PART 4

Safira berjalan memasuki area kelasnya dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya.

"pagi saf," sapa lili antusias.

"pagi juga li,"

"lo udah ngerjain PR yang kemarin?" tanya lili.

"udah li,"

"mau liat dong, gue semalem bantuin ibu kerja dulu saf soalnya jualan nya kurang laku." jawab lili.

"boleh, ambil aja di tas li."

Dengan antusias lili membuka tas milik safira dan mengambil buku, sekilas lili melihat ada kotak bekal di dalam tas sahabatnya itu.

"lo bawa bekal saf?" tanya lili.

"iya, itu buat kak genta."

Lili hanya menganggukan kepalanya sambil menyalin tugas milik safira.

Kringgg.... Kringg...

Bel istirahat berbunyi seantero sekolah, banyak siswa berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang butuh diisi.

"saf, lo mau ke kantin nggak?" tanya lili.

"aku nggak ke kantin kayanya li, kamu duluan aja." tolak safira.

"yaudah kalo gitu gue duluan saf, dadah." gadis itu pergi dari hadapan safira.

Safira mengambil kotak bekal nya dan keluar kelas untuk menuju rooftop dimana genta berada.

Skip!

Seperti biasa, genta sudah berada disana sambil merebahkan badannya di kursi kesayangannya.

Safira mendekat ke arah genta dan duduk di sebelah cowo itu.

"kak genta," panggil safira.

Tidak ada pergerakan dari genta, mungkin cowo itu sedang tidur.

Safira mulai menepuk-nepuk pelan pipi genta sambil sesekali memanggil namanya.

"eunggh," safira menghentikan aktifitasnya ketika mendengar erangan dari bibir genta.

"ngapain sih lo?" tanya genta sewot.

"ini safira bawain bekal buat kak genta, pasti kak genta belum makan kan dari tadi." safira mengulurkan kotak bekalnya.

"ck, lo ini keras kepala banget si jadi cewe. Gue kan udah bilang kalo di sekolah lo nggak usah deket-deket sama gue." semprot genta.

Emangnya aku mau apa deket-deket terus sama situ? Sebenarnya si ogah, batin safira mendumel.

"tapi kan ini sepi kak, nggak ada orang. Udah kak genta jangan banyak ngomong mulu, mending sekarang makan deh." lanjut safira.

"lo ngatur gue?"

"bukan ngatur sih, lebih ke nyuruh." safira nyengir.

"aneh,"

"nih aku ambilin aja deh," gadis itu membuka kotak bekal dan mengeluarkan satu roti dan memberikannya kepada genta.

"gue bilang nggak mau ya nggak mau, maksa banget sih." kesal genta.

"kak genta harus makan, kalo nggak nanti aku kasih tau ibu linda, kalo kak genta jarang makan kalo di sekolah." ancam safira.

Genta mendelik tidak suka, gadis di depannya ini mulai berani mengancamnya.

"nyebelin banget sih lo," dengan terpaksa genta mengambil roti yang disodorkan safira dan memakannya.

Safira yang melihat itu hanya tersenyum kemenangan, kapan lagi genta bisa nurut dengannya.

"udah abis nih, mending lo sekarang pergi. Gue mau tidur," usir genta.

"kak genta nggak turun?" tanya safira.

"nggak,"

"kenapa?" tanyanya lagi.

"males,"

"sekolah kok males, mending nggak usah sekolah aja sekalian." cibir safira.

"lo sekarang nyebelin ya, biarin lah idup-idup gue kenapa lo yang repot?"

"mending sekarang kak genta turun terus masuk kelas, belajar yang rajin biar lulus."

"lo nggak usah ngatur-ngatur gue ya, mending lo sekarang turun cepet, males gue deket-deket sama cewe kampung." ucap genta menusuk.

Safira? Gadis itu terlihat biasa saja, sudah biasa pikirnya.

"kalo kak genta nggak turun, aku juga nggak mau turun kalo gitu."

"dih, suka lo sama gue? Maunya nempel mulu perasaan." ucap genta kepedean.

"kak genta nggak usah kepedean kaya gitu deh, lagian ya kak genta itu bukan tipe safira." jawab safira.

"hahaha, orang kaya lo sok-sok an tipa tipe, ya jelas lah gue bukan tipe lo. Pasti tipe lo itu cowo kampung yang sering ngembala kambing sama nyabutin rumput." cowo itu tertawa puas.

Safira tidak merasa tersinggung sedikit pun, gadis itu malah senang bukan main karena bisa membuat genta tertawa.

Di rumah, jarang sekali safira melihat genta tertawa, bahkan tersenyum pun jarang.

"mulutnya kalo ngomong nggak bisa disaring dulu apa, pedes banget."

"bodo amat, gue cabut." genta berdiri dadi duduknya dan berlalu meninggalkan safira yang masih duduk di tempatnya.

"semoga kak genta bahagia terus ya, aku nggak papa ko kalo harus dicaci maki, yang penting kak genta bisa bahagia terus karena itu tugas aku." ucap safira tulus.

Gadis itu berdiri dan berjalan meninggalkan rooftop dengan senyum mengembang.

Seseorang di balik tembok hanya melihat punggung kecil itu semakin menjauh dengan tatapan yang sulit diartikan.

"bodoh,"

🌸🌸🌸

Safira lupa jika bel sudah berbunyi 15 menit yang lalu, itu artinya ia telat masuk kelas.

Dengan perlahan gadis itu mengetuk pintu dan membuka nya perlahan, ternyata sudah ada guru di dalam kelas.

"abis dari mana kamu safira?" tanya guru tersebut.

"maaf bu safira telat, tadi abis ke toilet sebentar." bohong safira.

Tidak mungkin kan jika safira mengatakan yang sebenarnya jika ia habis berduaan dengan genta di rooftop.

"yasudah kalo gitu kamu boleh duduk,"

Safira mengehela nafas lega dan berjalan ke bangku nya yang sudah ada lili.

"cie yang abis berduaan sama kak genta," bisik lili.

"apaansi li, cuma ngasih makanan aja udah kok."

"ngasih makanan ko lama banget sih saf, kaya lagi ngedate aja." goda lili.

"li udah ya, lagian nggak mungkin lah." gadis itu mengalihkan pandangannya ke papan tulis untuk mulai belajar.

🌸🌸🌸

Kringg.... Kringg...

Bel pulang sekolah berbunyi, safira mulai merapikan alat tulisnya dan memasukannya ke dalam tas.

"hari ini lo pulang sama kak genta saf?" tanya lili.

"iya li,"

"kapan-kapan nanti kita pulang bareng ya saf, gue mau ajak lo jalan-jalan soalnya. Nanti kita makan sate kesukaan gue," ajak lili.

"iya li, nanti kapan-kapan ya." jawab safira.

"besok gimana?"

"boleh kok, tapi aku izin dulu sama bu linda. Kalo nggak kita jalan-jalannya sore aja, kalo aku udah selesai kerja." jawab safira.

"nah iya nggak papa, nanti kabarin gue aja ya saf."

"siap,"

Safira dan lili berjalan menuju parkiran seperti biasanya.

Safira melambaikan tangannya ke lili dan mendekat ke mobil genta, sudah dipastikan pasti genta ada di dalamnya.

Safira masuk ke dalam mobil genta setelah mengetuk pintu mobil beberapa kali.

"lama lo,"

"maaf kak, tadi ngobrol sama lili dulu."

Mobil genta mulai berjalan keluar area parkiran, di dalam mobil tidak ada yang membuka suara, hanya ada suara musik yang menyala.

Safira mengedarkan pandangannya ke kaca, gadis itu baru sadar ini bukan jalan untuk ke rumah genta.

"kita mau kemana kak?" tanya safira was-was.

Gadis itu hanya khawatir genta akan membuangnya ke sembarang tempat karena risih dengan kehadirannya.

"mall,"

"mau ngapain?"

"ngejual lo,"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!