MENGANDUNG BENIH BURONAN
"Aku ingin kamu mendekati seorang buronan. Dia tersangka pembunuhan seorang anak pejabat. Terserah bagaimana cara kamu melakukannya!" perintah atasan Berliana.
Berliana tidak bisa menolak perintah atasannya untuk menyamar dan menangkap buronan itu. Saat ini kakinya sedang melangkah menuju sebuah klub.
Udara dingin begitu terasa di kota malam hari ini. Semakin terasa dingin karena dari pagi hingga malam menjelang hujan mengguyur kota. Jam telah menunjukan pukul satu dini hari. Rumah-rumah di kota itu tampak telah sunyi dan gelap. Mungkin para penghuninya telah beranjak tidur. Mengisi energi yang akan digunakan keesokan hari.
Suasana berbeda tampak di sebuah klub malam. Di sana suasana akan semakin meriah dan gemuruh jika hari menjelang subuh. Orang-orang semakin banyak datang berkunjung.
Di lantai dansa dan tempat-tempat duduk mewah banyak terlihat pasangan manusia. Entah mereka pasangan suami istri, sepasang kekasih atau hanya sekedar pasangan selingkuh.
Lampu yang semakin meremang di area tempat duduk tampak kontras dengan cahaya yang bersahutan yang sangat menyilaukan mata di lantai dansa. Suara musik juga terdengar sangat keras berdentam, seolah menguji gendang telinga mereka yang di sana.
Malam minggu membuat suasana di klub tampak semakin ramai tidak terkendali. Para bartender tampak sibuk melayani pengunjung yang meminta jamuan minuman beralkohol di klub malam itu. Para wanita yang berpakaian seksi tampak mulai mencari mangsanya.
Berliana memasuki arena dansa dengan percaya diri. Dia telah mengetahui jika mangsanya ada di tempat ini. Sambil menggoyangkan pinggulnya, mata wanita itu liar menatap ke sekeliling.
Saat matanya melihat sosok yang dicari, Berliana lalu berhenti menari. Dia pura-pura berjalan sempoyongan dan menabrak pria itu. Tubuhnya dipeluk si pria agar tidak jatuh.
"Maaf, Mas. Kepalaku pusing, tidak melihat ada orang," ucap Berliana dengan suara yang agak keras agar dapat di dengar lawan bicaranya.
"Sebaiknya kamu duduk," jawab pria itu dengan suara datar. Dia membantu Berliana duduk. Menatap wajah wanita itu dengan intens.
Berliana berusaha tersenyum sewajarnya, agar pria itu tidak curiga dengannya. Pria itu memberikan air minum untuk Berliana. Namun, dia menolaknya.
"Aku tak minum alkohol," tolak Berliana saat melihat apa yang pria itu berikan.
"Tidak minum alkohol tapi main ke tempat seperti ini?" tanya pria itu.
"Aku datang hanya untuk menghilangkan stres. Boleh aku tahu nama kamu?" tanya Berliana. Dia mengulurkan tangan dan menyebut namanya.
"Gabriel ...," ucap pria itu menyebut namanya.
Berliana memandangi wajah Gabriel dengan intens. Jika dilihat dari wajah dan sikapnya tidak akan ada yang menduga jika dia seorang buronan. Saat Berliana ditugaskan untuk menangkapnya, dia juga hampir tak percaya ketika atasan memperlihatkan foto pria itu.
"Kalau begitu minum air mineral ini saja." Gabriel menyodorkan sebotol air mineral.
Berliana hanya melihat, dia masih ragu untuk menerimanya. Namun, melihat air mineral itu masih bersegel akhirnya dia menerimanya. Wanita itu lalu meneguk air mineral itu hingga tersisa separuh.
Berliana mencoba mendekati pria itu dengan mengajaknya mengobrol. Dia ingin Gabriel mempercayai dirinya, sehingga itu akan memudahkan untuk menangkapnya.
Sebagai seorang polisi wanita yang ditugaskan menyamar dan menangkap Gabriel, wanita itu awalnya ragu.
Setelah beberapa menit, Berliana mulai merasakan efek obat itu. Tiba-tiba dia merasa gairahnya meningkat dan seluruh tubuhnya terasa terbakar. Dia memulai pertanyaan dengan nada berbeda.
"Pria tampan seperti kamu pasti tidak kesepian, ya?" tanya Berliana dengan senyum genit.
Pria itu tersenyum lebar. "Kamu benar, saya memang tidak kesepian. Tapi denganmu, saya merasa lebih bahagia," ujar Gabriel.
"Kamu bisa mengajakku berdansa, kan?" Berliana lalu menyodorkan tangannya dengan perasaan bernafsu.
Pria itu menggandeng tangan Berliana dan membawanya ke ruang dansa. Mereka mulai menari dan perasaan wanita itu semakin memuncak. Dia ingin melakukan hal-hal yang tidak pantas di tempat umum.
Saat pria itu mencium Berliana, dia merasa terlena. Dia tidak sadar bahwa telah menjadi korban obat perangsang yang membuatnya kehilangan kendali. Gabriel sebenarnya juga tidak tahu jika dalam air mineral telah dicampur obat.
"Apa kita beristirahat ke kamar saja," bisik Gabriel. Berliana yang telah terpengaruh obat, langsung menganggukan kepalanya. Tubuhnya akan terasa lebih enak jika mendapat sentuhan.
Gabriel lalu membawa Berliana menuju sebuah kamar hotel yang berada di lantai atas klub. Pria itu mengira dia pastilah salah satu wanita penghibur di klub ini. Tidak ada kecurigaan baginya dengan sikap wanita itu.
Sampai di kamar, Gabriel dan Berliana berbaring. Wanita itu tanpa di minta membuka satu persatu kain yang melekat ditubuhnya. Rasa panas dari dalam badan membuat dia melakukan itu.
Gabriel yang melihat Berliana telah polos juga melakukan hal sama. Dia melucuti seluruh baju yang ada ditubuhnya. Setelah itu naik ke atas ranjang. Pria itu melakukan pemanasan sebelum akhirnya mencoba memasuki inti tubuh Berliana.
Saat akan mencoba membobol, sadarlah Gabriel jika wanita itu masih perawan. Dia menghentikan kegiatannya sejenak.
"Kamu masih perawan?" tanya Gabriel. Berliana menjawab dengan menganggukan kepalanya.
"Apa kamu yakin akan melakukan ini denganku? Tidak akan menyesal?" tanya Gabriel lagi.
Kembali Berliana menganggukan kepalanya sebagai jawaban. "Teruskan saja, Bang. Aku sudah tidak tahan," ucap Berliana dengan tubuh yang mulai gemetar.
Melihat reaksi Berliana, Gabriel dapat mengambil kesimpulan jika wanita ini dalam pengaruh obat perangsang. Jika dia tidak menolongnya, bisa berakibat buruk juga bagi kesehatan sang wanita.
Gabriel akhirnya mencoba membobol perawan Berliana. Dia mulai mendekatkan miliknya ke inti tubuh Berliana. Baru mencoba memasuki terdengar ringisan kesakitan dari mulut wanita itu, sehingga pria itu menghentikannya.
"Sakit ...?" tanya Gabriel.
"Sedikit, kamu lanjutkan saja. Aku sudah tidak tahan," jawab Berliana.
"Jika sakit kamu bisa mencakar atau menggigit bahuku, jangan kamu tahan sendiri," ucap Gabriel dengan lembut. Entah mengapa, walau baru bertemu pria itu telah langsung tertarik dengan Berliana.
Gabriel kembali mencoba membobol pertahanan Berliana. Kembali wanita itu merasakan sakit. Dia lalu menggigit bahu pria itu. Ketiga kali mencoba masih gagal.
"Kita coba besok saja," ucap Gabriel. akhirnya.
"Teruskan saja, Bang. Aku juga telah terlanjur merasakan sakit. Aku sudah tidak bisa menahannya," ucap Berliana, semua itu memang karena pengaruh obat.
Akhirnya Gabriel setuju, dan mencoba lagi, akhirnya dia berhasil membobolnya. Berliana menjerit tertahan. Dia menggigit selimut menahan rasa sakit. Gabriel merasakan ngilu juga saat pertama memasuki. Melihat air mata wanitanya, pria itu mengecup mata dan mengecup bibirnya. Setelah melihat dia kembali tenang barulah Gabriel ingin memulai lagi menggoyangkan miliknya.
Lalu Gabriel menatap Berliana dengan binar mata teduh. Jemarinya menyentuh lembut wajah wanita itu. Seolah dia meminta persetujuan untuk memulai lagi hubungan. Anggukan kecil dari wanita itu sebagai bukti atas jawaban yang diberikan.
Entah siapa yang memulai terlebih dahulu. Kini dua tubuh itu telah kembali menyatu dalam kehangatan. Berbagi apa yang seharusnya dibagi oleh dua insan yang telah sah dalam ikatan pernikahan. Mengalir lah banyak rasa kala tatap mereka ditengah pergulatan mereka.
Tiga puluh menit berlalu akhirnya Gabriel dan Berliana mencapai puncaknya. Dia menanamkan benih di rahim wanita itu. Gabriel turun dari tubuhnya. Memeluk pinggang Berliana.
Mereka berdua terlelap, padahal belum membersihkan tubuh. Saat jam menunjukkan pukul tiga, Berliana tersadar. Menyadari dirinya berada di ranjang berdua dengan buronan dalam keadaan telanjang membuat dia syok.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
aira aira
yey
2024-01-22
0
Dini Lestari
nyimak dulu mom..😍😍😍
2023-10-03
0
nyaks 💜
Bru mampir maRen
2023-09-26
1