Seorang gadis yang ceria dan berhati lembut hadir dalam kehidupan Tamara yang tak lain adalah ibunda dari Emely.
Wanita ini sangat bersyukur memiliki putri sebaik Emely. Hatinya yang lembut menenangkan hati dan jiwa sang bunda. Kehadiran Emely bagaikan cahaya yang menerangi kehidupan gelap seorang Tamara.
Kehidupan Tamara yang menyedihkan kini kembali bersinar dengan adanya Emely dalam genggamannya. Ia berjanji akan melindungi dan membesarkan putrinya walaupun tanpa kehadiran seorang suami.
Jiwa Tamara bangkit dari keterpurukan saat melahirkan Emely ke dunia.
Sebuah kebahagiaan yang tak pernah terlukiskan di wajah Tamara. Kini ia telah menjadi seorang ibu tunggal yang harus berjuang sendiri membesarkan anaknya.
Walau dalam keadaan susah, Tamara tak pernah mengeluh dan merasa terbebani dengan kehadiran buah hatinya. Tamara di tinggalkan oleh suaminya pada saat masih mengandung Emely.
Pada awal kehamilan, Tamara harus menanggung beban hidupnya yang sangat menyedihkan. Ia menjadi isteri yang tak di akui oleh suaminya sendiri. Dan kini suami Tamara lebih memilih wanita lain dari pada harus hidup bersama keluarga kecilnya.
Kesedihan Tamara di mulai dari awal mengandung Emely sampai melahirkan. Kini kesedihan yang selalu terpancar di wajah Tamara menghilang seketika karena kehadiran sang buah hati.
Kekuatan batinnya mulai hadir ketika ia menggenggam tangan mungil putrinya.
Ia seakan berjanji pada dirinya sendiri untuk mendidik dan membesarkan Emely dengan penuh kasih sayang.
Agar kelak nanti putrinya menjadi anak yang berguna bagi banyak orang.
Hari demi hari telah ia lewati. Segala masalah dan kesulitan hidup telah ia jalani bersama putri kecilnya.
Kekurangan tak membuat Tamara menjadi seorang yang mudah putus asa.
Ia kembali ceria ketika melihat Emely buah hatinya.
Wajah sang buah hati terpancar kedamaian bagi orang yang memandangnya. membawa ketenangan bagi jiwa. Segala masalah dan kesulitan yang hadir kini sirna begitu saja. Emely di besarkan oleh seorang ibu yang sangat menyayanginya.
Orang tua tunggal yang mengajarkan ia tentang cinta dan kasih terhadap sesama. Seorang ibu yang hebat dan tak pernah terlihat lemah di mata orang lain. Bekerja sehari-hari sebagai asisten rumah tangga tak membuat Tamara melupakan kewajibannya untuk mengurus dan mendidik buah hatinya.
Suatu usaha yang tak sia-sia bagi Tamara. sekarang anak yang ia besarkan telah selesai menempuh pendidikan di bangku kuliah. Emely adalah mahasiswi dengan lulusan predikat terbaik. Tamara sangat bangga pada putrinya. Ia meneteskan air mata karena merasa terharu dengan prestasi yang di raih Emely.
“Aku sangat bangga padamu! Tak sia-sia perjuangan bunda selama ini.”Ucap Tamara sambil memeluk Emely.
“Emely juga sangat bahagia punya orang tua seperti bunda. Ini semua berkat kerja keras bunda selama ini untuk mendidik dan membesarkanku.”Jawab Emely terharu.
Sekarang ibu dan anak ini terlihat sangat bahagia. Mereka berpelukan dan saling menguatkan satu sama lain.
Penderitaan dan kesedihan mereka selama ini tidaklah mudah untuk di jalani.
Tetapi itulah semua rencana tuhan. Air mata dan penderitaan mereka terbayarkan dengan sebuah prestasi yang di raih oleh Emely.
“Tuhan begitu menyayangi kita bunda. Kita harus bersyukur masih bisa bersama hingga saat ini.”Ucapnya sedih.
“Bunda juga bersyukur dengan kehadiranmu!Terima kasih, telah menjadi penguat dalam kehidupan bunda!”ucapnya sambil menangis.
Seketika itu Emely langsung memeluk ibunya dengan erat. Gadis ini sangat berterima kasih pada ibunya yang telah mendidik dan membesarkannya hingga menjadi sosok gadis yang berprestasi.
“Terima kasih banyak, bunda. Aku bahagia dan sangat bersyukur bunda ada disini dan menyaksikan hasil kerja kerasku.”Ucapnya sedih bercampur bahagia.
Kini ibu dan anak itu kembali ke rumah dengan perasaan bahagia.
Mereka berdua saling mendukung satu sama lain dalam keadaan suka maupun duka.
Saat perjalanan pulang, Tamara bertanya pada Emely.
“Apa rencanamu setelah lulus kuliah nak?” tanya sang bunda.
“Emely ingin membahagiakan bunda seumur hidup. Emely ingin mengumpulkan uang yang banyak dan mengajak bunda jalan-jalan keliling dunia.”Ucapnya penuh makna.
Jawaban Emely membuat sang ibunda terharu. Ia sangat bahagia mendengar jawaban dari putri kesayangannya.
“Kamu memang anak yang baik dan penyayang.Bunda berharap hidup Emely akan terus bahagia sampai nanti!” ucap sang bunda.
Emely tersenyum manis mendengar pengharapan yang di buat oleh sang bunda.
“Emely janji akan membahagiakan dan menjaga bunda selamanya.” Emely berjanji dalam hati.
Tak terasa perjalanan mereka sudah cukup jauh. Hingga ibu dan anak ini tak sadar jika mereka telah berada di depan rumah.
“Sepertinya kita telah sampai di rumah bun.”Emely tersenyum.
“Bunda sampai tak sadar dengan keberadaan kita sekarang.”Jawabnya menarik nafas.
Tiba-tiba Emely melihat ada sosok laki-laki paruh baya yang duduk di depan rumah mereka. Ia merasa asing dengan lelaki itu.
“Bunda kenal dengan orang itu?”sambil jari telunjuk mengarah ke tempat lelaki yang sedang berdiri.
Alangkah terkejutnya wajah Tamara saat ini. Ia tak menyangka jika sosok yang berdiri itu adalah ayah Emely yang telah menghilang selama bertahun-tahun.
Wajah yang terlihat bahagia kini telah berubah seketika. Senyum yang menghiasi bibirnya kini berubah menjadi bisu.
Apa yang di rasakan Tamara saat ini begitu sakit. Ia kembali mengenang kisah pilunya yang telah di jalaninya selama bertahun-tahun.
Pandangan yang tajam namun sulit di artikan.
Emely tak mengerti apa sebenarnya yang sedang terjadi. Ia hanya menatap wajah sang bunda yang terlihat tegang namun menyimpan kesedihan yang mendalam.
Gadis itu mencoba bertanya pada sang bunda.
“Mengapa bunda menatapnya seperti itu?” Emely merasa heran.
Tamara tak menjawab pertanyaan Emely. Ia hanya menyaksikan masa lalu terpahitnya yang sedang berada di depan rumahnya sekarang. Tak tahu harus berkata apa pada Emely. Merasa bingung dengan keadaan yang ia hadapi.
Apa yang harus kulakukan?Andai saja aku memberitahu pada Emely tentang kebenaran, apakah ia akan senang atau malah sebaliknya? batinnya ragu.
Tamara sangat bingung dengan situasi yang di hadapinya sekarang. Sementara Emely berfikir apa sebenarnya yang terjadi pada sang bunda.
Mengapa bunda terlihat sedih kala menatap lelaki itu? Apa hubungan bunda dengan orang itu? segala macam pertanyaan berkecamuk dalam hatinya.
Sepertinya Tamara belum siap jika mempertemukan Emely dengan ayahnya dalam situasi seperti ini. Ia tak ingin memberi air mata sakit pada putrinya yang sedang merasakan kebahagiaan.
Tamara akhirnya mencari cara agar Emely tak bertatap wajah dengan ayahnya untuk saat ini.
“Tolong belikan ibu garam di warung!Sepertinya garam yang di rumah telah habis.” Mencari alasan agar Emely tak bertemu ayah kandungnya.
“Baiklah bun. Emely ke warung sekarang yah bun.” Dengan nada polos.
Rupanya Tamara mengambil kesempatan ketika Emely pergi. Ia menghampiri sosok pria yang banyak meninggalkan luka terhadap Emely dan dirinya.
“Mengapa anda kesini tuan Aditya?”mencoba santai dengan ucapannya.
Betapa terkejutnya lelaki itu. Ia tak sadar jika sosok Tamara telah berdiri di hadapannya.
Tatapan sedih yang tergambar pada wajah lelaki itu. Ada perasaan bersalah dan penyesalan yang tak mampu ia ungkapkan.
Pertemuan mantan suami-isteri ini tidaklah terduga.
Bertahun-tahun mereka telah berpisah dan kini lelaki itu muncul tiba-tiba di hadapan Tamara. Tak tahu harus menjawab apa atas pertanyaan Tamara.
“Tidak ada apa-apa Tamara. Aku hanya ingin memastikan keadaan putri kita.”Mencoba menutupi kesedihannya.
Kata-kata yang keluar dari mulut mantan suaminya membuat amarah Tamara kian memuncak. Apalagi Aditya mengatakan Emely dengan sebutan putri kita. Berarti maksud dari Aditya bahwa Emely adalah putri Tamara dan dirinya.
“Putri siapa maksud kamu?apa kamu merasa memiliki seorang putri?”Menjawab dengan sinis.
“Kamu tak perlu menyembunyikan kebenarannya. Aku memiliki seorang anak dari rahimmu.” Merasa sakit dengan jawaban Tamara.
“Itu putriku! Dan jangan sekali-kali anda kesini dan mengaku sebagai ayah dari Emely. Aku yang mengurus dan membesarkan Emely. Anda harus tahu diri jika ingin kesini! Silahkan anda pulang dan jangan ganggu kehidupan kami berdua!”dengan nada tinggi sambil menyuruh lelaki itu pergi dari kehidupannya dan juga Emely.
Tamara tak tahan harus berlama-lama menatap wajah mantan suaminya. Ia merasa hatinya sangat terluka dan belum bisa memaafkan Aditya sepenuhnya. Apalagi mengingat kala itu Tamara sedang mengandung Emely.
Lelaki itu tak tahan melihat wajah Tamara yang menatapnya dengan penuh kesedihan. Tatapannya seakan tegar dan kuat di hadapan Aditya. Namun lelaki itu paham jika Tamara sangat rapuh saat ini.
“Aku minta maaf padamu dan putri kita!”Aditya menyesal.
“Maaf buat apa? Tak ada yang perlu di maafkan. Tolong pergi dari sini jika kamu masih memiliki hati! Aku tak ingin melihat Emely sedih jika bertemu denganmu.”Dengan nada bermohon.
Lelaki itu tampak mengerti dengan keadaan Tamara. Ia tak ingin menambah luka lagi pada wanita itu. Pada saat ini ia tak bisa berbuat apa-apa. Hanya menuruti permohonan Tamara.
“Baiklah,kalau itu maumu. Aku akan pergi sekarang. Jagalah Emely dengan baik! Aku merasa bodoh dan gagal menjaga kalian.”Ucapnya menyalahkan dirinya.
Tak ada respon atau kata-kata yang keluar dari bibir Tamara. Hanya terdiam dan menahan kesedihannya.
Lelaki itu pergi meninggalkan rumah Tamara. Air matanya jatuh menetes kala meninggalkan rumah itu. Begitu juga dengan Tamara. Ia merasa sangat sedih harus menjauhkan seorang ayah dan anak.
Padahal Tamara mengetahui jika Emely sangat merindukan sosok ayahnya.
Maafkan bunda yah nak! Bunda terpaksa melakukan ini. Bunda belum bisa memaafkan apa yang di lakukan oleh ayahmu. batinnya merintih.
Tiba-tiba Emely muncul di hadapannya. Ia merasa heran melihat mata bundanya agak merah seperti orang yang habis menangis.
“Bunda kenapa? Mengapa mata bunda merah? Tolong jangan buat Emely panik bun! Jika ada sesuatu ceritakan saja pada Emely.” Dengan nada hawatir dan memohon.
“Bunda tak apa-apa sayang. Hanya terharu karena memikirkan sesuatu yang berhubungan denganmu.”Mencoba berbohong tentang kedatangan ayah Emely.
“Oh gitu ya bun. Kemana perginya orang yang berdiri tadi?Apa bunda telah bertemu orang asing itu?Apa bunda mengenalinya?”penuh pertanyaan pada sang bunda.
“Iya sayang. Orang itu pergi tak tahu kemana! Mungkin hanya orang asing yang salah alamat.” Mencoba menutupi kebenaran pada Emely.
Tatapan polos Emely membuat Tamara merasa sangat bersalah pada putrinya. Tapi saat ini Tamara belum siap mempertemukan Emely dan ayah kandungnya.
“Ayo kita masuk ke dalam!”ajak sang bunda.
“Ayo bunda! Emely sudah lapar.” Sambil memegang perutnya.
Mereka akhirnya masuk ke dalam rumah. Namun anehnya, Emely seakan memikirkan orang asing yang datang tadi. Ia tak tahu mengapa memikirkan orang itu.
Yang jelasnya gadis itu seakan merasa ada kedekatan batin antara dia dan orang itu.
Mengapa aku memikirkan orang itu yah?Perasaanku seperti dekat dengannya. Apakah bunda menyembunyikan sesuatu dariku?Tapi tak mungkin bunda melakukan hal itu padaku. Hatinya dalam keadaan curiga namun berhasil ditepisnya.
Sang bunda melihat wajah Emely seperti memikirkan sesuatu.
“Apa yang ada di fikiranmu sayang? Bunda curiga deh!”sambil tersenyum.
Emely membalas senyuman sang bunda dan mencoba menutupi apa yang ada dalam benaknya sekarang.
“Tak ada yang Emely fikirkan bun.” Mencoba menutupi apa yang ia rasakan.
“Kalau begitu bunda akan masak sekarang yah.” Sambil mengambil sayur yang ada dalam kulkas.
“Bunda tak perlu mengerjakan itu semua. Biar Emely yang akan masak sekarang. Bunda duduk cantik saja disitu.” sambil mengambil sayuran yang ada di tangan ibunya.
Tamara tersenyum dan menuruti saja perkataan Emely.
“Oke. Bunda duduk sekarang yah.”Ucapnya sambil melihat Emely yang sedang memasak.
“Beres bun. Mulai sekarang Emely akan mengerjakan semua tugas bunda. Jadi,bunda tak perlu melakukan pekerjaan ini.” Merasa bahagia bisa menggantikan tugas sang bunda.
“Bunda masih bisa kok. Bunda juga masih kuat dan sehat. Selama bunda masih bisa melakukannya Emely tak perlu menggantikan tugas bunda.”Ucapnya tersenyum.
“Sejak Emely masih kecil, bunda selalu mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Sekarang Emely sudah dewasa dan sudah sepantasnya membantu bunda.”Jawabnya sambil teringat masa kecilnya.
Tak tahu apa yang merasuki fikiran Tamara saat ini. Rupanya kata-kata putrinya membuat ia sangat terharu bercampur sedih. Tak disangka anak yang ia besarkan dengan segala keterbatasan bisa tumbuh menjadi pribadi yang baik. Tak pernah mengeluh dengan keadaan sang bunda. Selalu membantu jika ia bisa melakukan pekerjaan itu.
Sungguh aku sangat beruntung menjadi ibu dari Emely. Dari dalam rahimku ia sudah menderita. Tapi aku tak pernah melihat kesedihan di wajah putriku sampai saat ini. Batin Tamara sedih bercampur bahagia.
Tamara terharu dan menghampiri putrinya. Ia memeluk Emely yang sementara memasak.
“Terima kasih atas pengertianmu nak! Tapi bunda tak ingin membebankanmu dengan segala tanggung jawab bunda.”Memeluk erat putrinya.
“Bunda tak perlu merasa sedih atau menangis.Ini saatnya Emely harus membalas semua jada bunda terhadap Emely selama ini. Apa yang Emely lakukan belum sepadan dengan pengorbanan dan kasih sayang bunda selama ini.” Jawab Emely terharu.
Gadis ini tak pernah melupakan pengorbanan sang bunda. Ia selalu mengingat masa-masa sulit yang ia lalui bersama ibunya. Kasih sayang sang bunda dan didikan terhadapnya sehingga menjadikan ia gadis yang tak pernah mengeluh dalam keadaan apapun.
Emely benar-benar sangat sedih mengingat penderitaan sang bunda yang harus membesarkannya sendiri. Walau saat itu Emely masih kanak-kanak, namun ia tak bisa melupakan pengorbanan ibunya yang begitu besar terhadap kelangsungan hidupnya.
Ya Tuhan , tolong berikanlah hamba umur panjang sehingga bisa membalas kebaikan bunda terhadap Emely! Lindungilah bunda dimana pun ia berada! Emely sangat sayang pada bunda. Batinnya sedih namun ia tak mengungkapkan pada sang bunda.
Emely tak sadar berkata seperti itu. Seakan ia tahu hidupnya tak akan lama lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Sept September
like ya
2020-09-11
0
Rina Alfarizi
meweek nah bacax nah😭😭😭😭
Tuhan tolong bahgiakan mereka
2020-07-24
1
Arumi Khazanah
Hadir membawa like lagi ya kak...
Jangan lupa mampir di karyaku dan tinggalkan jejak di sana...
Makasih🤗
2020-07-18
1