Pak Hadi pun meninggalkan Irwan yang masih terduduk di ruang tamu, setelah puas memarahi anak lelakinya itu.
Irwan pun mencoba membujuk ibunya agar mau berbicara pada orang tua Rania, agar tidak membatalkan pernikahan mereka yang sudah di depan mata.
"bu,,,,," ucap Irwan.
"uwes le,,,(sudah nak) ,,, semua sudah terjadi, semua itu adalah akibat dari perbuatan mu sendiri,,," balas Bu Siti."
"bu,,,, aku mencintai Rania,,,,"
"dari keluarga kita tidak ada yang membuat malu keluarga besar kita Wan,,, bapakmu pasti sangat kecewa kepadamu,,,," ucap Bu Siti sambil meninggalkan Irwan sendiri.
Irwan pun nampak sangat kecewa dengan sikap ayahnya yang tidak membelanya sedikit pun.
Pada awalnya ia yakin jika sang ayah akan memaafkan kesalahannya dan membelanya di depan keluarga Rania.
Irwan pun menyeret kakinya meninggalkan rumah, ia keluar mengendarai motornya dengan cepat.
Irwan biasa berkumpul dengan teman - temannya di kampung kala pikirannya terasa penat.
Tak lama setelah kepergian Irwan Pak Usman dan Bu Ningrum sampai di kediaman Pak Hadi.
Tok,,,,,tok,,,,,tok,,,,, tak berapa lama pintu rumah besar itu pun terbuka, nampak Indah yang membukakan pintu.
"silahkan masuk pak,,," sapa Indah.
"Bapak ada nduk???" tanya Pak Usman saat sudah dipersilahkan masuk oleh sang empunya rumah.
"ada pak,,, monggo silahkan duduk dulu,, saya panggilkan bapak" jawab Indah dengan sopan.
Indah pun berlalu masuk ke dalam rumah, untuk memanggilkan bapaknya yang sedang istirahat di dalam kamar.
"pak,,,, ada Pak Usman dan Bu Ningrum datang ingin bertemu bapak,,,," ucap Indah pelan setelah mengetuk pintu yang masih sedikit terbuka itu.
"iya nduk,,, bapak akan temui,,,,"
"ayo bu,,, kita harus hadapi apapun tingkah polah anak kita,,," ucap Pak Hadi sambil keluar dari kamar pribadinya.
Tak lama kemudian mereka berempat pun sudah duduk mengelilingi meja ruang tamu yang terbuat dari kayu dengan ukiran khasnya yang terlihat klasik.
"Begini Pak Hadi,, maksud kedatangan kami kemari untuk menyampaikan keputusan kami, mengenai hal - hal yang telah terjadi antara anak kita,,," ucap Pak Usman membuka percakapan.
"saya tahu Pak Usman anak saya salah,,, dia sangat keterlaluan,,, tapi apakah bapak tidak bisa memaafkan dan memberi kesempatan untuk anak saya memperbaiki diri pak???"
"menginggat hari pernikahan mereka sudah sangat dekat,, undangan pun semua sudah disebar,,, " tutur Pak Hadi.
"kami semua telah memaafkan nak Irwan, namun untuk memberi kesempatan saya rasa Rania tidak bisa ,, saya mohon maaf rencana pernikahan ini harus batal,,," ucap Pak Usman.
"kalau begitu saya sekalian mohon pamit Pak Hadi,, karena maksud dari kedatangan kami pun sudah kami sampaikan,,," tambah Pak Usman sambil beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar rumah besar itu.
****
Berita batalnya pernikahan Rania dan Irwan pun langsung tersebar ke seluruh penjuru kampung.
Di setiap tukang sayur atau pun ibu - ibu yang berkumpul pun membahas perihal batalnya pernikahan mereka.
Bahkan desas desus warga kampung beredar rumor jika Rania membatalkan pernikahannya karena maharnya kurang banyak.
Bahkan ada yang mengatakan jika seorang gadis membatalkan pernikahannya sendiri maka gadis tersebut tak akan mendapatkan jodoh lagi.
"eh,,, ada Bu Ningrum,, mau belanja apa bu,,, masih lengkap ini sayuran dan lauknya,,," ucap Bulik Narti seorang pemilik warung sayur di kampung Rania.
"mau beli tempe sama tahu saja,,,sama telor sekilo ya,,,," pinta Bu Ningrum.
"eh,,, Bu Ningrum,,, mau punya mantu kaya kok malah di batalin itu kenapa to bu,,,,, masih mending lho Rania yang gak cantik - cantik banget itu ada yang mau,,, " celetuk Bu Sri
"iya Bu Ningrum,,,, udah dari lulus SMA lho nolak- nolak lamaran terus,,, kalau sampai tua ngak ada yang mau gimana???" sahut Bu Sumi.
"itu lho bu,,,, anaknya bu Murni,, kan sekolahnya bareng sama Rania,, sekarang anaknya sudah mau 2,, ," imbuh bu Sri
"ndak papa bu ibu,,, anak saya memang bukan jodohnya nak Irwan,,, monggo bu ibu saya duluan,, mau masak keburu siang,, " pamit Bu Ningrum.
Sepeninggalan Bu Ningrum warung itu masih saja ramai membahas Rania yang membatalkan pernikahannya.
Keluarga Pak Usman tidak pernah mengatakan apa alasan membatalkan pernikahan putrinya pada warga masyarakat, karena akan mencoreng nama baik keluarga Pak Hadi besar yang terkenal sebagai pemuka Agama.
Sehingga kabar yang beredar menjadi simpang siur dan membuat keluarganya sendirilah yang menerima cap buruk warga.
"ibu kenapa nangis gitu habis dari warung bu,,,," tanya Pak Usman saat melihat istrinya menangis sendirian di dapur.
"banyak ibu - ibu yang menghina Rania pak,,, harusnya kita jujur saja pada warga kenapa Rania membatalkan pernikahannya,, sekarang banyak yang menjelek - jelekkan putri kita pak,,,
Malah ada yang bilang Rania itu tidak akan laku pak" tutur Bu Ningrum disela tangisannya.
"memangnya Rania dagangan bu,,, sampai ndak laku,,,, ada - ada saja,,,,, biarkan saja lama - lama mereka juga bosan sendiri ngomongin keluarga kita" balas Pak Usman.
"Besok bapak carikan pemuda yang baik yang bertanggung jawab yang pantas menjadi suami Rania bu,,,, ibu tenang saja,,,," pungkas Pak Usman.
"Ya sudah bapak ke ladang dulu bu,,, hari ini mau panen tomat,,, bapak harus cepat" pamit Pak Usman.
"iya pak,,, semoga harga tomatnya tinggi ya pak,,,,"
Tanpa mereka sadari Rania yang tengah bersiap pergi bekerja mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya.
Hatinya sakit mendengar orang taunya harus menerima hinaan warga kampung setelah batalnya acara pernikahan mereka.
Tak bisa di pungkiri Irwan yang merupakan cinta pertama Rania, tak akan mudah Rania lupakan, ia masih sangat mencintai Irwan.
"aku harus bisa lupain mas Irwan,,,"
"aku harus bisa move on" gumamnya dalam hati.
Rania pun pelan - pelan mendekati ibunya yang tengah memetik bayam yang baru saja Bu Ningrum panen di pekarangan rumah.
"bu,,, Rania pamit dulu ya,,," ucap Rania.
"hati - hati ya nduk,,,," jawab Bu Ningrum.
Rania pun menyalakan sepeda motor maticnya yang sudah terparkir di depan rumahnya
Ia pun melaju meninggalkan kampungnya yang asri untuk mengais rejeki di kecamatan.
Jarak tempuh dari kampung ke minimarket tempat Rania bekerja cukup jauh yakni memakan waktu 30 menit.
Setibanya di minimarket Rania bekerja sudah ada sepeda motor yang tak asing bagi Rania, yang terparkir di depan swalayan itu.
Iya sepeda motor Irwan,
"Rania,,, mas ingin bicara,,," cekal Irwan saat Rania melewati depannya.
"maaf mas,,, Rania mau kerja,,, lagi pula tidak ada yang perlu di bicarakan, semua sudah selesai,,," pungkas Rania.
"Rania,,,, mas minta maaf,,,, mas khilaf dek,,, mas masih sangat mencintaimu,,, tolong berikan mas satu kali kesempatan lagi,,," ucap Irwan mengiba.
"tidak bisa mas,,, keputusan Rania sudah bulat, lebih baik Mas Irwan kembali ke kota,,, disanalah tempat Mas Irwan yang sesungguhnya,,,"
"tidak dek,,, mas mencintaimu bukan orang lain,,,,"
"terserah mas saja,,, Rania mau bekerja sudah telat,,, " ucap Rania meninggalkan Irwan yang termenung sendirian.
Sudah seminggu lebih Irwan menghilang tanpa jejak, kini ia kembali menemuinya yang masih terluka.
Susah payah Rania menggusir kenangan Irwan dalam pikirannya kini pria itu malah kembali kehadapannya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Wesal Mohmad
Aduh, cliffhanger-nya bikin saya gak tahan nunggu, ayo lanjutkan thor!
2023-08-03
0