Hari sudah semakin sore, safira merapikan alat potong rumput ke tempat semula.
Gadis itu masuk ke dalam rumah dan melihat genta sedang menonton tv sendirian.
Safira mengangkat bahunya acuh dan masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil tas.
Safira berjalan keluar kamar dan mendekati genta yang masih di posisi semula.
"kak genta, aku pulang dulu ya soalnya udh sore." pamit safira sopan dan hanya dibalas deheman oleh cowo itu.
Safira tersenyum kaku dan berjalan ke luar rumah, gadis itu tersenyum ketika mengingat neneknya di rumah.
Seharian ini safira sibuk dengan kegiatannya sampai ia lupa dengan neneknya.
Karena jarak antara rumah safira dan rumah genta tidak terlalu jauh, gadis itu memutuskan untuk berjalan kaki.
"assalamualaikum," ucap safira ketika membuka pintu rumahnya.
"nenek," panggil safira.
Gadis itu masuk dan mulai mencari keberadaan neneknya berada.
"nenek disini safira," ucap seseorang dari kamar belakang.
"assalamualaikum nek, safira pulang. Nenek udah makan kan? Ada yang sakit lagi?" tanya safira beruntun.
Ami tersenyum melihat kecemasan di wajah cucu kesayangannya itu.
"nenek tidak papa safira, mending sekarang kamu mandi dan istirahat ya." ucap Ami sembari mengelus rambut safira.
"yaudah kalo gitu safira mandi dulu ya nek,"
Ami melihat safira yang keluar dari kamarnya, gadis itu yang selalu merawatnya dari dulu.
Safira gadis yang mandiri dan rendah hati, Ami bahkan tidak pernah mendengar keluh kesah safira, gadis itu selalu tersenyum dan menyayanginya.
SKIP!
Malam ini safira berniat untuk mengerjakan PR nya, gadis itu sangat bersemangat dan dengan teliti menjawab semua pertanyaan dengan cepat.
Setelah semuanya siap, safira memutuskan untuk tidur dan mengistirahatkan badannya yang terasa pegal karena bekerja seharian.
🌸🌸🌸
Pagi ini seorang gadis sedang bersiap-siap dengan seragam sekolahnya.
Gadis itu dengan telaten memasakan makanan untuk neneknya dan pamit untuk berangkat ke sekolah.
Jam sudah masih menunjukan pukul 05.30 wib, namun safira sudah berjalan menuju rumah genta.
Gadis itu bersenandung kecil sembari melihat jalanan kota yang masih sepi karena masih pagi.
Udara dingin juga menerobos masuk ke dalam tubuhnya membuatnya terasa dingin.
Sampai di rumah genta, safira mulai mengambil bahan-bahan makanan di dapur dan mulai membuat sarapan.
Gadis itu dengan telaten memasukan semua sayur ke dalam wajan yang berisi air mendidih.
Tap..
Tap..
Suara langkah kaki terdengar semakin dekat, gadis itu mengedarkan pandangannya ke belakang dan...
"awwwsh.." safira melihat tangannya yang tidak sengaja terkena wajan panas.
Genta mendengus dan melanjutkan jalannya untuk membuka kulkas dan mengambil minuman.
"kalo kerja mata jangan kemana-mana," ucap genta melirik safira sekilas.
"maaf ka," safira mulai melanjutkan kegiatannya dan membuarkan tangannya yang masih terasa perih.
"obatin tangan lo,"
Safira mengedarkan pandangannya dari wajan, gadis itu melirik ke arah genta yang berdiri tak jauh dari tempatnya.
"nggak papa ko kak, palingan nanti juga sembuh sendiri."
"bodoh," genta berjalan menuju kotak p3k berada dan memberikannya ke safira.
Gadis itu dengan terpaksa mengambil kotak p3k dari tangan genta.
"kalo gue bilang obatin ya obatin, kalo mamah tau lo luka gue bisa diomelin. Jangan bikin hidup gue susah bisa?" genta berbalik dan meninggalkan safira sendirian.
Gadis itu menghela nafas dan mematikan kompornya, dengan telaten ia mulai mengobati luka bakar di tangannya itu.
"yaampun safira kamu kenapa?" tanya tante linda khawatir.
"nggak papa kok bu," jawab safira.
"lain kali hati-hati ya, tante nggak mau kamu luka kaya gini lagi."
Safira mengangguk dan meminta izin untuk menyiapkan sarapan untuk mereka.
"genta, nanti sore kamu ajak safira jalan-jalan ya, akhir-akhir ini kayanya dia kecapean dan butuh senang-senang." ucap tante linda sambil menikmati sarapannya.
"nggak perlu bu makasih, safira udah biasa kaya gini kok." jawab safira tidak enak.
"nggak papa safira, kebetulan nanti malam kan malam minggu, kalian bisa jalan-jalan kemana aja. Biar genta nggak di kamar terus, ya kan sayang?" ucap tante linda.
"hmm," genta tidak mengalihkan pandangannya dari sarapan di depannya, cowo itu juga terlihat biasa saja.
"yaudah sekarang kalian berangkat ya, biar ini tante aja yang beresin."
"yaampun bu nggak usah, biar safira aja. Safira nggak enak sama ibu," ucap gadis itu.
"kan tante udah pernah bilang, kamu fokus aja ke sekolah kamu, oke?".
"udah si nurut aja, ribet banget." ucap genta ketika tante linda berjalan menuju ke dapur untuk membersihkan piring.
"tapi kan aku nggak enak kak, oh iya soal ucapan bu linda yang tadi nggak usah dimasukin ke hati ya, kalo kak genta nggak mau juga nggak papa." ucap safira ketika ingat nanti malam ia disuruh untuk berjalan-jalan dengan cowo menyebalkan ini.
"gue nggak ada pilihan lain, lo tinggal turutin aja kemauan nyokap." genta berdiri dan berjalan keluar.
Safira ikut berdiri dan mulai berjalan mengikuti genta dari belakang.
Gadis itu berhenti sejenak kemudian berbalik dan melangkahkan kakinya menuju dapur untuk menyiapkan bekal.
"safira kok belum berangkat?" tanya tante linda.
"safira mau nyiapin bekal buat kak genta dulu bu," jawab safira sambil memasukan beberapa roti ke tempat bekal.
Tante linda tersenyum tipis dan kembali membersihkan piring kotornya.
"kalo gitu safira pamit dulu ya bu, assalamualaikum." gadis itu mencium tangan tante linda dan segera menyusul genta yang sudah menunggunya.
"maaf lama kak," ucap safira sambil menutup pintu mobil genta.
"hmm,"
Genta melajukan mobilnya membelah jalanan kota yang masih sepi karena masih pagi.
Keaadaan mobil sunyi, tidak ada yang membuka suara satu pun, hanya ada keheningan di antara mereka.
"kak genta kalo istirahat sering di rooftop terus ya?" tanya safira memecah keheningan.
"iya," jawab genta singkat.
"kenapa nggak ke kantin aja? Atau nggak ke perpus atau kemana lah yang rame." tanyanya lagi.
"males,"
"kak genta seneng menyendiri ya?" tanya safira lagi.
"iya,"
"kalo nanti safira temenin kak genta mau nggak? Biar kak genta ada temennya gitu." ucap safira tanpa beban dan rasa takut sedikitpun.
"nggak,"
"kenapa?"
"lo ganggu,"
Nah kan, mulai lagi kan.
"kan aku cuma mau jadi temen aja buat kak genta, lagian nanti aku nggak akan berisik kok." ucap safira yakin.
"ck, lo bawel banget si. Gue bilang nggak ya nggak," kesal genta.
Safira menghela nafas dan mengangguk perlahan, gadis itu mengedarkan pandangannya ke luar jendela ketika mobil genta sampai di halaman sekolahnya.
"lo duluan yang turun, kalo di sekolah kita pura-pura nggak kenal aja." ucap genta dengan pandangan lurus kedepan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
AkiraMay_
Gemesinnya minta ampun!
2023-08-09
0
Martin victoriano Nava villalba
Keren dan bikin saya terhanyut dalam ceritanya.
2023-08-09
0