PART 2

Lili bersorak senang ketika kepala sekolah memberitahu bahwa safira satu kelas dengannya.

Gadis itu mengantar safira sampai dikelas dan duduk bersamanya.

"akhirnya kita sekelas saf, gue jadi punya temen ngobrol jadinya." ucap lili senang.

"iya li, aku juga seneng banget."

Lili menceritakan semua tentang sekolah barunya.

Kringgg....kringgg

Bel istirahat berbunyi seantero sekolah, safira menutup buku tulisnya dan menoleh ke lili.

"ayo ke kantin saf," ajak lili.

"nggak usah li, aku di kelas aja." tolak safira.

Jujur, safira tidak membawa uang sedikit pun. Uang tabungannya pun sudah habis untuk membeli obat neneknya yang dirumah.

"kenapa? Lo nggak laper saf?" tanya lili.

"aku nggak bawa uang li, kalo kamu mau ke kantin ayo aja aku anter."

"uang saku lo ketinggalan apa gimana?"

"aku nggak punya uang li, buat nyari makan aja harus kerja dulu, sekolah disini juga dibiayain majikan." ucap safira tanpa beban.

Lili termenung, ia kira hidupnyalah yang paling berat, ternyata ia salah. Masih ada orang yang lebih berat dibanding hidupnya.

"yaampun saf, kalo gitu hari ini kamu aku traktir ya. Tapi maaf aku nggak punya banyak uang buat beli makanan enak. Palingan nanti kita makan soto nya pak dudung. Maaf ya saf," ucap lili tak enak.

"nggak usah li nggak papa, nanti uang kamu habis."

"nggak papa saf, udah yuk ke kantin." ajak lili.

Safira mengangguk dan berjalan ke kantin dengan lili di sebelahnya.

Mereka duduk di bangku pojok dengan meja yang sudah ada soto di atasnya.

"ayo saf dimakan, ini menu favorit gue kalo di sekolah." lili mulai memakan sotonya.

Safira mengangguk dan mulai memakan sotonya, ternyata rasanya enak seperti yang dibilang lili.

Sesuatu melintas di pikirannya, apa kak genta sudah makan?

Gadis itu mengedarkan pandangannya ke penjuru kantin mencari cowo itu namun nihil, tidak ada tanda-tanda genta.

"nyariin apa saf?" tanya lili.

"nyari kak genta, kok dia nggak ke kantin sih?"

"dia emang jarang ke kantin saf, coba lo cek ke rooftop deh biasanya juga disana." ucap lili.

"aku ke sana dulu ya li," pamit safira dan dijawab anggukan oleh lili.

Safira berjalan sambil sesekali bertanya letak rooftop dimana.

Gadis itu mulai menaiki tangga satu persatu dan akhirnya sampai pada tangga terakhir.

Safira mengedarkan pandangannya mencari genta dan akhirnya ia ketemu.

Cowo itu sedang merebahkan badannya di atas kursi membelakangi safira.

Gadis itu mendekat dengan perlahan dan menemukan genta sedang memejamkan matanya.

Safira hendak duduk di samping genta namun ia urungkan karena suara cowo itu mengagetkannya.

"ngapain lo disini?" ucap genta sambil membuka matanya.

"a-anu kak genta nggak makan?" tanya safira gugup.

"urusannya sama lo?"

"nanti kak genta sakit, mendingan kak genta ke kantin terus makan sekarang." lanjut safira.

"nggak usah ngatur gue,"

Safira menelan salivanya, jika saja genta bukan anak majikannya, ia tidak akan mau dekat-dekat dengan cowo menyebalkan didepannya ini.

"ngapain masih disini?" sinis genta.

"kak genta harus makan, nanti bu linda marah kalo kak genta belum makan."

"ck, ganggu lo." genta berdiri dan meninggalkan safira sendiri.

Gadis itu menghela nafas lega dan kembali ke kelas karena suara bel yang berbunyi.

🌸🌸🌸

"lama banget sih saf, untung gurunya belum masuk." omel lili.

"iya li maaf, yaudah yuk masuk." lili mengangguk dan mengikuti safira dari samping.

"saf, nanti pulangnya naik apa?" tanya lili.

"nggak tau li, kayanya kak genta nggak mau deket-deket sama aku, jadi aku jalan kaki aja nanti." ucap safira sembari menulis materi yang ada di papan tulis.

Lili merasa iba dengan sahabatnya ini.

"pulang bareng gue aja ya saf, nanti gue anterin sampe rumah." ajak lili.

"nggak usah li, hari ini aku ngerepotin kamu banget, aku nggak enak li." safira menatap lili.

"nggak papa saf, lo itu satu-satunya orang yang mau temenan sama gue, semua anak disini nggak suka sama gue karena nggak selevel sama mereka. Pokoknya lo harus pulang sama gue, tapi maaf ya gue cuma bawa motor."

"padahal kamu baik banget li, makasih ya li."

Kringg...kringgg..

"ayo saf balik," ajak lili.

"ayo, tapi kita ke kak genta dulu ya." lili mengangguk.

Mereka berjalan ke parkiran sekolah, safira melihat genta yang berdiri di depan mobilnya sambil melirik ke arahnya sekilas.

Gadis itu mendekat ke arah genta bersama lili di belakangnya.

"kak genta aku pulangnya sama lili ya, maaf udah ngerepotin tadi pagi." ucap safira.

Genta mengangkat sebelah alisnya dan menatap gadis tengil di depannya ini.

"lo mau gue diomelin mamah?"

"maksudnya?" bingung safira.

"naik,"

"hah? Naik kemana?" tanya safira bingung.

Genta menghela nafas dan mulai mencoba bersabar.

"naik ke mobil gue safira," genta meninggalkan safira dan masuk ke dalam mobilnya.

"maaf ya li, aku pulangnya bareng kak genta." ucap safira.

"nggak papa, kalem aja saf. Gue pulang duluan ya dadah sampai ketemu besok." lili mulai berjalan menjauh dari safira.

Tin...

Tin...

Safira langsung masuk ke dalam mobil genta dan tidak banyak berbicara seperti tadi pagi.

Genta mulai menjalankan mobilnya dan membelah jalanan kota yang terlihat sangat ramai.

"kak genta udah makan kan?" tanya safira.

Genta berdehem tanpa mau melirik ke arah safira sedikit pun, cowo itu masih fokus dengan jalanan di depannya.

"besok aku bawain bekal aja deh buat kak genta," ucap safira.

"diem,"

Safira menutup mulutnya dan mulai melihat sekeliling jalanan yang terlihat macet.

Skip!

Mobil genta memasuki halaman rumahnya, cowo itu keluar dari mobil tanpa menghiraukan safira yang masih ada di dalam.

Gadis itu turun dan mulai mengikuti genta dari belakang.

Safira berbelok ke arah kamarnya yang sudah di sediakan bu linda untuk sekedar istirahat singkat karena nanti sore ia akan pulang ke rumahnya.

Gadis itu mulai mengganti seragamnya dengan kaos dan celana panjang dan tidak lupa menguncir rambutnya agar tidak risih saat bekerja.

Setelah siap, safira berjalan keluar ke arah taman dan mulai menyirami tanaman yang ada disana.

Gadis itu sesekali mencabuti rumput-rumput liar yang mengganggu.

Setelah menyirami tanaman, safira duduk sebentar di kursi taman sambil mengelap keringat di dahinya.

"nenek udah makan belum ya?" tanyanya.

Ia kepikiran neneknya di rumah, pasti neneknya itu sangat kesepian.

Safira melanjutkan pekerjaannya dengan menyapu daun-daun kecil di area taman.

Tanpa ia sadari, seorang cowo sedang mengamatinya dari balkon kamarnya.

Terpopuler

Comments

~abril(。・ω・。)ノ♡

~abril(。・ω・。)ノ♡

Jelas banget ceritanya!

2023-08-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!