Bagi seorang Yolanda menikah atau belum menikah dengan Arsen tidak ada bedanya. Wanita bertubuh tinggi itu berpkir ia hanya menjalankan tugas. Tetapi bagi semua keluarga Arsen dan penghuni rumah lainnya, Yolanda adalah Nyonya muda di rumah tersebut, maka saat pagi tiba Yolanda ke dapur.
“Jo …? Kamu ngapain lagi ke dapur? Sudah sana ke kamar lagi tidur nikmati kehidupan barumu,” ujar Bi Mina dengan suara setengah berbisik.
“Tidak ada yang berbeda Bi, aku tetap akan membantu Bibi di dapur ini,” sahut Yolanda, ia menyeduh kopi hitam tanpa gula kesukaannya.
Kedua alis wanita itu menyengit mendengar penuturan si Nyonya baru di rumah itu.
Jika semua orang mengangap ia nyonya baru, namun Yolanda bersikap biasa saja dan melakukan pekerjaannya seperti biasanya. Ia mengeluarkan anjing buldog besar dari kandang, supir menghampirinya.
“ Apa akan seperti ini juga?” bisiknya pelan.
“Misi tetap berjalan, lakukan seperti biasa tidak akan ada yang beruba,” jawab Yolanda.
“Baik Dan.”
“Ingatkan tim beruang untuk lebih waspada,” pintah Yolanda.
“Siap. Laksanakan.”
Yolanda berdiri dan menatapnya dengan tenang, “bicara dan bersikap biasa denganku. Jangan sampai orang lain curiga. Oh satu hal lagi, pernikahanku dengan Pak Arsen hanya kamu dan aku yang tahu. Anggota yang lain jangan sampai tahu,” ujar Yolanda pelan.
Krisna mengangguk setuju
“Siap! Eh … iya,” ucapnya gagap.
Krisna juga mata-mata, Lelaki berpostur tinggi tegap dan berambut cepak itu, menyamar sebagai supir di keluarga Arsen. Tetapi mereka semua dalam misi rahasia di rumah Arsen. Yolanda dan Krisna sedang bertugas di rumah Arsen.
Nyonya Marina meminta perlindungan pada sahabat suaminya seorang yang memiliki sebuah organisasi pasukan elit. Yolanda salah seorang pasukan terbaik yang di miliki , ia seorang sniper handal dan komandan di pasukannya. Wanita ber usia duapuluh tujuh tahun itu, memliki kemampuan bela diri yang hebat juga. Tubuhnya berotot, wajahnya tegas. Semua keluarga belum ada yang tahu pasti kenapa wanita itu memilih Yolanda menjadi wanita yang melahirkan penerus di kelaurga Arsen.
Arsen Bezalel selama ini menyembunyikan identitasnya sejak kematian kedua orang tuanya yang di bunuh saat perebutan lahan kelapa sawit. Kini Arsen kembali ke Indonesia untuk mencari jati dirinya dan membentuk silsila keluarganya seperti permintaan almarhum sang kakek sebelum kakeknya meninggal.
Saat serapan pagi. *
“Apa yang kamu lakukan Jo, sinilah duduk , tugasmu bukan di situlah lagi,” ucap Nyonya Marina, semua orang di meja makan hanya diam.
“Sekarang naik tahta itu gampang, Pembantu jadi nyonya di rumah ini,” ucap Arsen, matanya masih terfokus pada makanan di piringnya.
Marina memiliki tiga anak satu lelaki almarhun ayah Arsen dan dua anak perempuan yang bernama Alda dan Meysa. Namun, dalam orang Batak yang membawa nama marga hanya anak lelaki tetapi perempuan tidak. Maka itu, walau Marina punya tiga cucu dari anak perempuanya tetapi mereka tidak bisa memakai Marga dari Sitanggang karena mereka lahir dari anak perempuanya. Hanya Arsen pembawa marga di keluarga itu.
“Arsen hargai wanita yang sudah istrimu,” ucap Nyonya Marina, saat Arsen menatap Yolanda dengan tatapan sinis.
Lelaki campuran Batak-Jerman itu hanya mendengus kecil, saat Yolanda duduk dengan tenang di sampingnya, ia tidak tahu kalau wanita itu sudah melalui banyak rintangan hidup, hinaan yang diucapkan Arsen tidak apa-apa baginya.
“Itu tidak akan muda Nek, tetapi percayalah karena dia sudah istriku aku akan bersamanya. Memangnya aku bisa apa,” ucap Arsen meninggalkan meja makan.
Semua tampak diam saat nenek dan cucunya itu saling bersitegang.
Arsen dan keluarga yang lain menganggap Yolanda hanya pembantu. Mereka semua tidak tahu kalau Yolanda bukan wanita biasa, ia bukan pasukan sembarangan . Menjadi pasukan elit tidaklah semua bisa mendapatkannya apa lagi seorang wanita yang menjadi komandan. Yolanda sudah beberapa kali menjadi sniper bayaran di negara yang sedang berkonflik.
Menjadi pembantu dan berpenampilan jelek hanyalah sebuah penyamaran. Nyonya Marina juga punya misi yang lain untuknya ia meminta pasukan khusus itu, untuk menangkap penghianat di dalam keluarganya yang menusuknya dari belakang. Selain meminta mengawal Arsen ia juga meminta untuk melakukan penyelidikan pada keluarganya.
Yolanda tetap tenang, walau Arsen bersikap kasar padanya, justru ia merasa kasihan pada lelaki itu, karena neneknya memaksanya menikah dengan wanita yang tidak ia kenal.
Arsen bersiap ingin ke kantor di dalam kamarnya ia tampak bigung memilih kemeja untuk ia pakai kerja, matanya masih menatap deretan kemeja yang tergantung di lemari.
Yolanda masuk.
“Kamu bisa gak? Ketuk dulu sebelum masuk!” Arsen membentaknya.
“Aku sudah mengetuk tapi Bapak yang tidak mendengar.”
“Alasan. Padahal kamu merasa dirimu sudah berhak di rumah ini,” ucapnya ketus.
Yolanda memilih diam, ia memilih fokus mendengar hearpon kecil yang menempel di kupingnya. Bawahannya memberi laporan atas pekerjaan mereka malam itu. Ia berjalam menuju jendela dan terus menyimak dan mendengar.
Ia tidak mendengar kalau Arsen juga marah dan mengeluarkan kata-kata makian dalam bahasa asing yang ia pikir Yolanda tidak tahu.
“Demikian laporan, Dan!” ujar lelaki yang bernama Krisna di ujung telepon. Lalu ia mematikannya. Yolanda berbalik badan .
“Apa perlu saya bantuin memilih?” tanya Yolanda dengan tulus, niatnya hanya ingin membantu.
Melihat perhatian Yolanda, Arsen bertambah kesal, ia melotot tajam pada sang istri.
“Kamu tidak gila, kan?”
“Ah. Tidak.”
“Kalau kamu tidak gila harusnya otakmu ini bepungsi. Jika aku sudah marah … itu artinya aku tidak suka kamu ada di sini,” ujar Arsen menunjuk kepala Yolanda dengan dengan kasar.
‘Ada apa dengan lelaki sombong ini?’ tanya Yolanda merasa sangat kesal.
“Dengar baik-baik. Bagiku kamu masih seorang pembantu tidak ada yang berubah jadi bersikaplah apa adanya. Jangan memaksakan dirimu untuk menjadi Nyonya dari keluarga ini. Walau aku sudah menikahimu kamu hanya istri pajangan.”
“Baiklah lakukan apa yang menurut bapak baik,” ucap Yolanda santai.
“Apa kamu bilang? Apa kamu meledekku?” tanya Arsen dengan tatapan tajam.
“Tidak apa, Pak saya hanya-”
“Dengar baik-bai, apa yang kamu lakukan tidak akan menarik rasa sempatiku padamu. Jadi berhenti sok peduli denganku,” ucap Arsen memegang leher Yolanda mendorong tubuh itu ke dinding menatap dalam ke manik berwarna coklat terang itu.
“Lihat saja aku akan mencari tahu siapa kamu dan apa yang kamu lakukan pada nenekku sampai harus memilih pembantu sepertimu menjadi istriku. Aku diam bukan berarti aku setuju, tetapi aku tidak ingin menolak Nenek. Lalu kenapa kamu setuju menikah denganku?” Arsen menatapnya dengan bringas, mencekiki leher Yolanda membuat wajah cantik itu menghitam karena kehilang pasokan ke paru-parunya. Kalau saja ia tidak dalam misi, mungkin Yolanda sudah mempelintir lalu mematahkan tangan itu. Tetapi saat ini ia harus bersikap sabar dan siap menerima semua itu dari Arsen lelaki yang baru kemarin jadi suaminya.
Arsen melepaskannya tangannya setelah melihat wanita itu nyaris mati.
Yolanda terbatuk-batuk setelah Arsen melepaskan tangan dan meninggalkannya begitu saja.
“Sialan nih lelaki. Kamu pikir sudah hebat apa dirimu. Akan aku beri kamu pelajaran.” Yolanda menuangkan satu gelas air dan meminumnya sampai tandas, tatapan matanya penuh kebencian melihat Arsen.
Bersambung
Kakak jangan lupa berikan dukungan kalian ya dengan cara like, komen dan berikan hadiah juga agar authornya bertambah semangat lagi terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Agna
semangat thor
2023-09-16
0
Ester
lanjut thoorr
2023-08-08
1