Alina sudah memasuki area parkir restaurant. Alina mengambil ponsel dari dalam tasnya bermaksud untuk memberitahu Adit jika dia sudah sampai di tempat tujuan. Alina berjalan menuju pintu masuk, dia yang masih fokus dengan ponselnya, tanpa sengaja Alin menabrak seorang laki-laki.
Bruukk
Dengan reflek lelaki itu memegang lengan kiri Alina yang hampir terjatuh.
“Kau tidak apa-apa Nona?” tanya laki-laki itu pada Alina
“Saya tidak apa-apa Tuan, maaf saya tidak memperhatikan jalan.” Balas Alina yang merasa bersalah.
“Ada apa Rey?” terdengar suara lain dari belakang. “Hanya masalah kecil Tuan Muda,” jawab lelaki yang menabrak Alin.
“Saya permisi Nona lain kali kau harus berhati-hati” Rey yang tersenyum pada Alina.
“Ya silakan” jawab Alina dengan sopan.
Dua laki-laki itu berjalan melawati Alina, Alina menatap lekat laki-laki yang ada di belakang Rey tanpa berkedip dan mengalihkan pandangannya.
“Tampan sekali, kenapa bukan dia saja yang aku tabrak tadi” Alin bergumam dalam hati sambil tersenyum, ia sampai lupa apa tujuannya disana.
“Alina disini” Adit memanggil sambil melambaikan tangan.
“Nunggu lama ya kak?” tanya Alina
“Aku juga baru sampai Lin, ayo sini aku sudah reserve table buat kita”
Alina mengikuti Adit tanpa bertanya sambil melihat sekeliling restaurant yang nampaknya bukan restauran dengan harga makanan yang murah.
“Silakan duduk nona cantik,” tersenyum manis kepada Alina.
“Apaan sih kak, malu tahu” jawab Alin, rasa jantungnya berdebar mendengar kata-kata Adit.
“Kak kenapa harus kesini, sepertinya ini restaurant mahal” Karena Alina memang belum tahu seluk beluk keluarga Adit.
“Ada kau bersamaku, jika uangku kurang, kau yang aku jadikan jaminan disini” Adit tersenyum kepada Alina.
“Baiklah kalau itu yang membuat kakak senang,” seolah Alina tidak mau kalah dengan ejekan Adit.
Mereka melewati makan malam dengan penuh canda tawa, dan menambah kedekatan antara keduanya.
****
Ersin Cristian Melvano
“Tuan Muda apa ada tempat yang ingin anda datangi” Rey bertanya pada atasanya.
“Kita kembali ke rumah saja, tunggu berikan ponsel ku Rey” Ersin yang merasa ada sesuatu yang janggal seolah teringat akan sesuatu.
“ini tuan,” Rey memberikan ponsel kepada Ersin.
Dengan cepat Ersin mengaktifkan layar ponselnya. Memandangi wallpaper seorang anak perempuan berumur 5 tahun yang digendong anak laki-laki. Memperhatikan mata gadis kecil yang ada di foto itu , Ersin tersenyum bahagia.
“Kau kah itu gadis kecil?” Ersin bertanya-tanya dalam hatinya.
“Rey bisa kau selidiki gadis yang kau tabrak tadi, aku ingin tau tentang gadis itu secepatnya.”
“Baik Tuan,” jawab Rey.
“Ada apa dengan gadis itu dan siapa dia, kenapa Tuan Muda ingin tahu tentang dia” Rey berguman dalam hati, tapi tidak berani untuk menanyakan langsung.
Sesampainya di rumah Ersin tidak bisa lepas dari bayangan gadis yang selama ini dia cari. Ternyata gadis itu sudah tumbuh dewasa dengan sangat baik dan memiliki wajah yang cantik.
*****
Rumah Alina
Tok tok tok
“Alina” Ibu memanggil dari balik pintu.
“Iya bu, Alina baru saja sampai rumah,” jawab Alina.
“Gimana kencannya anak ibu lancar?” tanya Ibu yang merasa penasaran.
“Lancar jaya dong bu, hehe” jawab Alina dengan senang.
“Tapi inget nak harus dalam batas wajar jangan yang aneh-aneh dulu, ibu sama ayah tidak melarang kamu untuk berteman dengan teman laki-laki.” Nasehat ibu pada Alina.
“Iya bu, Alin selalu ingat kata-kata ibu dan ayah, tapi entah kenapa Alina belum bisa menjadi kekasihnya bu,” cerita Alina kepada ibunya.
“Loh kenapa nak, kurang apa dia?” tanya ibuk pada Alina.
“Kurang ajar bu.” Spontan Alina menjawab.
“Hah, ibu tidak mau anak ibu berhubungan dengan anak macam itu nak, sudah jauhin dia.” Tegur ibunya.
“Hahahha bercanda bu, ya Alin juga tidak tahu bu perasaan Alin bagaimana sama Adit”
“Kau ini ibu kan jadinya serius, oh jadi namanya Adit, berteman lah nak, saling mengenal dulu, nanti seiring berjalannya waktu kau akan bisa memutuskanya” sambil membelai rambut Alin.
“Benar bu?” tanya Alin meyakinkan lagi
“Hem tentu saja sayang, tidur lah besok kau harus bangun pagi”
“Malam bu, tidur yang nyenyak ya bu”
“Kau juga sayang”
Tiba-tiba Alin teringat dengan kejadian di depan restaurant dengan 2 laki-laki yang tampan itu.
“Semoga aku ketemu lagi dengan laki-laki itu, dan semoga dia yang aku tabrak bukan supirnya, ehh dia supirnya atau siapa, memang apa pentingnya dia siapa. Kenapa dia di panggil Tuan Muda, mungkin holang kaya hahaha, Sultan mah bebas”
Seperti biasa aktifitas yang dilakukan Alina setiap pagi, bangun pagi membersihkan diri dan bersiap-siap menuju ke kampus tentu saja harus sarapan dulu kalau tidak ibunya akan marah kalau Alina melewatkan sarapannya. Begitu juga dengan kedua orang tua Alina, Pak Abi yang berangkat ke sekolah bersama istrinya, yang diantarnya ke ruko. Sebenarnya Alina bisa saja memakai mobil ke kampus tapi karna dia tidak mau membuang-buang uang untuk membeli mobil tentu saja pemborosan baginya, dengan motor dia bisa lebih cepat ya hemat pastinya.
*****
Kampus Alin
Alin berjalan menuju kelasnya,sepanjang perjalan ia tidak melihat dua sahabatnya. Ada seorang perempuan yang menyapa Alina. Ia pun tidak mengenal perempuan itu.
“Hey, apa kau kekasihnya Adit?Aku Nisa temannya Adit” ucap perempuan itu, dengan cara bicara yang kurang sopan.
“Ada apa memangnya kalau aku pacarnya Adit?” balas Alin dengan nada jutek.
“Hem tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu hubungan kalian” jawab Nisa.
“Oh, aku tidak ada hubungan apapun dengan Adit, kami hanya sebatas teman, aku ada kelas permisi” ucap Alina dan berlalu meninggalkan Nisa.
“Dasar perempuan tidak ada sopan santunnya, bisa-bisanya Adit punya teman seperti dia.” Guman Alin dengan kesalnya.
Sampailah Alin di kelasnya, dua sahabatnya sudah duduk di tempat mereka segara Alin menghampiri Dinda dan Fitri.
“Yang habis kencan semalam gimana sudah jadian?” tanya Fitri dengan penasarannya.
“Iya Lin kau cerita dong, Adit pasti sudah menyatakan perasaannya iya kan?” Dinda tak kalah penasaranya
“Tidak ada yang seperti itu, kami hanya makan dan mengobrol itu saja.” Jawab Alina tersenyum.
“Tunggu aku mencium ada bau-bau kebohongan” Fitri mendekati Alin dengan hidungnya seolah-olah mencium sesuatu.
“Apa-apaan kau Fit, tanya sama Adit jika kau tidak percaya” Alin berdecak kesal.
“Hem iya iya aku percaya hehe,” saut Fitri.
“Sudah jangan ngobrol lagi itu dosennya sudah datang.” Ujar Dinda.
Mereka menghentikan acara rumpi rianya dan melewati pelajaran dengan bosan, karna dosen yang satu ini terkenal dosen killer. Dan pastinya waktu akan berjalan sangat lama.
hallo readers 😍
ini adalah novel pertama aku
mohon kritik dan sarannya
happy reading 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
BELVA
💞💞💞💞💞💞👍
2021-02-28
0
Syavira Vira
lanjut
2020-12-20
0
⚡⚡°~°Pisces^-^⚡⚡
Syuka kok thor....
2020-12-16
0