"lebih baik kita segera pulang mas,, ini sudah terlalu sore,,," pinta Rania setelah mereka menghabiskan bakso yang mereka pesan tersebut.
"oke,,,.sayang,,," balas Irwan.
Irwan pun melajukan motornya dengan pelan, beberapa menit kemudian Irwan menghentikan motornya di depan rumah Rania.
"mas tidak mampir ya dek, mas masih banyak urusan,,," ucap Irwan saat menunggu Rania melepas helmnya.
"tidak apa - apa mas, hati - hati di jalan ya,,," ucap Rania yang disambut anggukan kepala Irwan.
Irwan pun gegas memacu kuda besinya meninggalkan kediaman Rania, disana Rania masih melihat Irwan hingga hilang dari pandangan.
"eh,,, mbak Rania baru pulang,,," Teriak mbak Sumi dari rumahnya yang terletak di samping rumah Rania.
"iya mbak,,,," jawab Rania pelan.
"mbak Rania, kapan ini di halalkan,,, pacaran jangan lama - lama mbak banyak setannya lho,,," sahut Bu Lastri yang sedari tadi duduk dengan mbak Sumi.
"lamaran udah lama kok,,, nunggu apalagi coba??? Nanti kalau diambil orang nangis lho mbak!!!" ucap Mbak Sumi lagi..
"doakan saja bu ibu,,,, mari bu saya masuk dulu" ucap Rania meninggalkan kerumunan ibu - ibu yang mengasuh anak di samping rumahnya.
Telinga Rania memanas kala mendengar ibu - ibu setengah berbisik membicarakannya yang telah lama berpacaran dengan Irwan namun tak kunjung menikah.
Memang keluarga Irwan pernah datang ke kediaman orang tua Rania, mereka membicarakan perihal rencana pernikahan mereka beberapa bulan yang lalu.
Pada akhirnya mereka sepakat untuk menggelar acara pernikahan 6 bulan lagi,
***
Kedua orang tua Irwan sangat menyayangi Rania, selain karena parasnya yang cantik Rania pun gadis yang lemah lembut.
Orang tua Irwan pun sudah mengenal Rania sejak lama, karena memang kampung mereka yang bertetangga namun juga karena Rania adalah teman sekolah indah sejak SMP hingga mereka SMA,
Indah yang dari kalangan berada mampu melanjutkan pendidikannya ke universitas, sedangkan Rania hanya sampai SMA saja, karena orang tuanya tidak mampu jika harus membiayai ke bangku kuliah, sedang Rudi adik Rania juga saat itu masuk ke SMA.
Hari itu Rania dan indah mendatangi kost yang di tempati Irwan, mereka akan memberi kejutan ulang tahun pria persebut.
Sejak malam Rania sudah sibuk membuat kue tart juga membungkus kado untuk kekasihnya tersebut.
Pukul 7 pagi Indah sudah menghampiri Rania di rumahnya, untuk segera berangkat ke kota agar mereka tidak kesiangan, kebetulan hari itu adalah hari minggu, dimana Irwan sedang libur bekerja
Rania gadis manis tersebut terlihat sangat cantik meski hanya memakai pakaian sederhana, dengan riasan wajah tipis, serta rambut panjangnya yang tergerai.
Wajah cantik Rania memang mewarisi dari ibunya yang saat muda dahulu memang menjadi kembang desa.
"ayok Rania,,, cepetan,,
Kamu sudah cantik, ,jangan dandan lama - lama,,, keburu siang,,,,
Mas ku ngak akan melirik cewek lain, kalau sudah lihat kamu" teriak Indah dari luar rumah,
"iya,,,iya,,,, bawel banget kamu ndah!!!" gumam Rania.
Rania pun dengan cepat naik ke motor yang indah bawa, mereka meninggalkan kampung mereka yang sangat asri untuk ke kota menemui sang pujaan hati.
Karena jarak kampung ke kota memang lumayan jauh yakni 2 jam perjalanan, mereka harus bergantian menyetir sepeda motor itu.
Rania dengan senang hati mengantikan Indah menyetir motor, sebab di hari minggu jalanan akan lengang tak seramai di hari - hari biasa.
Apalagi yang akan mereka temui adalah sang pujaan hati.
Pukul 9 lebih sedikit mereka telah sampai di indekost tempat tinggal Irwan.
Tak sulit menemukan rumah kost tersebut sebab sudah beberapa kali Indah mengunjungi kakaknya disana.
Namun saat itu adalah kali pertama Rania sampai disitu. Disaat hari pernikahannya tinggal menghitung hari Rania baru mau mengunjungi kost Irwan itu pun dengan di temani Indah.
Rania memang gadis yang masih lugu, meski ia berpacaran beberapa tahun dengan Irwan, namun Rania tak pernah mau di cium atau pum disentuh Irwan.
Rania memegang teguh wejangan bapaknya, jika perempuan harus bisa menjaga harga diri dan martabak kedua orang tuanya.
Itulah sebabnya Irwan jarang pulang karena Rania pernah menolaknya saat Irwan akan menciumnya.
Kala itu hubungan mereka sempat memburuk, hingga Irwan meminta maaf atas ke khilafannya, dan Rania memaafkannya hingga kini.
Indah memarkir motornya di depan pintu gerbang, kost tersebut memang kost yang bebas membawa siapapun menginap disana, jadi tak perlu ijin kala Indah dan Rania akan masuk kebangunan besar tersebut.
Indah dan Rania mempersiapkan lilin untuk kue ulang tahun Irwan terlebih dahulu, setelah semua siap, indah baru akan mengetuk pintu kamar kakaknya itu.
"ayo ndah ketuk" perintah Rania setengah berbisik agar Irwan yang di dalam kamar tidak mengetahui kedatangan mereka.
Tok,,,,tok,,,,tok,,,, indah mengetuk pintu dengan pelan, namun setelah menunggu hampir 5 menit tak ada jawaban dari dalam, indah pun mengetuk lagi,
Tokkk ,,,, tookkkk,,,, tokkkk...
Kali ini lebih keras, sehingga orang- orang yang berada disana melihat mereka.
"jangan keras - keras ndah,,, nanti pintu itu bisa roboh" celetuk Rania.
"emang dasar mas Irwan itu kalau tidur kayak kebo,,, susah banget di bangunin, mau di kasih kejutan malah udah kesel duluan,,," gerutu Indah.
"sabar ndah,,,, mungkin mas Irwan kecapekan kerja,,," ucap Rania.
"besok kalau kalian udah nikah ya,,, kalau tu orang susah bangun, siram aja pakai air segayung ya Ran,," ucap indah.
Saat mereka berdua berbicara tiba - tiba pintu itu terbuka dari dalam, dan nampak perempuan dengan rambut dan pakaian berantakan membukakan pintu.
"kalian siapa???" tanya wanita itu.
"bukannya ini kamarnya mas Irwan??" jawab Indah.
"kalian siapa???" tanyanya lagi.
Indah dan Rania sudah ketakutan jika mereka salah mengedor kamar.
"siapa sih sayang pagi - pagi bertamuu,,," ucap seorang pria yang suaranya tak asing di telinga Rania.
"mas Irwan,,, siapa dia mas???" tanya indah dengan wajah menahan amarah.
Rania pun tepaku melihat pemandangan yang ada di hadapannya, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri wanita itu tinggal dikamar yang sama dengan calon suaminya, dan sekarang pun wanita itu bergelayut manja di lengan Irwan.
Dengan cepat Irwan melepaskan pegangan tangan wanita itu, agar Rania tidak semakin marah padanya.
Kue tart yang seharusnya mengejutkan Irwan, justru Rania yang mendapatkan kejutan yang tak pernah ia sangka sebelumnya.
Penghianatan yang nyata di depan matanya, membuat kue yang di bawa Rania jatuh menghujam ke lantai.
"ternyata ini mas, sebabnya akhir - akhir ini kamu jarang pulang ke kampung ternyata disini kamu punya selingan" ucap Rania seraya pergi meninggalkan mereka berdua.
Indah pun ikut pergi menemani Rania yang menangis,
"Rania tunggu Ran,,,," ucap Indah berusaha menghentikan langkah kaki Rania.
"aku mau pulang sekarang ndah!!!" ucap Rania dengan air mata yang tertahan.
"iya,,, aku yang bawa motor, kamu duduk di belakang ya,,, aku tidak mau kamu yang bawa motornya, kamu sedang kacay Ran,,,"
Rania pun mengangguk menyetujui permintaan sahabatnya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Kurang tidur demi baca ini, thor cepetan terbitkan yang selanjutnya!
2023-08-01
0
María Paula
Tak terduga.
2023-08-01
0