Pernikahan karena perjodohan atau lebih tepatnya pernikahan paksaanpun terlaksana, tidak ada kemeriahan di lakukan secara sederhana, ada banyak rahasia di keluarga Arsen semua dikerjakan secara tertutup. Bahkan Yolanda tidak mengetahui alasan Marina kenapa harus menikahkan Arsen dengannya, padahal ada banyak wanita cantik diluar sana yang siap melahirkan anak untuk sang cucu. Arsen juga punya kekasih yang cantik. Tetapi sekali lagi, sebagai anggota pasukan rahasia tidak diperbolehkan mempertanyakan alasannya.
Semuanya begitu singkat, keputusan pernikahan hanya satu malam. Pernikahan singkatpun terlaksana hanya diadakan di gereja kecil dan dihadiri anggota keluarga Arsen.
Semua keluarga bigung dengan rencana Marina. Tetapi mereka tidak ada yang berani bertanya apalagi membantah perintah Nyonya besar tersebut.
*
Saat malam pengantin tiba.
Yolanda duduk di sisi ranjang mencoba untuk bersikap tenang, walau ia dilatih menjadi wanita yang tangguh dan kuat. Tetapi ia tidak pernah berlatih mengenai malam pertama. Bahkan ini tugas pertama baginya melahirkan anak untuk klien. Sebagai wanita normal Yolanda sangat gugup ia beberapa kali bolak-balik ke kamar mandi dan menatap wajanya di pantulan kaca.
“Bagaimana melakukannya? Bagaimana kalau dia menolakku?”
Yolanda tidak bisa menghubungi siapapun karena apa yang ia lakukan tidak bisa bocor pada orang lain.
“Aku harus bertanya pada siapa?” Ia membasuh wajahnya dan membuang napas pendek-pendek dari mulutnya
Jika disuruh memilih antara berperang melawan musuh dan melakukan hubungan ranjang dengan pria yang dibenci, Yolanda akan memilih berperang sampai mati asalkan jangan ditempatkan dalam situasi sepertis saat itu. Saat sedang diam termenung di kamar mandi Arsen mengetuk pintu.
“Apa yang kamu lakukan di dalam sana?”
“Tunggu sebentar perutku mulas,” ucap Yolada mencari alasan.
Saat ia gugup setengah mati Arsen terlihat sangat santai, ia sudah berpengalaman tentang berbagai banyak gaya diranjang. Ia tersenyum licik melihat Yolanda gugup.
“Apa dia gugup?” tanya pria tampan itu sembari mengulum senyum licik.
“Kalau kamu tidak keluar , aku akan buang ampas di sini,” ancamnya mengetuk pintu kamar mandi.
Yolanda buru-buru mengusap wajahnya dengan handuk, lalu keluar. Sebagai wanita yang belum berpegalaman dalam urusan ranjang, wajar dia grogi . Saking gugupnya menghadapi malam pertama ia merasa jantungnya ingin copot dan melakukan banyak kesalahan, saat keluar dari kamar mandi kakinya terbentur sofa, tangannya tidak stabil saat memegang gelas, wajahnya memerah saat Arsen menatapnya, kelemahan Yolanda dijadikan Arsen untuk menyerang.
Setelah Arsen keluar dari kamar mand,i ia melirik Yolanda yang duduk di sisi ranjang menarik napas panjang.
‘Mari kita lihat seberapa beraninya kamu’ Arsen membatin.
Arsen membuka kancing kemeja yang dipakai, melihat hal itu Yolanda melirik dengan ripleks.
“Apa yang kamu pikirkan?” tanya Arsen.
“Siap! Tidak ada,” sahut Yolanda ripleks.
‘Astaga apa yang aku lakukan’ ini bukan sedang latihan tentara. Ini ibarat terjebak dalam perang’ ucap Yolanda dalam hati, ia ingin sekali membenturkan kepalanya ke dinding sampai pingsan agar ia bisa terlepas dari siksaan perasaan gugup itu.
“ Apa kamu ingin kita melakukan malam pertama?” tanya Arsen seperti pertanyaan jebakan.
Kalau ia menjawab iya, itu kesannya ia murahan, tetapi kalau menjawab tidak artinya ia mengabaikan tugas.
“Nenek kamu ingin kita punya anak.”
“Lalu?” tanyaArsen masih dengan tatapan yang mempesona.
“I-iya … begitu.” Yolanda tidak tahu harus mengatakan apa.
“Kamu cukup diam dan lihat apa yang akan aku lakukan padamu. Sepertinya dari awal kamu sudah tahu tentang perjodohan ini. Dari sikap kamu kemarin mencari perhatian padaku, saat itu aku sudah curiga kalau kamu ingin menikah denganku. Baiklah kita harus melakukannya dari mana?” tanya Arsen sembari mendekat.
Mendengar tuduhan itu, raut wajah Yolanda berubah, ia juga tidak ada niat sedikitpun untuk menikah dengan pria sombong seperti Arsen, bahkan ia tidak ada niat untuk menikah dengan siapapun.
“Kamu salah paham,” ucap Yolanda.
“Tidak usah menjelaskan apapun. Saya mau menikahimu karena saya tidak mau nenek merasa sedih, itulah caraku balas budi padanya. Bangun dari ranjangku, kamu tidur di sana, aku belum ada niat untuk melakukan, kita cari waktu yang lain.”
“Baiklah, selamat malam Pak Arsen” sahut Yolanda, ia menarik satu bantal dan tidur di sofa.
‘Baiklah mungkin untuk malam ini itu lebih baik’ Yolanda merasa legah.
Melihat sikap dingin Yolanda, Arsen sempat terdiam, tadinya ia berpikir wanita berambut sebahu itu akan protes. Tetapi Yolanda justru ia merasa bersyukur bisa lepas dari siksaan perasaan gugup di malam pertama.
‘Begitu aja tidak ada protes? Mana sikap berani kamu’ Arsen membatin, ia merebahkan tubuh diatas ranjang. Bahkan ranjang ukuran king size itu diberi taburan kelopak bunga mawar sebagai hadiah malam pertama.
Yolanda merebahkan tubuhnya diatas sofa lalu menarik selimut dan tidur, baginya mau itu tidur dimanapun tidak ada masalah, jangankan tidur di sofa. Tidur diatas aspal panaspun sudah ia alami saat pelatihan dulu.
Barus berapa menit, ia sudah tertidur pulas, bahkan mendengkur halus. Beda halnya dengan Arsen, ia justru tidak bisa tidur memikirkan pernikahannya. Ia terus bertanya dalam hati kenapa nenek memaksa untuk menikah dengan seorang pembantu. Lelaki blasteran itu gelisah bolak balik mengganti posisi tidur. Otaknya lelah berpikir tapi tidak mendapatkan jawaban, ia merasa haus dan berjalan menuju meja disamping sofa Yolanda. Saat tangannya ingin meraih gelas, tiba-tiba Yolanda bangun dengan gerakan cepat ia menarik lengan Arsen dan menjatuhkannya ke sofa, lalu menekan tubuhnya dengan gerakan mengunci, sebagai pasukan terlatih yang selalu berhadapan dengan bahaya ia punya indra pendengaran yang sangat tajam, saat ia mendengar suara gelas diangkat ia langsung terbangun.
“AAAK! Apa yang kamu lakukan?” tanya Arsen dengan kepala di tekan ke sofa.
Yolanda baru sadar kalau orang yang ia lumpuhkan itu bukan musuh, melainkan lelaki yang sudah menjadi status suami.
“Astaga Maaf, aku hanya riflek.”
“Apa kamu gila? Auh leherku.” Arsen memegang leher bagian belakangnya yang ditekan Yolanda.
“Tadi aku pikir orang jahat, maaf,” ujar Yolanda merasa bersalah.
“Penjahat apa? Kamu yang jadi penjahatnya di sini, sial,” ucapnya memaki Yolanda menggunakan bahas Jerman.
Badan Arsen terasa remuk dan pegal, bukan karena aktivitas malam pengantin, tetapi sakit sebab dipelintir Yolanda.
“Apa perlu aku urut?”
“Kamu …! Cukup diam dan jangan katakan apapun,” ujar Arsen mengarahkan jari telunjuknya ke arah Yolanda, ia berjalan keluar kamar sembari memegang lehernya yang sakit.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Agna
hahaha.. rasain Arsen
2023-09-16
0