Setelah menunggu hampir satu jam, akhirnya Ervan turun. “setelah ini lo mau kemana??” Tanya Ervan.
“Kepo banget lo. Terserah gue lah.” Jawab nana.
Ervan memicingkan matanya mendengar penuturan istri bawelnya. “di rumah aja. Titik ngga pake koma.”
“Enak aja. Ngapain, bosen tau.” Jawab Nana.
Mata tajam Ervan mengarah tepat pada mata Nana membuat nyali Nana menciut. Begitulah kehidupan yang harus di jalani Nana. Sikap Ervan yang otoriter membuat Nana lebih nyaman bermain dengan kawan-kawannya dibanding harus bersama Ervin yang akan selalu berakhir dengan perdebatan.
“Heran gue nyidam apa sih mommy punya anak nyebelin banget. Bunda juga ,, apa yang dilihat dari ni anak hingga di jodohin sama gue tanpa penawaran.” Batin nana.
“Ini perintah. Dan lo tau kan. Ketika ada perintah dari gue nggak akan ada ijin untuk penolakan.” Titah Ervan sambil berdiri hendak pergi.
“Emang lo mau kemana sih??udah rapi gitu, enak aja gue dikurung lo enak-enakan nglayap. Mau pacaran kan lo” jawab nana yang masih belum terima.
Langkah Ervan terhenti. “gue ada urusan, dan lo..nurut aja bisa nggak sih. Nggak usah banya jawab. Cerewet banget lo jadi cewek”.
“oke-oke. Dasar.. cowok nyebelin.” Jawab Nana meninggalkan ruang makan. Tidak ada gunanya berdebat dengan Ervan, toh hasil akhirnya akan sama. Kalah dan mengalah taka da bedanya bagi Nana.
**
Di kamar, Nana berguling-kuling di atas tempat tidurnya. “OMG Hello,, apakah aku harus patuh pada perintah si tengil songong kebangetan itu??” Nana bicara pada dirinya sendiri karena rasa bosan menghantuinya sejak tadi.
Segala usaha telah di lakukannya untuk melawan rasa bosannya, menonton tv, nonton drama korea, hingga memainkan game yang ada di ponselnya.
Namun tak tau kenapa Nana ingin sekali keluar jalan-jalan sebentar di malam minggu ini. Meskipun hanya keluar minum kopi saja sudah cukup. Padahal Nana ingin sekali keluar kencan bersama kekasih seperti cerita teman-temannya di sekolah.
Nana belum pernah sama sekali pergi kencan, karena tak tau kenapa Ervan sangat possessive menjaganya, di tambah lagi dua bodyguard penjaga yang di sewa kedua orangtuanya untuk menjaganya sekaligus Ervan. Dan tak tau kenapa juga mereka hanya terlihat menjaga Nana di bandingkan Ervan. Dan sangat menyebalkan lagi bagi Nana mereka sangat patuh pada perintah Ervan.
Seperti sore ini, sebelum pergi Ervan sempat memerintah dua bodyguard itu untuk tetap di rumah menjaga Nana.
“sudah ngga tahan lagi gue, bodo amat dia marah. Sekolah aja gue suka bolos, masa gue takut sama tu kunyuk satu.”Nana mengambil ponselnya dan menelpon salah satu kawannya.
Tuutt tuutt tuut
“Hallo,,”
“Jemput gue jam 8!!”
“EEhh, ntar-ntar boss. Mau kemana nih??”
“Kebanyakan nanya ya lo, tinggal jemput doang. Jalan,, bosen gue perlu obat penghilang rasa bosan”
“Ya kali aja lo ngajak kawin lari na, kan belum siap abang,, takut dosa. Hehe”
“Najis,, ajakin martin sama davi sekalian, ajakin juga Erna sama sinta sekalian kalo mau,”
“oke boss siap laksanakan.”
“Dan satu lagi ya, jangan jemput depan rumah. Takut ketahuan penjaga. Jemput depan komplek aja”
“oke, siapp. Perintah yang mulia akan segera di lakukan.”
Tapi belum selesai kata penutup dari yang di seberang telfon, TIT.. Nana sudah mematikan sambungan.
"Wahh.. songong amat ni bocah. kek kacung aja gue. Tapi gapapa gratisann menn.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Nelfi Erawati
maaf...kok tak terbaca acara nikahnya,apa saya ketinggalan membacanya ya?
2020-11-16
3
Dewi Zahra
cerita nya aku suka
2020-10-21
1
luluk
lanjut
2020-10-13
2