Tak seperti dugaanku

Seperti mendapatkan suasana yang lebih hidup kala Hawa menempuh sekolahnya di saat ini. Hari-harinya berwarna bak pelangi yang turun setelah hujan. Tapi seketika mendung yang datang tiba-tiba, saat...

"Hai anak cengeng!" bentak suara yang tak asing menurutnya.

"Bery, kenapa?" sambil tertunduk dan tak berani menatap anak lelaki yang selalu berkata sinis padanya.

"Duduk disini, disebelahku!" titah Bery sambil menepuk kursi disebelahnya.

"Tapi, nanti Adam... " belum selesai Hawa melanjutkan perkataannya, Bery langsung memotong kalimatnya.

"Dia tidak akan masalah dengan itu!" ujar Bery dengan nada yang sedikit tinggi.

"Baiklah, baik, jangan membentak ku!" ucapnya kesal dengan ucapan Bery yang selalu saja ketus menurutnya.

Hawa pun seketika duduk bersebelahan dengan Bery, saat Adam melihat itu dia pun seketika tersenyum melihat hal yang menurutnya suatu keajaiban.

"Tidak apa-apa Hawa, lebih baik begini kan" kekeh Adam melihat ekspresi canggung Hawa yang sangat terlihat. Langsung duduk di bangku pas didepan Hawa berada.

"Dia melihatku seolah melihat hantu saja, bro" Bery menyeringai kecil, seakan lucu melihat seorang gadis sangat takut padanya, padahal selama ini tak pernah ada satupun wanita yang menjauh, malahan banyak yang berebut ingin duduk di sebelahnya.

"Wajar saja, bro, dia kan dari dulu sering kau marahi" ucap Adam dengan tertawa kecil.

"Adam! jangan begitu" pipi Hawa seketika merona mendengar ucapan Adam.

"Dari dulu sudah ku katakan dia itu orang yang baik" sambil mencolek bahu sahabatnya Bery.

Pelajaran pertama mereka pun dimulai, Hawa terlihat sangat memperhatikan pelajaran dengan seksama, begitupun Adam. Bery jangan ditanya lagi, sedikitpun dia tidak berminat untuk memperhatikan apa yang gurunya jelaskan.

"Huh, membosankan!" gumam Bery pelan, tapi Hawa masih sempat mendengar nada bicara Bery meskipun pelan.

Jam belajar telah usai, jangan ditanya bagaimana ekspresi murid yang telah lama menunggu jam istirahat, seperti kesetanan berlarian menuju kantin karena perut mereka masing-masing sudah sangat berisik.

"Yuk, makan" sambil menggandeng tangan Hawa menuju kantin.

"Iya, ayuk" merekapun segera melangkah menuju kantin.

"Jadi aku ditinggalkan nih!" ucap seseorang yang sedari tadi tidak mereka perhatikan.

"Haha, maaf bro, ayo bareng!" kekeh Adam melihat tingkah sahabatnya seolah cemburu seperti anak kecil yang tidak diajak bermain.

Mereka bertiga tiba di kantin, dan langsung duduk tak lupa memesan makanan. Semua mata tertuju pada tiga makhluk tampan dan cantik tersebut, salah satunya sekelompok wanita yang sedari tadi menatap sinis pada Hawa.

"Songong tuh bocah, gayanya udah seperti bidadari saja!" celetuk salah satu kelompok mereka.

"Iya ya, aku aja muak melihatnya!" balas wanita yang lain.

"Kalian tenang saja, aku akan kasih pelajaran untuk wanita yang sok seperti dia" senyuman jahat terukir di wajah wanita yang tak lain Sherly, gadis yang merasa tersaingi kecantikannya di sekolah semenjak Hawa masuk ke sekolah mereka.

Yang diperhatikan pun terlihat makan dengan sesekali bersenda gurau dimeja mereka. Tanpa mereka sadari seseorang sudah berniat untuk menjahili Hawa.

Sambil melangkah dengan gaya angkuh, dan membawa segelas es jeruk ditangan kirinya, Sherly sengaja hendak menumpahkan minuman itu dikepala Hawa, untuk mempermalukan Hawa tentunya.

"Aaakkhhh, sialan kau brengsek!" Gadis angkuh itu mengusap rambutnya yang basah karena malah mengguyur tubuhnya sendiri.

"Sebelum melakukan sesuatu perhatikan dulu langkahmu nona" ujar laki-laki yang berdiri dengan tiba-tiba karena melihat gelagat mencurigakan dari wanita yang mendekat kearah meja mereka.

"Kau, brengsek, Bery! tunggu pembalasanku!" dengan wajah merah padam karena menahan emosi terlebih juga malu karena tubuhnya basah di depan umum.

"Gadis nakal itu ingin mengerjai Hawa" sambil duduk kembali di bangku tempatnya duduk dan senyuman kemenangan tampak dari wajahnya.

"Haha, gerak mu cepat juga ya sobat!" Adam menepuk pundak sahabatnya, bangga.

"Kenapa dia malah membelaku kini, apa benar dia sebaik itu, tak ku sangka dia punya sifat seperti itu, tak seperti yang kuduga" batin Hawa berkata, dan dia pun sekilas tersenyum kecil.

Tanpa dia sadar, sepasang mata melirik kearahnya dan melihat gadis manis itu tersenyum kecil. Hatinya pun bahagia dan senang.

Terpopuler

Comments

no_names

no_names

semngat thor 😘👍

2021-11-23

0

Naoki Miki

Naoki Miki

haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkn prfil q aja yaaa😍
vielen danke😘

2020-10-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!