"hay Sin apa kabar" sosok Gilang menyapa "baik Pak "sembari melayani pelanggan setia swalayan tempatnya bekerja, pelanggan yang menantikan transaksi itu seperti kabel listrik yang lagi terkelupas "mbak ganteng gateng kok dicuwekin" menyambar pembicaraan diantaranya dengan masih setia didepanya masih menunggu pelayanannya, bukan marah atau apa Sinta hanya tersenyum merekah sembari meneruskan kata "tenang Bu soal ganteng nanti saja, Sintanya kerja dulu" sembari terus melakukan tugasnya.
Akhirnya antriandidepan kasirpun habis, sinta bisa beranjak ke stand kuwe yang sedikit kurang rapi untuk membenahinya, saat itulah sinta tertatapan langsung dengan sosok Gilang tanpa pembatas dengan saling berhadapan, tidak sengaja saat menata barisan snack, seperti di film romantis mereka berpegangan dengan tujuan yang sama sekian detikpun terhenti untuk saling melihat, sintapun menarik tangannya "maaf Pak, silahkan" sinta berniat menghindar karena dia sadar lelaki itu sedikit membuat batinya yang kosong bergetar, hal yang selama ini iya hindari atas nama keluarga lebih tepatnya demi kebahagian keluarganya hingga lupa untuk menikmati keindahan ciptaan Tuhan sejenis Laki-laki.
Tapi itu semua menjadi awal kehabagiaan yang entah bisakah sinta terima nantinya, jika semua hanya sebuah kepalsuan belaka
Sore berganti malam, sampai semua terselesaikan tugas kasir menghitung omset menyimpan uang tunaipun selesai menutup swalayan dilakukan rekan laki laki setiap shift hanya 3 orang. Semua selesai, merekapun pulang.
Saat kebagian shift malam sering membuat sinta sedikit bingung karena harus menunggu angkutan umum yang membuatnya makin larut sampai dirumah, sempat terpikir membeli motor cuman selalu kedahuluan kebutuhan adik adik jadi tetap setia dengan angkutan umum, malam ini memang sangat sepesial sekali hujan gerimis datang tak mengenal siapapun seperti jailangkung, hemmmmm desahan suara sinta tak terelakkan hanya sendirian meski ada pilihan untuk menerima tawaran IRFAN SAPUTRA yang ingin mengantar jemputnya pulang tapi dengan halus sinta menolaknya, barisan air hujan kian merapat angkutan umum tidak juga bisa didapat, sempat terpikir menghubungi sosok Irfan tapi tak berani takut Irfan berharap lebih.
Tubuh yang sedianya merasakan sedikit meriang entah mungkin kelelahan, karena sering lembur akhir-akhir ini karena pusing yang sinta rasakan hingga membuatnya berjongkok menahannya.
Cerita akan akan dimulai pertemuan malam ini dengan Gilang membawanya kedalam pelukan cinta yang berskenario
Sinta menatap kaget ada sorot lampu mobil di depan pandanganya takut yang sekian detik sinta rasakan segera meraih ponsel menekan untuk segera mendapatkan nama Irfan tapi, saat Sosok yang iya kenal keluar membuatnya sedikit tenang meski tetap ada rasa takut akan sesuatu tanpa alasan.
"Sin, kok belum pulang ? ayo aku antar" kata itu yang keluar dari sosok Gilang membuatnya terbata untuk kembali menjawab sebuah pertanyaan dan kemungkinan yang sulit untuk di elakkan "Pa Pak Gilang" dengan terbata iya menjawab pertanyaan dengan pernyataan, sosok Gilang mendekat sedangkan Sinta makin terpuruk dengan perasaannya sendiri, perasaan yang ingin dia sembunyikan juga situasi yang kurang memberikannya cukup alasan untuk sekedar menghindar.
"Ayo aku antar, sudah malam angkutan mungkin tengah malam baru datang" Gilang menjelaskan dengan kelembutan seharusnya bukan menjadai masalah saat sinta tidak menyimpan rasa "maaf merepotkan Pak" kata yang keluar dari mulut sinta seakan langsung mengiyakan.
"sin, pucat sekali kamu, kamu baik baik sajakan " Gilang kembali melancarkan aksinya saat melihat sesuatu sedikit berubah, sedangkan sinta menjawab "entahlah Pak, kepala saya pusing" sembari merubah posisi awal, sedangkan Gilang nampak kawatir entah itu tulus bahkan penuh dengan tipuan, memberikan sedikit instruksi "sudah ayo masuk" Gilang mengatakan dengan membatu sinat terdiri dan membukakan pintu mobil sebelah kemudi, sinta yang mulai merasakan kenyamanan hanya bisa mengikuti. Diposisi duduk nyaman pintu tertutup dan sosok Gilang melangkah memutar menuju kemudi tanpa melihat sinta menyalakan mobil dan berjalan.
Sesaat sudah berjalan Gilang mengatakan "Sin rumahmu dimana ?" karena untuk pertama kali mereka bersama pulang kerumah sinta, sedangkan sinta dengan segera menjawab "nanti sampai terminal saja Pak, masih jauh" penasan yang belum terbayar membuat gilang kembali menanyakan "`dari terminal ?" sintapun memastikan "lumayan Pak" dengan jawaban itu Gilang cukup mengerti dan mulai memberikan permintaan "hemm boleh panggil nama lain, selain Pak" sebuah permintaan atau instruksi saat Gilang mengatakan itu dengan menatap sinta "Hemm panggil selain Pak ?" pertanyaan sinta bersuara memikirkan kata yang pas "hemmm bos saja yaa ?" celetuk sinta "apalagi itu ? yang lain" Gilang menjelaskan penolakannya
"Panggil Siapa ? Pak" Sinta menanyakan ulang atas kebingungan ya, dengan tenang jawaban diberikan Gilang "Sayang saja gimana ?" Gilang mengatakan jelas sembari berkelakar tanpa dosa
HALLO PEMBACA YANG BUDIMAN
SILAHKAN KOMEN DAN TINGGALKAN JEJAK ANDA DI SINI
SARAN UNTUK LEBIH BAIK DISILAHKAN
VOTE APALAGI DITUNGGU DENGAN SENANG HATI
HAPPY BACA.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
ᴄᴏʀɴ ꜱᴀʟᴀᴅ🌽
thor mohon maaf ni ceritanya kurang dimengerti untuk dialog nya,sya gk jdi baca deh pusing banget dialognya gk tau yg mana
2021-01-07
1
nadia
sy pusing bacanya thor. tolong dirapikan lagi ya.... antara yg percakapan dg yg bukan tolong dibedakan tanda bacanya. biar enak dibaca🙏🙏
2020-12-18
1