Bab 5. Diusir Dari Kampung

Setengah jam menunggu, Budi belum juga muncul. Berliana menjadi gelisah. Dia tidak mungkin meninggalkan Nicole sendirian di rumah sakit terlalu lama.

Dari jauh Berliana melihat seorang pria mendekatinya. Wanita itu tersenyum, karena mengenalnya sebagai asisten mandor.

"Maaf, Bu. Bapak Budi minta ibu langsung saja masuk ke kantor. Beliau menunggu Ibu di sana," ucap Pria itu.

"Baik, Pak. Terima kasih," ucap Berliana.

Setelah itu, pria yang tadi pergi masuk ke kebun. Berliana berjalan menuju kantor Pak Budi yang berada sekitar 200 meter. Dia melangkah dengan cepat. Agar bisa segera kembali ke rumah sakit.

Saat berada di depan kantor, Berliana mengetuk pintu. Terdengar langkah kaki mendekat. Pak Budi muncul di balik pintu.

"Masuklah, aku akan jelaskan berapa uang yang harus kamu terima," ucap Budi.

Dengan ragu, Berliana masuk. Baru kali ini dia berada di kantor Pak Budi. Jarang pekerja kebun yang masuk ke sana.

"Duduklah, coba kamu lihat rincian uang yang harus kamu terima," ujar Budi. Dia mengulurkan buku rincian keuangan.

Berliana membaca tulisan itu. Dia tersenyum setelah membaca semuanya. Wanita itu mengucapkan syukur, karena yakin uangnya cukup untuk biaya pengobatan Nicole kali ini. Dia tidak perlu mencari pinjaman lagi.

"Aku rasa semua telah sesuai, Pak," ucap Berliana.

"Baiklah, jika kamu menyetujui dan tidak ada yang salah dengan upahmu itu."

Budi lalu mengambil uang sejumlah yang tertera di buku. Dia meminta Berliana untuk menandatangani surat tanda bukti jika dia telah menerima sejumlah uang.

"Terima kasih, Pak. Ini sangat membantu untuk pengobatan Nicole," ucap Berliana. Dia lalu memasukan uang ke dalam tas sandangnya.

Budi lalu bangun dari duduknya. Berdiri di dekat Berliana. Sangat dekat, membuat wanita itu sedikit risih.

"Apa kamu tidak ingin mencari ayah untuk Nicole?" tanya Pak Budi. Matanya menatap tajam ke arah Berliana. Wanita itu menjadi takut melihat tatapan yang kurang bersahabat dari pria dihadapannya.

"Untuk saat ini saya belum memikirkan itu, Pak," jawab Berliana pelan.

Pak Budi lalu duduk di atas meja, tepat dekat wajah Berliana. Dia lalu memundurkan kirinya agar tidak bersentuhan dengan pria itu. Melihat sikap Berliana yang seperti ketakutan itu, Budi tersenyum.

"Kenapa mundur? Apa kamu takut denganku?" tanya Budi.

Berliana tidak menjawab. Dia hanya menunduk. Wanita itu bangun dari duduknya. Ingin segera pamit. Dia tidak suka dengan situasi saat ini.

"Maaf, Pak. Saya rasa tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi. Saya harus pamit, Nicole sendirian di rumah sakit," ucap Berliana.

Baru saja kakinya ingin melangkah, tubuhnya dipeluk erat dari belakang. Hal itu tentu saja membuat Berliana terkejut. Dia lalu mencoba melepaskan pelukan itu dengan menendang kaki Budi. Usahanya berhasil, Budi melepaskan pelukannya. Beruntung dia pernah belajar bela diri sebelum masuk kepolisian dulunya.

Budi tampak menahan sakit. Wajahnya merah menahan amarah. Rahangnya mengeras.

"Bapak jangan coba-coba kurang ajar, aku bisa melaporkan Bapak!" ancam Berliana.

Bukannya takut mendengar ancaman Berliana, pria itu justru tertawa. Dia berkacak pinggang menatap tajam ke arah wanita itu.

"Jangan sok suci! Semua penduduk sini juga tahu, jika kamu itu dipecat dari polisi karena hamil di luar nikah. Makanya Nicole itu penyakitan karena dia hanyalah anak haram!" ucap Budi dengan penuh emosi.

Berliana tidak bisa menerima ucapan Budi yang mengatakan Nicole anaknya. Dadanya terasa sesak. Dia menarik napas, sebelum mengangkat tangan dan menampar pipi Budi dengan keras. Pria itu tampak terkejut dengan apa yang Berliana lakukan.

"Dasar wanita murahan! Beraninya kau menamparku!" ucap Budi dengan emosi. Dia telah lama menyukai Berliana, tapi selalu di tolak. Kali ini bahkan ditampar. Hal itu membuat darahnya ingin meledak.

"Kau boleh saja menghinaku, tapi tidak dengan anakku!" ucap Berliana. Darahnya juga mendidih mendengar ucapan pria itu.

Tangan Budi mengacung ke atas, ingin menampar wanita itu, tapi ditangkis Berliana. Dia mencengkeram pergelangan tangan Budi dengan keras.

Budi yang tidak terima itu, lalu berteriak. Hal yang tidak pernah di duga sama sekali oleh Berliana.

"Dasar wanita gila, kau ingin merayuku. Kau sengaja datang hanya untuk menggoda," ucap Budi dengan suara sangat keras.

Beberapa orang yang berada di luar kantor, terdengar mendekat setelah mendengar suara teriakan Budi. Tampak Pak Budi tersenyum setelah mengucapkan itu. Dia lalu dengan cepat manarik baju Berliana dari depan sehingga sobek. Wanita itu berusaha menutup dengan kedua tangannya.

"Andi, tolong bawa wanita gila ini keluar!" teriak Budi lagi.

Seorang pria masuk, diikuti beberapa yang lain, termasuk ibu-ibu pekerja kebun. Mereka ingin beristirahat. Mendengar suara ribut, jadinya mendekat.

"Kebetulan kalian semua ada di sini! Lihatlah wanita j*lang ini! Dia mencoba merayuku dengan membuka pakaiannya," ucap Budi.

Salah seorang ibu-ibu maju, menatap tajam ke arah Berliana. Membuka tangannya yang menutup dada karena baju yang sobek.

"Dasar wanita ja*lang, dari awal kedatangan kamu dan hamil tanpa suami, kami telah curiga jika kamu itu bukan wanita baik. Pantas saja pihak instansi memecatmu! Sekarang kau pergi dari kampung kami. Jangan cemari kampung ini lagi!" teriak ibu itu.

Ibu-ibu yang lain ikut-ikutan mencaci maki Berliana. Wanita itu tidak mendengar dengan jelas karena banyaknya suara. Tubuhnya di dorong keluar ruangan dengan keras, hingga tersungkur ke tanah.

"Cepat kamu pergi dari desa kami. Jangan pernah menginjakan kakimu lagi. Bawa barang-barangmu. Jika masih ada yang tersisa akan kami bakar. Kami tidak mau desa ini menjadi sial karena ada wanita penggoda seperti kamu!" ucap salah seorang wanita yang lain.

"Bukan saja dia yang akan membawa sial, tapi anak haramnya itu juga akan membuat mala petaka di desa ini. Aku sudah lama ingin mengingatkan ini, tapi masih ada rasa kasihan dengannya," ucap ibu yang lain lagi.

Semakin lama tempat itu makin ramai. Semua pada bersuara mencaci maki Berliana. Wanita itu tidak bisa membela diri lagi.

Namun, dia berusaha berdiri. Menatap tajam pada Budi yang tersenyum licik.

"Aku bersumpah demi Allah, tidak pernah menggoda Pak Budi. Jika aku hamil di luar nikah itu hanya karena musibah. Kalian bisa menghinaku, tapi tidak dengan anakku. Aku akan pergi dari kampung ini jika itu memang yang kalian inginkan. Semoga kamu puas Pak Budi. Hanya Tuhan yang tahu apa yang kau lakukan padaku!" ucap Berliana dengan suara penuh penekanan.

Dia melangkah perlahan meninggalkan kerumunan warga di depan kantor ini. Air matanya tumpah membasahi pipi. Tidak menyangka akan mendapat cobaan lagi.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Abie Mas

Abie Mas

kasian kali berliana

2023-09-15

0

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾

mau di jelaskan sekeras apapun juga kalau yang di lihat orang-orang seperti itu ya tetap gak akan cukup, lebih baik diam saja

2023-09-14

2

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

sabar ya beeliana..pasti akan ada kebahagiasn menghampiri ksmu

2023-08-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awal Pertemuan
2 Bab 2. Menikah
3 Bab 3. Positif
4 Bab 4. Di Rumah Sakit
5 Bab 5. Diusir Dari Kampung
6 Bab 6. Pindah Ke Kota
7 Bab 7. Ingin Membeli Ayah
8 Bab 8. Ke Rumah Tahanan
9 Bab 9. Melamar Pekerjaan
10 Bab 10. Nicole Savita Aqilla
11 Bab 11. Bertemu
12 Bab 12. Nicole Sakit
13 Bab 13. Ke Rumah Sakit
14 Bab 14. Kamar Rawat Inap
15 Bab 15. Aku Anak Kuat
16 Bab 16. Pindah Ke Apartemen
17 Bab 17. Nicole dan Gabriel
18 Bab 18. Aku Bukan Pengasuh
19 Bab 19. Tessa dan Gabriel
20 Bab 20. Jangan Mencurigai Aku!
21 Bab 21. Di Apartemen
22 Bab 22. Ulang Tahun Gabriel
23 Bab 23. Apartemen Tessa
24 Bab 24. Jam Tangan
25 Bab 25. Ke Rumah Sakit
26 Bab 26. Menikahlah Denganku!
27 Bab 27. Persiapan Pernikahan Gabriel dan Berliana
28 Bab 28. Pernikahan
29 Bab 29. Ternyata Suhu Juga
30 Bab 30. Rencana Bulan Madu
31 Bab 31. Bulan Madu
32 Bab 32. Kemarahan Tessa
33 Bab 33. Apartemen Gabriel
34 Bab 34. Maafkan Aku
35 Bab 35. Jangan Sentuh Istriku!
36 Bab 36. Ke rumah Orang Tua Tessa
37 Bab 37. Rumah Orang Tua Tessa
38 Bab 38. Liburan
39 Bab 39. Positif
40 Bab 40. Bertengkar Dengan Tessa
41 Bab 41. Gabriel dan Tessa
42 Bab 42. Bertemu Tessa
43 Bab 43. Hukuman
44 Bab 44. Di Hotel
45 Bab 45. Tessa di Sekolah Nicole
46 Bab 46. Masakan Gabriel
47 Bab 47. Menemani Mandi
48 Bab 48. Kontrol Kandungan
49 Bab 49. Jenis Kelamin Bayi
50 Bab 50. Pembunuh Meri
51 Bab 51. Ulang Tahun Nicole
52 Bab 52. Kolam Renang
53 Bab 53. Berliana Sakit
54 Bab 54. Menjelang Persalinan
55 Bab 55. Persalinan
56 Bab 56. Baby Boy
57 Bab 57. Perawatan Nicole
58 Bab 58. Beryl Hamizan Rabbani.
59 Bab 59 S2. Pulang Ke Rumah
60 Bab 60 S2. Ruang Operasi
61 Bab 61. Pemakaman Tessa
62 Bab 62. Aqiqah
63 Bab 63. Liburan Berakhir
64 Novel HIJRAH ITU CINTA
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab 1. Awal Pertemuan
2
Bab 2. Menikah
3
Bab 3. Positif
4
Bab 4. Di Rumah Sakit
5
Bab 5. Diusir Dari Kampung
6
Bab 6. Pindah Ke Kota
7
Bab 7. Ingin Membeli Ayah
8
Bab 8. Ke Rumah Tahanan
9
Bab 9. Melamar Pekerjaan
10
Bab 10. Nicole Savita Aqilla
11
Bab 11. Bertemu
12
Bab 12. Nicole Sakit
13
Bab 13. Ke Rumah Sakit
14
Bab 14. Kamar Rawat Inap
15
Bab 15. Aku Anak Kuat
16
Bab 16. Pindah Ke Apartemen
17
Bab 17. Nicole dan Gabriel
18
Bab 18. Aku Bukan Pengasuh
19
Bab 19. Tessa dan Gabriel
20
Bab 20. Jangan Mencurigai Aku!
21
Bab 21. Di Apartemen
22
Bab 22. Ulang Tahun Gabriel
23
Bab 23. Apartemen Tessa
24
Bab 24. Jam Tangan
25
Bab 25. Ke Rumah Sakit
26
Bab 26. Menikahlah Denganku!
27
Bab 27. Persiapan Pernikahan Gabriel dan Berliana
28
Bab 28. Pernikahan
29
Bab 29. Ternyata Suhu Juga
30
Bab 30. Rencana Bulan Madu
31
Bab 31. Bulan Madu
32
Bab 32. Kemarahan Tessa
33
Bab 33. Apartemen Gabriel
34
Bab 34. Maafkan Aku
35
Bab 35. Jangan Sentuh Istriku!
36
Bab 36. Ke rumah Orang Tua Tessa
37
Bab 37. Rumah Orang Tua Tessa
38
Bab 38. Liburan
39
Bab 39. Positif
40
Bab 40. Bertengkar Dengan Tessa
41
Bab 41. Gabriel dan Tessa
42
Bab 42. Bertemu Tessa
43
Bab 43. Hukuman
44
Bab 44. Di Hotel
45
Bab 45. Tessa di Sekolah Nicole
46
Bab 46. Masakan Gabriel
47
Bab 47. Menemani Mandi
48
Bab 48. Kontrol Kandungan
49
Bab 49. Jenis Kelamin Bayi
50
Bab 50. Pembunuh Meri
51
Bab 51. Ulang Tahun Nicole
52
Bab 52. Kolam Renang
53
Bab 53. Berliana Sakit
54
Bab 54. Menjelang Persalinan
55
Bab 55. Persalinan
56
Bab 56. Baby Boy
57
Bab 57. Perawatan Nicole
58
Bab 58. Beryl Hamizan Rabbani.
59
Bab 59 S2. Pulang Ke Rumah
60
Bab 60 S2. Ruang Operasi
61
Bab 61. Pemakaman Tessa
62
Bab 62. Aqiqah
63
Bab 63. Liburan Berakhir
64
Novel HIJRAH ITU CINTA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!