Bab~08

"Kamu murid baru di kampuskan ?" ucap Jessica saat melihat Sofia dengan seragam pelayan restoran.

"Hm." Sofia mengangguk kecil.

"Silakan duduk dan kalian mau pesan apa ?" ucap Sofia kemudian seraya menyerahkan buku menunya.

"Aku mau es krim, kak Ariel mau apa ?" tukas Jessica setelah melihat menu makanan.

"Sama sepertimu." sahut Ariel tanpa berminat melihat buku menu yang di berikan oleh Sofia.

"Baiklah, tunggu sebentar." Sofia segera mengambil buku menunya lantas bergegas pergi dari sana.

"Tempatnya asyik banget ya kak, sepertinya kita harus sering-sering mampir ke sini." ucap Jessica seraya mengedarkan pandangannya ke setiap sudut restoran.

Sementara Ariel nampak fokus dengan ponselnya dan kurang berminat mendengarkan ocehan gadis itu.

"Ini pesanan kalian silakan di nikmati." ucap Sofia seraya meletakkan dua porsi es krim di hadapan mereka, setelah itu gadis itu segera berlalu dari sana.

Restoran yang ramai membuat Sofia nampak sibuk dengan pesanan para pelanggannya, berjalan mengantar pesanan kesana kemari dan sesekali mengusap peluh yang membasahi keningnya dan itu tak luput dari pengawasan Ariel karena baru kali ini ia melihat seorang gadis yang begitu bekerja keras.

"Hei, kemarilah !!" teriak Jessica seraya mengangkat tangannya memanggil Sofia.

"Apa mau pesan sesuatu lagi ?" tanya Sofia menatap gadis itu dengan mengulas senyumnya, aura gadis di hadapannya itu sangat berbeda dengan Rebeca dan teman-temannya meski sedikit jutek tapi Jessy terlihat lebih menghargai orang lain.

"Tentu saja, berikan kami air mineral." sahut Jessica kemudian.

"Baiklah." Sofia bergegas mengambil pesanan gadis itu lantas segera meletakkannya di atas mejanya.

"Apa ada lagi ?" tanya Sofia lagi sebelum melayani pelanggan lainnya.

"Tidak, terima kasih." sahut Jessica dan lagi-lagi membuat Sofia nampak mengangkat sudut bibirnya paling tidak masih ada orang kaya yang mau mengucapkan sebuah kata terima kasih pada orang lain.

"Baiklah, kalau begitu selamat menikmati." ucap Sofia lantas segera melangkah pergi dari sana, namun baru beberapa langkah seseorang nampak memanggilnya kembali.

"Siapa yang menyuruhmu pergi ?" ucap Ariel yang langsung membuat Sofia menghentikan langkahnya, gadis itu nampak menghela napasnya sejenak.

Apa belum cukup pria itu merundungnya di kampus dan sekarang akan melakukannya lagi di tempatnya bekerja?

"Kamu mau pesan sesuatu ?" ucapnya kemudian dengan sesopan mungkin jangan sampai pria itu mencari-cari kesalahannya dan berakhir pemecatan atas dirinya, jika itu terjadi kemana lagi ia akan mencari pekerjaan.

"Berikan seporsi burger jumbo !!" perintah Ariel kemudian.

"Itu saja ?" tanya Sofia lagi seraya mencatatnya.

"Hm."

"Astaga kak Ariel, katanya sudah kenyang lagipula sejak kapan kamu makan burger dengan ukuran besar? aku sedang diet ya jangan suruh aku untuk membantumu menghabiskan." celetuk Jessica bernada protes, namun sepertinya pemuda itu enggan menanggapi.

"Baiklah, tunggu sebentar." Sofia bergegas pergi dari sana dan lima belas menit kemudian gadis itu kembali dengan sebuah nampan di tangannya.

"Silakan !!" ucapnya setelah meletakkan makanan pesanan pria itu.

"Kamu membuat pesananku atau sedang tidur ?" tegur Ariel hingga membuat Sofia urung melangkahkan kakinya.

"Antrian pesanan sedang banyak lagipula lima belas menit bukan waktu yang lama." terang Sofia yang mulai tak sabar menghadapi pria itu.

"Tapi aku sudah tak berselera." tegas Ariel menatap tajam Sofia lantas pria itu segera beranjak dari duduknya.

"Apa mau di bungkus saja ?" bujuk Sofia, jangan sampai pria itu protes ke managernya.

Lagipula bukan salahnya juga jika pesanan sedikit terlambat karena restorannya memang sedang ramai.

"Ck." Ariel nampak berdecak kesal menatap Sofia lantas segera berlalu meninggalkan restoran tersebut yang langsung di ikuti oleh Jessica.

"Dasar orang kaya suka sekali membuang-buang uang." gerutu Sofia seraya merapikan kembali bekas makanan mereka.

"Sepertinya aku habiskan saja, lumayan menghemat uang jajanku lagipula makanan ini belum di sentuh sama sekali." imbuhnya seraya mengambil seporsi burger tersebut lalu segera membawanya ke belakang.

Beberapa hari kemudian.....

Pagi itu Sofia yang ketinggalan kereta nampak datang sedikit terlambat ke kampusnya.

"Semoga saja belum terlambat." gumamnya seraya berlari masuk ke dalam gerbang, namun tiba-tiba ia terpeleset lalu jatuh tersungkur ke lantai dan seketika terdengar gelak tawa dari beberapa mahasiswa yang lewat.

Entah sejak kapan ada air sabun menggenang di sana hingga membuat lantai menjadi licin, semoga saja ini bukan bagian dari rencana mereka untuk mengerjainya lagi.

Karena sejak pertama kali ia masuk kuliah hingga hari ini selalu saja mendapatkan masalah namun ia takkan menyerah begitu saja.

Meski kini tugas kuliahnya nampak basah kuyup terendam oleh air dan itu membuatnya merasa kecewa mengingat ia telah begadang semalaman untuk mengerjakannya.

"Kenapa rokmu basah ?" tanya Rebeca saat Sofia berjalan melewatinya.

"Tidak apa-apa." sahut Sofia yang terus melangkahkan kakinya dan tentu saja itu membuat Rebeca geram karena di abaikan.

"Hei jika orang berbicara itu lihat mukanya ?" ucapnya kemudian seraya menarik lengan Sofia hingga wanita itu langsung menghentikan langkahnya.

"Iya nih sudah miskin belagu lagi." timpal yang lainnya hingga membuat Sofia mulai habis kesabaran.

"Iya aku memang miskin lalu mau apa kalian ?" ucapnya kemudian.

"Mau ku ?" Rebeca nampak tersenyum miring menatap Sofia.

"Tentu saja kamu harus meminta maaf pada Ariel lalu bersedia menjadi pelayannya seperti murid-murid dari jalur khusus sebelumnya." tegas Rebeca kemudian.

Sofia nampak menghela napasnya, sepertinya akar masalahnya memang ada di pria itu dan ia harus segera menghentikannya jika tidak itu akan sangat mengganggu kuliahnya karena mereka pasti akan terus menerus merundungnya.

"Di mana aku bisa menemuinya ?" tanyanya kemudian.

"Jadi kamu sudah menyerah ?" Rebeca dan kawan-kawannya langsung tersenyum mengejek.

"Baiklah, Ariel tidak ada kuliah hari ini jika kamu mau temui dia nanti malam di jalan XX pukul 9 malam." ucap Rebeca kemudian.

"Kamu ingin menipuku ?" Sofia tak serta merta percaya begitu saja, perundungan yang di lakukan oleh mereka beberapa hari ini membuatnya semakin waspada.

"Hei, apa untungnya aku menipumu. Jika tidak mau datang terserah kamu, itu bukan urusanku juga." sahut Rebeca lantas segera berlalu dari sana.

Sementara Sofia nampak mempertimbangkan perkataan wanita itu, kemudian ia segera masuk ke dalam kelasnya.

Malam harinya setelah pulang dari tempatnya bekerja, Sofia memutuskan untuk pergi ke alamat yang di berikan oleh Rebeca tadi.

Semoga saja ia bisa bertemu dengan Ariel lantas membuat kesepakatan, karena hanya pria itu yang bisa menghentikan perundungan atas dirinya.

"Astaga." Sofia langsung melebarkan matanya saat melihat banyak sekali anak muda sedang berkumpul di sebuah jalanan yang nampak sepi, kemudian ia segera melangkah mendekat.

Saat melihat Ariel yang sedang berdiri di samping mobilnya bersama beberapa orang pria, Sofia langsung mendatanginya.

"Aku mau bicara penting denganmu." ucapnya kemudian.

"Hei bro siapa gadis ini, apa dia akan jadi taruhan kita malam ini ?" timpal seorang pria dengan tato memenuhi tangannya.

"Ta-taruhan ?" Sofia langsung menelan ludahnya tak mengerti.

Terpopuler

Comments

Praised93

Praised93

terima kasih

2024-02-07

0

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Maunya Ariel tu apa sich?.

2024-01-22

0

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿ 𝐷𝑒𝑒

🐊⃝⃟ ⃟🍒ᴾᴿᴱᴰᴬᵀᴼᴿ 𝐷𝑒𝑒

hahahahaa...ini pasti sebenarnya Ariel emamg mau ngasih Sophia sih..tp caranya aja ngeselin..heheh
cieee perhatian

2024-01-17

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!