Sebulan telah berlalu sejak pembatalan pernikahan Rania dan Irwan. Namun desas desus warga masih santer terdengar. Suara - suara sumbang ibu - ibu yang setiap hari membicarakan Rania pun semakin membuat kuping Rania terasa panas.
"ibu,,,.itu loh bu,,,, banyak ibu - ibu di luar sana yang masih ngomongin aku terus bu,,, emang salah kalau rencana pernikahan batal???" ucap Rania pada ibunya yang sedang memasak.
"biar saja nduk,,, kalau capek mereka pasti berhenti sendiri,,,' jawab Bu Ningrum dengan santai.
"lebih baik kamu gagal menikah, dari pada gagal setelah pernikahan" ucap Pak Usman yang baru saja masuk ke dalam rumah setelah selesai jamaah sholat magrib di masjid.
"tapi pak,,, kupingku itu panas lho pak dengar kata - kata mereka kalau aku itu tidak laku,,,"
"anak bapak secantik ini kok ndak laku,,, yo salah,,, besok kamu akan bertemu lelaki yang setia dan bertanggung jawab nduk" ucap Pak Usman.
"amiiiin,,," jawab Bu Ningrum dan Rania bersama - sama.
Setelah beberapa menit makanan malam mereka pun sudah siap di meja makan.
Keluarga Pak Usman pun siap untuk menyantap makan malam sederhana mereka.
"Rudi belum pulang bu???" tanya Pak Usman saat mereka sudah duduk mengrlilingi meja makan.
"paling sebentar lagi pak,,," jawab Bu Ningrum.
Rudi setelah lulus sekolah SMK langsung bekerja di sebuah bengkel di dekat minimarket tempat Rania bekerja.
"tadi pas aku pulang bengkel rame pak,, mungkin Rudi harus lembur"imbuh Rania.
"Assalamu'alaikum,,,," terdengar suara salam dari luar,, mereka pun secara bersamaan menjawab salam.
"itu Rudi pulang pak" ucap Bu Ningrum.
"kok pulang sampai malem begini Rud,,, biasanya jam 5 kamu sudah sampai rumah???" tanya Bu Ningrum.
"iya bu,,,, tadi lembur,,," jawab Rudi.
"sana bersih - bersih dulu, baru makan,,," tambah Pak Usman.
Rudi pun bergegas mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi yang berada di dekat dapur, tak berapa lama Rudi pun telah segar setelah mandi.
"tadi ada kejadian rame lho pak warung kopi, milik mas Bejo" ucap Rudi sambil menyedok nasi memasukkan ke dalam piringnya.
"ada apa le???" tanya Pak Usman.
"ada perempuan yang pake baju kurang bahan yang melabrak Irwan,,,, dia marah - marah katanya Irwan kabur, tidak mau tanggung jawab,, karena perempuan itu hamil" ucap Irwan, sontak membuat Rania kaget hingga tersedak.
"minum dulu nduk!!!" ucap Bu Ningrum dengan memberi segelas air untuk Rania.
"pokoknya tadi rame banget pak,, sampe di panggilkan Pak RT karena perempuan itu ngamuk - ngamuk"
"mana jadi tontonan sama orang - orang lewat juga,,,"
"terus gimana le" tanya Bu Ningrum penasaran
"ya sama Pak RT suruh kumpul di balai warga, di musyawarahkan gitu bu,,, tadi Pak Hadi sama istrinya juga di panggil kesana,,,"
"Habis itu warga di bubarin pak, karena akan di musyawarahkan secara kekeluargaan begitu bu" imbuh Irwan.
"untung kamu ngak jadi menikah sama Irwan nduk,,, keputusanmu sangat tepat" ucap Bu Ningrum.
"ibu ngak bisa bayangkan jika perempuan itu datang setelah kamu sah jadi istri Irwan" imbuh Bu Ningrum.
"alhamdulillah bu kita dihindarkan dari musibah itu" ucap Pak Usman.
"jadi sekarang masyarakat mau mengatakan apa padamu, biarkan saja nduk,,, sudah kelihatan mana yang baik dan mana yang buruk"
Suasana makan malam di rumah Pak Usman menjadi lebih senyap,, setelah makan selesai Rania pun langsung mencuci piring kotornya dan pamit akan ke kamar.
***
Keesokan harinya heboh warga sekitar rumah Rania heboh dengan berita Irwan menghamili gadis kota.
Di setiap warung sayur atau pun tukang sayur keliling semua ibu - ibu membahas hal tersebut.
Saat Rania hendak berangkat bekerja tiba - tiba ada beberapa ibu - ibu yang menghentikan laju motornya.
"mbak Rania berhenti!!!!" ucap salah seorang ibu berusia setengah baya.
"ada apa ya bu,,, saya buru - buru mau kerja,,, " jawab Rania setelah menghentikan laju motornya.
"katanya Irwan menghamili perempuan kota ya,,, apa itu bener???" tanya seorang lainnya.
"saya tidak tahu bu,,, tanyakan saja sama yang bersangkutan,,," ucap Rania tenang.
"jangan bohong deh mbak Rania,, ngapain cowok kayak gitu di bela - bela,,, atau jangan - jangan mbak Rania udah lama tau ya,, terus membatalkan pernikahan itu,,, haduh mbak syukur deh mbak,,, ngak jadi nikah sama cowok macam Irwan,, di kampung saja alim,, di luar sana ya buaya,,,,"
"ya sudah bu,,, saya kerja dulu sudah siang takut telat" pamit Rania yang tidak mau mengomentari perihal masalah Irwan.
"itu ya si Rania kalau dari dulu buru - buru nikah sama Irwan ya ngak akan kayak gini,,, pasti sudah jadi mantunya Bu Hadi yang tanahnya dimana -mana itu" ucap seorang ibu - ibu melanjutkan ghibah mereka.
"iya,, temen - temennya saja sudah punya anak, si Rania belum laku - laku,,, "
Para ibu - ibu itu semakin melebar kemana- mana saat membicarakan tentang Rania.
***
2 minggu setelah kehebohan yang terjadi, Irwan resmi menikahi Mira dengan acara yang sangat sederhana, hanya menikah di KUA dan mengelar acara resepsi di rumah Irwan.
Rania pun di undang untuk datang ke acara tersebut, namun Rania enggan datang, untuk bertemu dengan Irwan lagi pun masih sangat sulit ia lakukan, apalagi ia harus mendatangi acara resepsi pernikahan mereka.
Hati Rania yang dihancurkan Irwan saja belum sembuh, masih di tambah gunjingan warga masyarakat di kampungnya, membuat Rania sangat menutup diri dari lingkungannya.
Rania hanya akan keluar rumah saat ia pergi bekerja, selain itu ia hanya akan di rumah saja.
Beberapa hari setelah pernikahan Irwan Rania menerima kabar jika Irwan di keluarkan dari tempatnya bekerja, karena terlalu sering ijin tanpa alasan.
Sehingga kini Irwan dan Mira tinggal di kampung yang bersebelahan dengan kampung Rania.
Rania yang sudah senang jika Irwan dan Mira tinggal di kota, ternyata mereka malah menetap di kampung hingga mau tak mau Rania pasti akan sering bertemu.
Tiiing,,,,,
Notifikasi dari ponsel Rania pun berbunyi, ternyata ada pesan masuk dari Indah, sahabatnya yang sudah beberapa bulan tak ia jumpai.
Terakhir bertemu Indah adalah saat mereka mengetahui perselingkuhan Irwan.
Rania bisa kita bertemu sepulang kamu bekerja,.,.
Bisa,,,,, balas Rania
Kita bertemu di tempat biasa ya jam 5
Ok.....
Rania pun memasukkan kembali ponselnya ke dalam kantong dan lanjut melayani pelanggan yang sudah berdiri di depan meja kasir.
Hari ini toko benar - benar ramai hingga Rania sangat merasa lelah.
Saat jam menujukkan pukul 4 itu tandanya jam kerja Rania telah usai, ia akan kembali pulang ke rumah setelah rekan kerjanya yang masuk shif siang mengantikan tugas kasirnya.
Rania pun gegas memacu sepeda motornya membelah ramianya jalan raya sore itu, ia akan menemui Indah dulu sebelum kembali pulang ke rumah.
Mereka sudah membuat janji temu di sebuah cafe sederhana,,,
Sesampainya disana ternyata Indah sudah menunggunya di meja paling ujung, menghadap ke hamparan tanaman padi yang mulai menguning.
"maaf ya Ndah,, kamu nunggu lama,,,," ucap Rania saat sudah sampai di meja Indah.
"tidak apa - apa Ran,,, aku yang kecepetan datangnya,, tadi dari kampus langsung kesini,,," papar Indah.
"ada apa??? Tumben kamu ngajakin aku ketemuan,, biasanya juga langsung datang ke rumah???" tanya Rania.
"aku kangen banget sama kamu Ran,,,, aku takut kamu mengusirku jika aku langsung datang ke rumahmu,,," ucap Indah.
"ya Allah,,, Ndah,,,,,mana mungkin, kamu tetap sahabatku sampai kapan pun,,, " ucap Rania sambil berpindah tempat duduk di samping Indah dan memeluknya.
"kamu sudah lama tidak menghubungiku Ran,,, aku kira kamu sudah tidak mau berteman denganku,,,"
"Ndah,,, bagaimana aku bisa curhat sama kamu, kalau yang aku keluhkan itu kakak kamu,,, aku biasa menceritakan apapun sama kamu, kala itu aku benar - benar sendirian"
"aku malu sekali sama kamu Ran,,, kakaku memang baj*ng*n,,,,"
"hussstt,,,, jangan bilang begitu dia kakakmu sendiri,,,"
"tapi aku malu sama kelakuannya Ran,,, dia membuat ibu sakit gara - gara memikirkannya,,,, bikin malu keluarga,,,," ucap Indah menggebu - gebu.
"ibu sakit Ndah???" tanya Rania, Rania sangat akrab pada Bu Hadi sudah seperti ibunya sendiri.
"iya pas tahu kalau Mas Irwan menghamili perempuan itu, tapi sekarang ibu sudah sembuh,,,"
"semoga ibu cepat pulih ya Ndah,, tidak sakit - sakit lagi,,,,"
"amiiin" ucap Indah.
Setelah menunggu beberapa saat menu makanan mereka pun telah datang, roti bakar dan jus alpukat.
Mereka melanjutkan obrolan mereka sambil menikmati makanan kesukaan mereka berdua.
"Ran,,, tahu ngak,,,,.istri mas Irwan itu tiap hari bikin ibu marah - marah,, kerjaanya cuma main ponsel aja di kamar,,, tidak pernah bantu ibu memasak, padahal kan cuma menyiapkan makanan ya tugasnya, nyuco sama bebersih sudah ada mbak Atun,,,, malesnya itu lho Ran,,, ngak ketulungan,,, bangun tidur jam 8,,,," ungkap Indah.
"Diakan orang kota Ndah,,, ya mungkin kebiasaanya begitu,,," jawab Rania seadanya karena ia enggan mengomentari istri mantan kekasihnya.
"kebangeten banget,,,, ibu sampe marah - marah tiap hari bangun jam 8 langsung sarapan, habis itu mainan ponsel sambil joget - joget di kamar,,,,"
"lama- lama mereka berdua bisa di usir sama bapak,,,," imbuh Indah.
"yuk Ndah kita pulang, sudah mau magrib ini,, nanti ibuku khawatir,," ucap Rania,.
"ya sudah yuk,,," balas Indah.
Mereka pun pulang ke rumah beriringan dengan mengendarai motor mereka masing - masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments