Hari pertama kerja

Lolos dalam interview dan di terima oleh perusahaan majalah terbesar membuat Emely sangat bahagia. Ia tak bisa menggambarkan perasaannya saat ini. Yang ada dalam benak Emely sekarang adalah ingin segera pulang dan berbagi kebahagiaan bersama sang bunda.

“Aku tak sabar ingin cepat sampai rumah dan menyampaikan kabar bahagia ini pada bunda.”Dengan raut wajah tersenyum Emely bergegas pulang.

Selama perjalanan ia melihat ada seorang pengemis sedang kelaparan. Emely menghampiri pengemis.

“Bapak kenapa mencari makanan yang sudah basi?”ucap Emely sedih melihat kondisi bapak itu.

“Bapak sangat kelaparan nak. Dari kemarin bapak belum makan.”Jawab pengemis dengan mata berkaca-kaca.

Menyaksikan kondisi pak tua, membuat Emely menangis dan merasa sedih.

“Bapak ikut saya pulang ke rumah ya! Nanti bapak bisa makan dan beristirahat di rumah.” Ajak Emely pada Pak tua.

“Terima kasih, nak. Kamu memang anak yang baik.”Jawab pak tua dengan nada terbata-bata.

Pengemis ini usianya sudah tua. Dan ia tinggal di jalanan dalam keadaan sakit-sakitan. Emely sedih dan prihatin dengan kondisi pengemis itu. Emely juga tak tega meninggalkan pak tua itu sendirian di jalanan yang sedang menahan lapar.

“Bapak ikut saya saja ya! Tak mungkin bapak harus tinggal di jalanan dalam keadaan seperti ini.”Sambung Emely mengajak pengemis itu.

Akhirnya pak tua menuruti permintaan Emely.

“Iya nak. Bapak mau ikut bersamamu.”Jawab pak tua tersenyum.

Emely sangat bahagia karena Pak tua mau ikut bersamanya. Emely memanglah gadis yang baik dan tak tega melihat orang lain berada dalam kesusahan. Padahal hidup Emely sudah susah tapi ia tak pernah mengeluh pada siapa pun. Ia hanya tak bisa melihat orang di sekelilingnya berada dalam kesusahan.

Tak terasa akhirnya mereka sampai di rumah Emely.

“Assalamualaikum bunda?”mengucapkan salam.

“Walaikumsalam nak. ”Jawab ibunya.

Tiba-tiba Tamara merasa heran dengan orang yang berada di sampinh Emely.

“Ini siapa sayang?”ucap Tamara dengan raut wajah yang penuh tanya.

“Ini pak tua yang tinggal di jalanan bun. Tadi Emely pulang dan melihat bapak ini sedang kelaparan. Ia mencari nasi yang basi untuk di makan.” Jawab Emely sambil mengeluarkan air mata dan memeluk Tamara.

“Ya Tuhan, ayo pak silahkan masuk!”Ajak Tamara pada Pak tua itu.

“Terima kasih bu.”Ucap Pak tua dengan wajah pucat.

Emely memapah Pak tua itu menuju meja makan. badan Pak tua terlihat loyo dan raut wajahnya sangat pucat. Emely sangat cemas dengan keadaan bapak itu.

“Silahkan makan pak! ”ucap Emely dengan nada khawatir.

Akhirnya Pak tua itu makan. Perutnya terasa sangat lapar karena dari kemarin tak makan.

“Ayo pak makan yang banyak ya!” ucap Emely menahan kesedihan.

Pak tua itu hanya makan sedikit untuk mengisi perutnya yang kosong.

“Mengapa bapak hanya makan sedikit ?”tanya Emely.

“Tak baik jika makan berlebihan nak. Bapak sangat bersyukur bisa di beri makan untuk menahan perut kosong bapak.”Ucap Pak tua dengan raut wajah yang masih terlihat pucat.

Emely sangat sedih melihat kondisi bapak itu. Ia sangat bersyukur pada Tuhan karena

masih memiliki tempat tinggal yang layak.

Ya Tuhan! Ternyata ada orang yang lebih susah hidupnya di banding Emely. Pak tua yang terlihat rapuh itu masih sangat bersyukur dengan kondisinya sekarang. Ia tak minta sesuatu yang berlebihan. Makanan yang sedikit saja ia sangat bersyukur. Batin Emely seakan merintih.

Pak tua itu langsung berpamitan pada Emely dan Tamara.

“Terima kasih banyak, nak. Bapak tak bisa memberikan gantinya pada bantuan kalian.Tapi bapak berharap hidup kalian akan bahagia dan tidak mengalami kesulitan. Nanti tuhanlah yang akan membalas.”Pak tua berterima kasih pada Emely dan juga Tamara.

“Bapak tak boleh pergi! Keadaan bapak belum membaik. Tak mungkin bapak akan tinggal di jalanan dalam keadaan seperti itu.” Jawab Emely melarang pergi.

“Iya pak. Benar kata anak saya. Bapak tinggal saja bersama kami disini. Emely sangat senang jika bapak tinggal.”Ucap Tamara meyakinkan Pak tua.

“Iya pak. Emely tak mau bapak pergi dalam keadaan sakit seperti itu. Bapak tak mungkin bisa kerja dan istirahat dengan baik bila berada di jalanan.”Sambung Emely dengan nada penuh harap agar Pak tua mau tinggal bersama mereka.

Mendengar tawaran dari Emely dan Tamara, akhirnya Pak tua mau untuk tetap tinggal.

Memang keadaan Emely dan Tamara sangat terbilang susah. Namun mereka tak tega melihat ada orang yang kesusahan.

“Ayo pak! Emely tunjukan kamar bapak.” Ajak Emely dengan raut wajah bahagia.

Pak tua itu lalu mengikuti langkah kaki Emely.

“Nah sekarang kamar bapak disini. Bapak boleh langsung istirahat.” Ucap Emely sambil menyuruh Pak tua istirahat.

“Sekali lagi terima kasih atas kebaikanmu nak. Bapak tak tahu harus bilang apa lagi. Bapak juga sangat bersyukur bisa ketemu orang sebaik kamu.” Dengan nada yang penuh syukur.

“Bapak tak perlu sungkan padaku. Jika bapak membutuhkan sesuatu nanti bilang ke bunda atau sama Emely juga boleh.” Ucapnya ramah.

“ Iya nak. sekali lagi terima kasih.” Ucap Pak tua.

“Iya pak. sekarang bapak istirahat. Emely mau ke dapur ketemu bunda.” Sambil meninggalkan Pak tua.

Tamara sedang membersihkan dapur dan mencuci piring. Rupanya Emely belum menyampaikan kabar bahagia itu pada sang bunda. Ia menunggu saat yang tepat untuk menyampaikan kabar baik itu.

Emely kembali memeluk Tamara karena merasa bahagia.

“Kamu kenapa sayang?” tanya ibunda.

“Emely kasihan pada Bapak itu. Ia sudah tua dan terlihat rapuh. Tak memiliki anak yang bisa mengurusnya.”Masih dalam keadaan sedih.

“Kamu memang anak yang baik sayang. Tak semua orang bisa sepertimu. Ada orang kaya yang melihat kesusahan orang lain tapi mereka berpura-pura buta akan sekelilingnya. Bunda sangat bangga padamu.” Memuji putrinya.

“Emely kan belajar dari bunda. Ini semua juga berkat didikan dari bunda. Emely hanya tak tega melihat orang kesusahan bun.”Memeluk ibunda dengan perasaan haru.

“Itulah dirimu nak. Kamu berbeda dengan orang lain.” Jawab Tamara.

Pada saat melihat kondisi ibunya sudah tenang, Emely langsung menyampaikan kabar baik itu.

“Ada yang mau Emely sampaikan pada bunda.” Ucapnya dengan raut wajah bahagia.

“Apa itu sayang? bunda tak sabar ingin mendengar berita darimu.”Jawab Tamara membalas senyuman putrinya.

“Emely di terima kerja oleh perusahaan majalah itu bun. Apa bunda senang?” tanya Emely menatap penuh kegembiraan.

“Ya Tuhan! Apa benar Emely di terima kerja? bunda sangat senang mendengarnya nak.“Jawab Tamara seakan tak percaya.

“Iya bun. Mulai besok Emely sudah mulai masuk kerja. Bunda doakan semoga pekerjaan Emely bisa lancar ya bun !”ucapnya dengan nada bahagia.

“Iya sayang. Bunda pasti mendoakan Emely yang terbaik. Bunda turut berbahagia untuk keberhasilan Emely ya. Selamat!” ucap Tamara sambil memeluk putrinya itu.

“Terima kasih bunda. Terima kasih untuk dukungan bunda. Terima kasih sudah menjadi ibu yang baik buat Emely. Terima kasih banyak atas cinta dan kasih sayang bunda selama ini. Emely hanya bisa bilang Terima kasih sama bunda.” Sambil memeluk ibunya karena merasa bersyukur memiliki orang tua sebaik sang bunda.

Ibu dan anak ini menangis karena sangat terharu. Pak tua tak sengaja melihat Tamara dan Emely saling berpelukan. Ia pun turut bahagia atas pencapaian yang di dapatkan oleh Emely.

Ya Tuhan! Terima kasih, telah mengirim anak yang baik sepertinya untuk membantu orang-orang yang kesusahan. Walaupun hidupnya dalam kesusahan tapi ia lebih mementingkan kebahagiaan orang lain. Ya Tuhan! Lindungilah Emely dan mudahkan jalan serta segala urusannya. Aku turut bahagia mendengar keberhasilannya. Pak tua berdoa penuh pengharapan dalam hatinya.

Setelah menyampaikan kabar gembira pada ibunya, Emely segera mencari baju yang akan di pakainya besok. Ia ingin terlihat rapi dan sopan di hari pertamanya kerja.

Keesokan harinya, Emely masuk kerja. Ia bergegas mandi dan segera pergi ke kantor. Emely tak ingin terlambat di hari pertamanya masuk kerja.

“Emely berangkat dulu ya bun.”Sambil mencium tangan ibunya.

“Iya sayang. Hati-hati di jalan ya! Semoga harimu menyenangkan.”Tamara memberikan semangat pada putrinya.

“Emely pergi dulu ya pak.” Sambil mencium tangan Pak tua yang sedang membersihkan halaman rumah Emely.

“Iya nak. Hati-hati! Semoga sukses!”memberikan senyuman pada Emely.

“Terima kasih pak. Terima kasih juga ya bun. Emely berangkat dulu ya.” Ucapnya sambil meninggalkan rumah.

Kedua orang tua itu terlihat bahagia. Mereka sangat berharap untuk keberhasilan Emely. Doa mereka selalu menyertai setiap langkah Emely.

“Terima kasih untuk doanya terhadap Emely.”Ucap Tamara sambil tersenyum pada Pak tua.

“Sama-sama bu. Ibu pasti bersyukur punya anak sebaik Emely. Anak itu sangat perduli terhadap orang lain. Bahkan saya adalah orang lain tapi ia sangat perduli.” Ungkap pak tua mengeluarkan isi hatinya dengan mata penuh kesedihan.

“Iya pak. Emely adalah malaikat kecil yang di kirimkan Tuhan untukku. Ia laksana lilin sebagai penerang jalan bagi kegelapan. Aku sangat bersyukur memiliki putri sebaik dan sekuat Emely.”Jawab Tamara membenarkan kata Pak tua.

“Iya bu. Aku juga merasakan hal yang sama terhadap putri ibu. Saya pun tak menyangka jika di dunia ini masih ada orang yang berhati baik seperti Emely dan ibu Tamara.” Berbicara lagi mencoba mengeluarkan isi hatinya.

“Sesama manusia kita harus saling menolong pak. Emely adalah anak yang tak tega melihat orang lain dalam kesusahan. Ia tak bisa hanya memikirkan kesenangan dirinya ketika melihat orang lain butuh pertolongan. Itulah jiwa Emely pak !”ucap Tamara penuh kebanggaan.

Sampai di kantor, Emely segera masuk ke ruangan kerjanya yang baru. Banyak teman-teman se- kantornya menyapa.

Ia sangat senang melihat keadaan ruangan dan orang-orang di sekelilingnya.

Rupanya mereka sangat ramah. Aku harus bisa berbaur dengan mereka. Ucapnya dalam hati.

Tiba-tiba manager bagian divisi mereka datang. Para karyawan menyambut dengan ramah.

“Pagi Bu Delia?”karyawan menyapa.

Bu Delia sama sekali tak menjawab sapaan karyawan. Ia hanya mengamati karyawan satu persatu dengan wajah datar. Bu Delia dikenal sebagai manager yang sangat memperhatikan kinerja para karyawannya. Ia tak ingin melihat dan mendengar karyawan melakukan kesalahan.

Semua orang terdiam seketika kala sang manager datang.

“Rupanya kita kedatangan karyawan baru.” Ucap Delia dengan nada datar.

Manager itu sangat jeli melihat wajah baru. Belum beberapa menit menatap tapi ia sudah mengetahui ada karyawan baru. Hati Emely seakan merasa.

“Kamu.” Ucap Delia sambil menunjuk ke arah Emely.

Emely menatap orang di sekelilingnya semua hanya terdiam dan tak ada yang berani berbicara di hadapan sang manager. Semua seakan kaku.

“Iya bu.”Sambil mengangkat tangan dengan ragu-ragu

“Iya kamu. Silahkan perkenalkan dirimu pada karyawan yang lain!” menyuruh Emely dengan nada tegas.

Emely tanpa rasa ragu, ia langsung ke depan dan mulai memperkenalkan dirinya.

“Hai semua?Perkenalkan namaku Emely denisa. Umur 23 tahun. Semoga kita bisa bersahabat dan bekerja sama dengan baik.” Ucap Emely sambil tersenyum pada sang manager tanpa rasa kaku.

“Baiklah, silahkan duduk di tempatmu! Ingat! Pekerjaan disini semua memiliki aturan tersendiri. Kita akan melihat sampai dimana potensi anda untuk mencapai visi dan misi perusahaan.”Ucap manager memperingatkan.

“Iya bu. Terima kasih telah menerima saya dengan tangan terbuka untuk bergabung bersama perusahaan ini.”Sambil menundukan kepala sebagai tanda ucapan terima kasih.

“Bekerjalah dengan baik. Saya tak ingin mendengar kesalahan atau keluhan dari karyawan lain.”Masih dengan nada datar.

Selesai perkenalan, Emely kembali duduk.

Tiba-tiba ada seorang wanita yang terlihat sinis sedang menghampiri Emely.

“Karyawan baru? Tolong kamu kerjakan ini semua!” sambil membuang beberapa data ke arah Emely.

Sabar Emely. Ini pasti adalah sebuah cobaan yang tak terduga. Di hari pertama masuk kerja, aku telah memiliki masalah. Yakinlah ini pasti rencana Tuhan! batinnya mencoba meyakinkan diri sendiri agar tambah semangat lagi.

Emely tersenyum pada rekan kerjanya. Tanpa membantah Emely lakukan pekerjaan yang di perintahkan. Sepertinya rekan kerjanya ingin mencoba sampai dimana kemampuan karyawan baru untuk memahami tugas-tugas mereka nanti.

“Kerjakan dan selesaikan tepat pada waktunya dan konsentrasi!” dengan nada peringatan agar Emely tetap fokus.

Gadis itu hanya tersenyum lagi. Ia tak membantah atau menolak pekerjaan yang di berikan. Bagi Emely itu adalah sebuah pembelajaran baru baginya.

Kok,aneh! Karyawan baru itu tak membantah ataupun menolak! kata hati dari rekan kerjanya.

Emely mengerjakan tugas itu dengan senang hati. Karena hari ini adalah hari pertamanya masuk kerja, Emely akan melakukan tugasnya sebaik mungkin. Dia terlihat sangat berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan itu seperti janjinya waktu interview. Memang Emely dikenal sebagai gadis yang tak pantang menyerah di lingkungan orang-orang terdekatnya. Gadis yang penyayang dan selalu membuat orang lain tersenyum. Tak bisa melihat kesusahan orang lain. Itulah Emely.

Tak terasa waktu kerja telah berakhir. Emely berhasil mengerjakan tugas yang dinberikan oleh seniornya.

“Ini kak. Semuanya sudah selesai. Silahkan di cek!”ucapnya sambil memberikan data itu.

Senior mengambil dan memeriksa setiap bagian lembaran pekerjaan yang di kerjakan oleh Emely. Senior tak menyangka jika Emely bisa mengerjakan itu semua tanpa bantuan dari orang lain. Ia menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Aku tak menyangka ia bisa secepat itu memahami tugasnya. jarang untuk karyawan baru langsung mengerti tentang pekerjaan ini. Kata senior memuji Emely.

Setelah menyelesaikan tugasnya, Emely langsung pamit pulang.

Terpopuler

Comments

RN

RN

mampir lagi Thor

kutunggu mampir mu di PILIHAN HATI❤💞

2020-12-14

0

Arumi Khazanah

Arumi Khazanah

Assalamualaikum...hai kak aku mampir

Jangan lupa mampir juga dikaryaku

"KISAH KITA TELAH USAI"

Terima kasih

2020-09-14

0

Sept September

Sept September

jempollll

2020-09-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!