keesokan paginya mereka sarapan bersama, setelah selesai papa, kak Tio dan zidan segera berpamitan pada mama dan laila.
"laila, hari ini kamu ada job apa nggak dek?" tanya tio saat berpamitan
"emmm nggak ada, ada apa kak?" tanya laila
"berarti kamu bisa temenin mama dirumah kan dek, soalnya hari ini rencananya kakak mau lembur, tau sendiri kan kalau akhir bulan gimana numpuknya kerjaan kakak dek". minta tio sedikit memaksa.
karrna ia tau apa yang akan tetjadi jika ia sampai kerja lembur dan seolah terkesan mengesampingkan rencana pernikahannya.
"oke kak tenang, kemarin kayaknya mama capek banget, mungkin hari ini mama akan istirahat total". jelas laila sedikit meyakinkan bahwa mamanya tidak akan marah jika kak tio kerja lembur lagi.
sebenarnya bukan kemauan kak tio yang selalu kerja lembur, tapi memang pekerjaannya di sebuah perusahaan yang berkaitan dengan berbagai macam rekan kerja, sampai bisnis pribadi yang menuntutnya untuk kerja ekstra, yang membuatnya selalu menghabislan waktunya di kantor. dan masalah persiapan pernikahan semua ia pasrahkan lepada calon istri dan laila yang akan membantunya.
setelah semua pergi, tinggallah laila dan mama dirumah. mama yang duduk di meja makan, memperhatikan laila yang mondar mandir membereskan meja makan.
kalau mengurus rumah tangga sepertinya sudah lebih dari cukup, usahanya pun lancar dan teman nya pun banyak. tapi kenapa tak seorangpun yang menarik hatinya atau memintanya untuk dijadikan istri ya, ada apa dengan anak gadisku gusti,, batin mama dengn menahan genangan air mata
"ma, mama kenapa? mama sakit atau masih pegal-pegal karna acara kemarin?" tanya laila sedikit mengagetkan mama.
laila yang sedari tadi memperhatikan mama melamun pun menyadari ada genangan di kelopak mata mama. ia mengira jika mama sakit akibat terlalu sibuk mengurus acara, yang sebenarnya dirasa tidak mungkin. karena mama dan laila sudah biasa menangani acara yang jauh lebih besar dari sekedar arisan.
"mama nggak sakit sayang, mama cuma kepikiran anak gadis mama" jawab mama dengan diiringi hela nafas
"ada apa ma, kenapa mama tiba-tiba mama bicara seperti itu ma, bukannya kita lagi fokus sama pernikahan kak tio ma?" jawab laila yang sudah duduk di sebelah mama.
"kak tio sudah menemukan tambatan hatinya, dan minggu depan mereka menikah, bagaimana denganmu laila, apa kamu juga akan menikah, mama khawatir karena usiamu semakin hari semakin bertambah" ucap mama lirih
"biar asisten yang turun kelapangan mengurus cantring laila, mulai sekarang fokuslah menata kehidupan pribadimu,
teman sebayamu rata-rata sudah menikah dan memiliki anak satu sedangkan kamu masih sibuk dengam usahamu". tegas mama yang hatinya merasa kalut melihat anaknya yang sudah sukses dengan usahanya namun belum dengan kehidupan pribadinya.
"laila akan menikah ma," perkataan laila terhenti saat menatap mama,
"nanti kalau laila sudah dipertemukan dengan yang tepat" sambungnya yang diikuti dengan senyuman berharap mama puas dengan jawabannya kali ini.
"apa yang kamu cari nak" mama merasa belum puas dengan pernyataan laila.
" laila cuma mau yang menerima laila dengan setulus hatinya ma, bukan yang melihat laila ini anak siapa, lulusan apa dan laila kerja apa" tegas laila kembali mencoba meyakinkan mama
"semoga kamu mendapatkan apa yang kamu mau nak, mama harap itu bukan alasanmu untuk menghindari pernikahan karena hatimu masih terikat dengan masa lalu" jawab mama dengan air mata yang sudah tak bisa di tahan lagi.
FLASHBACK ON
setelah selesai pendidikan sarjana, laila bekerja di sebuah perusahaan yang menaungi beberapa hotel dan pusat perbelanjaan. karena laila salah satu siswa berprestasi, ia mendapatkan pekerjaan yang cukup bergengsi dengan mudah tanpa perlu mengajukan lamaran seperti pada umumnya. tidak sampai di situ, laila pun bisa bekerja sembari melanjutlan study magisternya.
tak di pungkiri dengan paras ayu, kelembutan hati yang terpancar di hari harinya dan juga segudang prestasi yang dimiliki laila menjadikannya primadona di tempat kerja, seorang manager yang sejak awal berjumpa sudah jatuh hati pun mengajukan diri untuk mempersuntingnya.
laila pun menerima dengan senang hati, namun laila mengajukan satu syarat, jika ia mau menikah apabila study magisternya sudah selesai. karena laila khawatir kesulitan membagi waktu antara pekerjaan , kuliah dan keluarga.
sang manager pun menyanggupi syarat dari lalia, karena tesis nya sudah hampir selesai dan wisuda magister pun di depan mata. itu berarti pernikahannya tidak lama lagi. laila yang sejatinya juga jatuh hati kepada sang manager pun dengan senang hati menerima pinangan lelaki pujaan hati dalam diam nya itu. dan mereka pun bertunangan, semua terlihat bahagia.
sampai pada saat yang selalu dinanti. setelah sidang tesis usai, kini laila dan sang manager pun disibukkan dengan persiapan pernikahan yang hanya berselang satu minggu setelah acara wisudanya.
hari wisuda pun tiba, dimana hari pernikahan pun semakin dekat. laila hadir di acara wisuda dengan sangat anggun, didampingi mama dan papa. rasa bahagia bercampur haru menjadi satu. tak lupa laila membawa undangan pernikahannya, yang akan ia bagikan kepada teman-teman satu angkatannya dan beberapa dosen yang kenal dekat dengannya.
sebagian besar teman-teman pun terkejut saat menerima undangan laila. karena selama mereka kenal, tak sekalipun melihat laila memiliki hubungan serius dengan laki-laki. beberapa teman pun sontak mengucapkan selamat kepada laila.
setelah acara wisuda usai, laila menceritakan ekspresi teman-teman pada calon suami saat videocall, karena sang manager sedang bertugas diluar kota. ia pun menanggapi curhatan laila dengan senang hati.
"mas terimakasih ya bunganya wangiii ... banget, laila suka" ucap laila sembari memeluk seikat bunga dari manager yang ia beli di toko bunga langganan dan dikirim langsung kerumah laila.
keesokan harinya,
di balik selimut laila mengenang prosesi wisudanya dan calon suaminya yang sedang bertugas diluar kota. ia sedikit kecewa saat sang calon suami batal hadir si acara wisudanya tetapi semua rasa kecewa itu ia tepis dengan bahagia membayangkan mereka bersanding di pelaminan beberapa hari lagi.
tok tok tok,,,
lamunan laila dibuyarkan ketukan pintu yang seakan memburu mangsa. kak tio dan papa berdiri dengan wajah sayu di ambang pintu kamar laila.
dengan berat hati papa dan kak tio menjelaskan perihal kecelakaan yang menimpa calon suami laila saat perjalanan pulang dari luar kota dan nyawanya tidak bisa di selamatkan. mama yang tak sanggup akan melihat reaksi laila pun memilih duduk di sofa ruang keluarga.
belum usai penjelasan dari papa, laila pun jatuh tak sadarkan diri. papa dan kak tio pun memindahkan laila ketempat tidur.
mama yang menyadari keadaan laila pun mendekat. mama makin tak kuasa menahan tangisnya, mama menangisi laila yang terpukul kehilangan sosok calon suami, menjelang hari pernikahan yang hanya tinggal beberapa hari lagi.
----------
suasana rumah duka pun terasa semakin menyedihkan ketika laila dan keluarga hadir di rumah duka.
"maafin kalau mas mu ada salah sayang" ucap calon mertua laila terisak sembari memeluknya
"iya mah, maafin laila ya ma" jawab laila sembari menahan tangis.
keluarga sang manager pun menyediakan tempat duduk di dekat pembaringan jenazah, agar laila dan keluarga dapat melihat jenazah.
tangis laila pun kembali pecah saat melihat wajah pujaan hatinya, yang kini terbujur kaku di pembaringan dengan wajah pucat namun masih memancarkan sedikit senyumnya.
"yang tenang ya mas, laila ikhlas" ucap laila lirih
segala harap ingin menjalani rumah tangga pun buyar seketika. seakan laila tak ingin memejamkam matanya sedetikpun, ia ingin melihat pujaan hatinya untuk yang terahir kalinya sebelum di kebumikan.
tak lama terdengar para petugas pemakaman hadir di ruangan yang salah satunya mengisyaratkan bahwa waktu pemakaman telah tiba dan sholat jenazah akan dilaksanakan di masjid besar dekat pemakaman. mereka akan segera membawa jenazah ke pemakaman.
laila sedikit menolak, ia ingin melihat wajah calon suaminya sebentar saja. papa pun memeluk laila dan mempersilahkan keluarga almarhum untuk menyegerakan pemakaman.
"pa laila mau..." ucapannya pun terpotong isak tangis yang tak kuasa ditahannya.
papa menggelengkan kepala pada laila, papa mengerti apa yang dimaksud laila namun papa tak ingin melalaikan kewajiban terhadap jenazah yg sudah di tentukan dalam agama.
setelah pemakaman selesai papa dan mama pun berpamitan kepada keluarga almarhum, mereka mohon izin membawa laila pulang yang masih sangat terpukul atas kepergian calon suaminya secara tiba-tiba.
terlihat juga rekan kerja laila mendekati laila, menyampaikan duka cita dan mencoba menguatkan hati laila. agar laila tidak merasa sendiri dan terpuruk.
selepas kepergian calom suami dan batalnya pernikahan, laila lebih sering mengurung diri di kamar dan tidak pergi bekerja. karena menurutnya terlalu banyak hal yang menjadi kenangan mereka saat bekerja.
segala angan laila pun buyar. khayalan bersanding dengan sang manager di pelaminan, bekerja ditempat yang sama, makan siang bersama, pulang kerja bersama dan memiliki anak tiga pun kini harus laila kubur dalam-dalam.
sampai pada suatu hari laila meminta kak tio untuk membuatkannya surat pengunduran diri dan menyerahkannya pada atasan laila. karena ia merasa tak sanggup untuk datang ketempat kerja.
dan pada ahirnya mama meminta laila menjalankan bisnis event organizer nya dan laila di tempatkan di bagian cantring dan mama yang mengurus vendor-vendor lain. agar laila memiliki sedikit kegiatan dan tidak selalu dihantui rasa sakitnya kehilangan calon suami menjelang hari pernikahan.
FLASHBACK OFF
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Risa Istifa
😭😭😭😭😭😭😭😭
2022-04-14
0
Santoso Zha
sabar
2022-02-02
0
Al Ibnu
sabar ya Laila karena dengan sabar dan tabah selalu membawa kita pada kedamaian
2021-07-04
1