masing-masing. Keduanya bersiap saat semua tugas rumah mereka selesai, membersihkan halaman dan membantu Rianti mencuci pakaian sudah menjadi bagian masing-masing.
Jika biasanya kegiatan sarapan pagi mereka lalui dengan tenang dan penuh kehangatan, namun berbeda dengan pagi ini. Dua orang wanita yang mengaku sebagai MUA datang ke rumah Rianti, dia mengaku diperintah atasannya untuk mendandani Rianti lengkap dengan kebaya pengantin berwarna putih yang ditenteng oleh salah satu wanita yang datang.
"Ada apa Kak?" mendengar obrolan serius Rianti dengan tamunya membuat kedua adik Rianti datang menghampirinya.
"Ini..."
"Assalamu'alaikum" belum juga Rianti menjelaskan perihal kedatangan tamunya, suara seseorang yang tidak asing di telinga Rianti dan adik-adiknya mengalihkan fokus mereka.
"Wa'alaikumsalam, Kak Nathan..." adik pertama Rianti yang menjawab, pemuda yang sekarang sudah duduk di kelas dua belas sekolah menengah atas itu menghampiri Nathan yang sudah berdiri di ambang pintu dengan stelan jas lengkap.
"Maksudnya apa ini Kak?" Andhika, adik pertama Rianti bertanya langsung pada Nathan,
"Hari ini kakak akan menikahi kakak kalian, untuk hari ini bisa kan kalian bolos dulu sekolahnya? Dan kami Dhik, bersiaplah untuk menjadi wali nikah kakakmu." jelas Nathan membuat kedua adik Rianti terperanjat, begitupun dengan Rianti yang kaget karena ternyata Nathan benar-benar membuktikan ucapannya semalam.
"Tapi Kak?" Rianti protes dia menatap tajam laki-laki di hadapannya itu, bagaimana bisa dia percaya dan menerima ajakan pernikahan itu sementara tadi malam dia melihat dengan jelas bagaimana laki-laki itu menggandeng perempuan lain di acara sahabatnya.
Flashback
"Harusnya dulu kita cukup kenal aja, jangan sampai ada rasa biar gak kecewa akhirnya" batin Rianti.
Dengan mata kepalanya sendiri di acara syukuran empat bulanan Tiara sahabatnya, Rianti melihat Nathan datang dengan menggandeng tangan Mikha, wanita yang dia bilang sudah dianggap sebagai adiknya sendiri karena Mikha adalah adik dari sahabat sekaligus wanita yang sangat dicintainya di masa lalu.
Senyum mengembang di bibir Nathan, dia bahagia dapar membawa Mikha di acara Tiara dan Arzan, sahabat sekaligus mantan saingan cintanya di masa lalu. Tanpa Nathan sadari dari jarak yang tidak terlalu jauh sepasang mata tengah menatapnya dengan tatapan luka dan kecewa.
"Aku sadar, selama ini kami hanya sekedar dekat namun tanpa ikatan. Sekedar teman, namun entah mengapa ada rasa takut kehilangan dalam hatiku" Rianti menatap lurus ke depan, hamparan rumput yang cukup luas di taman halaman belakang rumah Tiara menjadi tempatnya berada saat ini.
Saat ini Rianti dan Tiara tengah duduk berdua di bangku taman belakang rumah Tiara. Hari ini adalah hari yang melelahkan, tidak hanya untuk Tiara tetapi juga semua orang yang ada di rumah itu. Mereka semua sibuk menyiapkan acara sore ini agar terlaksana dengan baik sesuai harapan.
Tetapi walaupun rasa lelah Tiara rasakan, dia masih berusaha bertahan. Dia ingin menemani hari yang cukup berat untuk sahabatnya itu. Tidak hanya lelah badan yang Rianti rasakan, tapi juga hati yang remuk karena dihantam kenyataan.
"Aku mengerti perasaan kamu, aku tahu bagaimana rasanya mencintai orang lain yang tidak mencintai kita. Dan hal yang paling menyedihkan adalah ketika kita mencintainya namun dia justru mencintai orang lain. Sekuat apapun kita berusaha kalau memang bukan kita yang diinginkannya makanya semuanya akan berakhir menyakitkan" pikiran Tiara pun tak kalah jauh menerawang, dirinya teringat kembali masa-masa awal pernikahannya dengan Arzan. Bagaimana dirinya berusaha untuk menjadi istri yang baik namun di hati suaminya masih ada wanita lain.
Selepas acara syukuran semua orang berangsur pergi. Kehadiran Mikha dan Nathan adalah tamu terakhir mereka. Tiara berusaha ramah dan bersikap biasa saat melihat bagaimana Nathan menunjukkan perhatiannya pada Mikha, walaupun dalam hatinya dia tidak nyaman melihat Rianti yang terlihat sedih menyaksikan semuanya.
"Aku sudah siapkan semuanya, jangan khawatir aku enggak apa-apa kok. Saat ini aku hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri" Rianti menoleh ke arah Tiara yang duduk di sampingnya dengan senyum yang dibuat secerah mungkin, dia tahu sahabatnya itu mengkhawatirkannya.
"Jangan menatapku seperti itu, aku tidak selemah yang kamu pikirkan. Sana masuk, ibu hamil gak boleh lama-lama ada di luar nanti masuk angin" Rianti menyuruh Tiara untuk segera masuk. Hari sudah semakin malam, selepas shalat maghrib Rianti memang memilih untuk duduk di taman dan ternyata Tiara mengikutinya.
"Iya, aku tahu kamu tidak selemah itu. Tapi aku hanya ingin menghiburmu. Di saat aku sedang terpuruk kamu selalu ada untukku, dan sekarang giliran aku melakukan hal yang sama untukmu" Tiara memeluk erat Rianti dari samping, dia mengusap-usap bahu Rianti, mencoba mengalirkan energi positif sebagai dukungan untuk sahabatnya itu. Meyakinkannya bahwa dia akan selalu ada untuk sahabatnya.
"Setiap orang memiliki proses masing-masing untuk menuju akhir yang bahagia. Aku yakin, pada saatnya nanti akan ada laki-laki yang mencintai kamu dengan tulus, menerimamu apa adanya, menjadikan kekuranganmu sebagai sumber pahala untuknya dan menjadikan kelebihanmu sebagai sumber kebahagiaannya." ucap Tiara tulus dan di aminkan oleh Rianti.
"Yakinlah, jodohmu pasti bertamu jadi persiapkan diri dengan ilmu, sepakat?" Tiara menyodor tangan kanannya untuk berjabat, namun Rianti hanya menatap Tiara dengan mata berkaca, dia beruntung mempunyai sahabat seperti Tiara.
"Sepakat?" ulang Tiara dengan tangan yang masih menggantung,
"Hehe...iya-iya aku terima, dan aku sudah merasakannya. Tapi sekarang tolong turuti aku ya, kamu sedang mengandung, aku tidak mau terjadi apa-apa dengan calon keponakanku" ucap Rianti seraya berdiri dan menuntun Tiara untuk berdiri juga.
"Kalian ternyata di sini" suara seseorang yang tidak lain adalah Nathan membuat kedua wanita itu kompak menoleh,
"Pak Nathan di sini? bukankah tadi sudah pulang?" Tiara menjadi orang pertama yang memecah keheningan yang sempat terjadi beberapa saat, dia berjalan mendekati Nathan. Sementara Rianti dia masih terdiam di tempatnya berdiri.
"Iya, ada sesuatu yang harus aku selesaikan" ucap Nathan menoleh ke arah Rianti,
Keduanya duduk dengan bersisian. Rianti menatap lurus kegelapan malam yang terang karena cahaya lampu taman.
"Mikha minta diantar untuk menemui Arzan dan Tiara, dia mau meminta maaf" ucap Nathan,
"Aku takut kamu..."
Dering telepon di saku jaketnya menghentikan ucapan Nathan yang ternyata mendapat telepon dari Mikha.
"Aku harus pergi" tanpa menunggu jawaban Rianti Nathan pergi begitu saja meninggalkan gadis itu dalam kegamangan.
Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Pisces97
cinta sejati itu saling mencintai bukan saling menyakiti jodoh sebenarnya laki² tidak akan melirik wanita lain hanya tertuju pada diri kita . mencintai sendiri itu melelahkan
2023-12-19
0
Uthie
coba mampir 👍
2023-10-17
1
SUKARDI HULU
Nih sudah mampir kk y, jangan lupa mampir juga d ceritaku like, follolw dan beri hadiah y❣️❣️🫰
2023-09-15
1