Gabriel memandang tajam pada Berliana, bibirnya tampak bergetar, rahangnya mengeras. Di matanya terlihat amarah yang membara, membuat wanita itu merasa takut.
"Aku memang jahat, tapi apa yang kau buat ini lebih jahat. Aku yang bersalah, kenapa hatiku yang kau hukum?" tanya Gabriel dengan mata tajam menatap ke arah Berliana.
Kedua pasangan itu saling menatap, seakan mencoba menembus batas-batas kebohongan dan kebenaran. Suasana menjadi mencekam, namun Gabriel yang marah menolak untuk mengalah.
"SEENGGAKNYA GUE HANYA PENJAHAT BUKAN PENGKHIANAT SEPERTI LO! YANG MENJADIKAN CINTA SEBAGAI MAINAN," ucap Gabriel dengan menahan amarah yang berkecamuk di hatinya.
Namun, Berliana hanya terdiam, tidak berani mengucapkan apa-apa. Seeorang dari mereka harus memberikan kata penutup, karena keheningan itu semakin membunuh suasana.
"Aku harap kau tidak akan pernah menyesal karena telah menipuku dengan cintamu ini. Aku tidak akan pernah melupakan saat ini. Aku harap kau juga tidak akan menyesal nantinya!" ucap Gabriel dengan penuh penekanan.
Saat polisi ingin mendekatinya, Gabriel mencoba melarikan diri, sehingga sebuah timah panas menembus kaki pria itu. Dia tersungkur ke lantai menahan rasa sakit. Darah segar mengucur dari kakinya.
Berliana merasa sesak di dada. Dia mendekati Gabriel, ingin menolong pria itu berdiri. Namun, tangannya di tepis.
"Jangan pura-pura baik! Bukankah ini yang kau inginkan!" ucap Gabriel dengan suara tegas.
"Maafkan, aku," ucap Berliana dengan lirih.
"Salah satu hal yang paling kutakutkan di dunia ini adalah dibohongi. Sebab aku tahu saat dibohongi oleh seseorang, berarti sebelumnya aku sudah memberikan beberapa kepercayaanku padanya. Saat aku tahu bahwa faktanya apa yang aku terima berbeda dengan apa yang diucapkannya, maka saat itulah rasanya sulit meyakinkan diriku untuk percaya lagi," ucap Gabriel sambil menahan rasa sakit di kaki.
"Cepat berdiri!" ucap seorang dari polisi itu. Dengan menahan sakit Gabriel berdiri. Ekornya ditendang agar berjalan cepat menuju mobil tahanan.
Sebelum masuk ke mobil tahanan, Gabriel membalikan tubuhnya. Pandangan kedua orang itu bertemu. Tampak sekali pancaran dendam dari wajah pria itu. Berliana menunduk, tidak sanggup menatapnya.
Berliana masuk, mengintip dari jendela yang ada diruangan tempat biasanya berlangsung pernikahan. Air mata tumpah membasahi pipi wanita itu. Baru kali ini dia menangisi seorang penjahat.
Setelah mobil tahanan itu pergi. Barulah Berliana pergi melanjutkan langkah kakinya. Sampai di kost, dia langsung membereskan semua barang miliknya. Wanita itu harus kembali ke kota tempat dia biasa bertugas.
***
Sampai di kota tempatnya bertugas, Berliana kembali pada kegiatan rutinnya. Bertugas di salah satu Polsek. Awalnya dia selalu teringat Gabriel. Ada rasa bersalah melihat pandangan mata pria itu yang seperti terluka saat tahu dirinya hanya di jebak.
Satu bulan berlalu, Berliana merasa ada perubahan pada dirinya. Dia merasa tubuhnya mudah lelah dan sering pusing. Namun, dia tetap harus bekerja.
Pagi senin ini semua anggota mengadakan upacara bendera. Berliana yang merasa kepalanya pusing, tetap memaksakan diri untuk upacara.
Lima belas menit berlalu, saat upacara bendera hampir selesai, Berliana akhirnya pingsan. Rekan kerjanya membawa ke ruang kesehatan.
Salah satu dokter memeriksa kesehatan Berliana. Mengambil sampel darah. Saat wanita itu sadar, dia merasa kepalanya makin terasa pusing.
Dokter yang berjaga di klinik membawa hasil laboratorium yang di ambil dari sampel darahnya. Dia memandangi wajah Berliana dengan intens.
"Kapan terakhir kali Anda datang bulan?" tanya Dokter wanita yang bernama Santi itu.
"Kenapa Dokter tanyakan itu?" Bukannya menjawab pertanyaan dokter itu, Berliana justru balik bertanya.
Dokter itu kembali menatap Berliana dengan wajah yang tampak menyelidik. Wanita itu menjadi heran dan bertanya.
"Katakan saja, Dokter. Saya sakit apa?" tanya Berliana lagi.
"Kamu bukannya sakit, tapi saat ini sedang hamil!" ucap Dokter itu tegas.
"Hamil ...?" tanya Berliana kaget. Dia tidak menyangka akan berbadan dua. Wanita itu langsung teringat Gabriel. Hanya dengan pria itu dia pernah berhubungan.
Dia telah melaporkan hasil laboratorium pada atasan. Saat ini atasan mereka meminta Berliana untuk menghadap.
"Selamat siang, Pak!" ucap Berliana saat memasuki ruang kerja atasannya.
"Silakan duduk!" ucapnya dengan suara tegas.
Berliana duduk dengan rasa gugup. Dia tahu apa yang akan diterima sebagai hukuman karena melanggar aturan dan sangat memalukan instansi tempatnya bekerja.
"Kamu tahu kenapa dipanggil?" tanya Atasannya itu.
"Tahu, Pak! Karena saya hamil di luar nikah." Berliana menjawab dengan tegas.
"Kamu tahu konsekuensi atas perbuatanmu ini?" tanya pria itu lagi.
"Tahu, Pak!" jawab Berliana dengan suara jelas dan tegas.
Setelah bicara dengan atasannya, Berliana langsung pulang. Mulai hari ini dia langsung non aktif. Dengan perasaan sedih, wanita itu kembali ke kontrakan. Atasannya Berliana mengatakan jika pemecatan dirinya secara tidak hormat akan dilaksanakan minggu depan.
Setelah upacara pemecatan dirinya, Berliana bermaksud akan kembali ke desa tempat dia dilahirkan. Ada peninggalan rumah orang tuanya di desa itu.
Berliana merasa sangat bersalah dengan kedua orang tuanya. Dengan susah payah mereka berjuang menjadikan dirinya seorang polisi, dan dia melakukan kesalahan hingga akhirnya di pecat.
***
Lima tahun telah berlalu. Putri mungil Berliana tumbuh makin besar dan cantik. Wajahnya begitu mirip dengan Gabriel. Yang membuat Berliana sangat kuatir karena putrinya itu sering sakit dan mimisan.
Hingga suatu hari suhu tubuh putrinya yang diberi nama Nicole Adelina, sangatlah tinggi. Berliana membawanya ke puskesmas, tapi petugas kesehatan itu memberikan rujukan kepadanya untuk di bawa ke rumah sakit.
Dengan menggunakan ambulans puskesmas Nicole di bawa ke rumah sakit. Hari itu juga dia harus di rawat karena suhu tubuhnya masih sangat tinggi.
Nicole menjalani beberapa prosedur untuk mengetahui penyakit apa yang sedang anak itu derita. Berliana sebagai ibunya sangat cemas dan kuatir.
Setelah dua hari di rawat, Dokter akhirnya dapat mengetahui penyakit apa yang sedang di derita Nicole. Dokter memanggil Berliana ke ruangannya.
Dokter akhirnya mengatakan sakit yang Nicole idap saat ini. Berliana tak pernah menduga bahwa anaknya, Nicole, akan terkena penyakit kanker darah. Nicole adalah anak kecil yang ceria, penuh energi, dan selalu aktif dalam berbagai kegiatan. Namun, semua itu berubah ketika tiba-tiba dia mengeluhkan sakit pada tubuhnya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
HRS CANGKOK SUMSUM TULANG BELAKANG AYAH KANDUNGNYA, SDGKN GABRIEL DIPENJARA..
2023-09-26
2
Abie Mas
kasian anaknya kanker darah
2023-09-15
0
◡̈⃝︎➤N୧⃝🆖LU⃝SI✰◡̈⃝︎👾
hm semoga cepat sembuh ya Nicole
2023-09-11
0