Pagi itu Untari sedang merapikan meja makan setelah Tuan dan Nyonya Bagas sudah selesai sarapan.
Ting tong
Ting tong
Bunyi bell menggema di ruangan.
Tak berapa lama
“Assalamu alaikum, Mah Pah” suara salam diiringi suara pintu depan. Baru mau beranjak dari tempat berdirinya, tampak seorang pria dewasa menghampiri Untari.
Untari yang pagi ini menggunakan dres batik berwarna peach selutut terpaku melihat sesosok pria dewasa tersebut.
Tiba tiba pria itu memeluk Untari dengan penuh semangat dan mengangkat Untari serta berputar-putar seperti sedang berdansa.
”Ya ampun Un kamu udah gede banget, cakep kayak Lestari” ucapnya
”Mas maaf Mas siapa?” Tanya Untari sambil berusaha untuk tidak jatuh setelah Dewa melepaskan pelukannya.
Tap
Tap
Tap
“Dewa, ya ampun Nak koq ga ngomong-ngomong kalau nyampe hari ini, tau gitu kan tadi dijemput” ucap Bu Salma
”Mas Dewa” gumam Untari “bahkan udah 4tahun di luar negeri aja masih inget sama kecantikan mbak Lestari” ungkapnya dalam hati sambil tersenyum kecut.
”Urusan ternyata selesai lebih awal Mah, jadi aku balik sekarang deh” ungkap Dewa
”Un kamu udah gede aja” ucapnya setelah melepas pelukan Mamahnya dan kembali mengacak-acak rambut Untari.
”Papah mana Mah? Bukannya Sabtu ya hari ini, masa kerja?” Tanya Dewa.
”Papah main golf Wa, la kamu ga ngomong-ngomong nyampe hari ini, kalau Papah tau pasti ga pergi lah dia” jawab Nyonya Salma.
”Ga papa Mah, Mah Lestari ke sini ga ya hari ini?” Tanya Dewa
”Mas permisi ya saya buatkan minum dulu di dapur” ucap Untari sambil membungkukkan badannya. “Emh iya, nanti minta tolong ya bongkar baju di kamarku ya Untari” ujar Dewa.
”Iya Mas, nanti koper biar saya yang bawa”
”Jangan Untari, berat nanti aku aja yang bawa kamu tinggal bongkar” lanjut Dewa.
”Baik Mas” jawab Untari sambil berjalan ke dapur.
“Mah, aku boleh ga tahun ini menikah Mah?”tanya Dewa sambil duduk di samping Nonya Salma.
”Emang udah punya pacar kamu Wa, perasaan ga pernah cerita sm Papah Mamah tau tau mau menikah, anak siapa yang mau kamu lamar?” Ujar Nyonya Salma berpura-pura tidak tau akan perasaan Dewa kepada Untari.
Sebenarnya Nyonya Salma tadi sudah mengintip di balik pintu kamar pada saat Dewa datang. Nyonya Salma melihat senyum Dewa yang lebar dan sumringah pada saat bertemu dengan Untari barusan.
”Ya adalah Mah sama orang yang kusayangi” ujar Dewa menjawab.
”Ini Mas minumnya, Mas mau sarapan sekarang apa nanti?” Tanya Untari dari dapur sambil membawakan minuman.
“Untari bongkar bajunya mau sekarang?”Tanya Dewa. “Maaf Mas, sejam lagi boleh tidak? saya masih harus menyelesaikan jemuran dan menunggu Mbak Tumi kembali dari pasar” ucap Untari
”Owh ya udah Oke, entar kalau sudah selesai tolong ke kamar ya, sekalian bawain sarapan? Ada makanan apa Untari?”
”Ada nasi goreng telor dadar Mas”Jawab Untari “ oke bolehlah” jawab Dewa
”Aduh belum apa apa Mamah dah dicuekin” ujar Nyonya Salma.
”Maaf Nyonya, Untari permisi ke belakang kalau begitu” ujar Untari merasa tidak enak dengan Nyonya Salma.
”Mah, aku boleh ya mah menikah tahun ini sehabis Mas Anji Mah” ujar Dewa sambil bergelayut manja di lengan Mamahnya.
”Emang kamu mau menikah sama siapa Wa?”
Pacar ga punya, cewek ga pernah bawa? Mamah bingung deh kamu main nikah nikah aja?”ujar Mamahnya sengaja memancing.
”Sama Untari Mah emang smaa siapa lagi, 13 tahun Mah Dewa nunggu Untari gede, masak Mamah tega sih nanya gitu ke Dewa, Mamah kan tau sendiri Dewa tipe cowok yang setia”ucap Dewa sambil terus membujuk Mamahnya
“Entarlah malam kita omongin kalau ada Papah, lagian Untari nya emang pasti mau sama kamu? Dia Masih muda,ayu,pinter dan baru mau mulai kuliah Wa, kamu kayak pedofil jadinya tau, Untari but baru 17 tahun” ujan Maamhnya tidak mau begitu saja memberikan angin segar.
”Udahlah kamu tidur dulu sana di kamar, mandi istirahat” Lanjut Mamahnya
”Ya deh Mah, jetleg juga nih Dewa”Jawab Dewa sambil berjalan menuju kamar menyeret kopernya.
“Wah ga berubah kamarku, room sweet room” guman Dewa sambil merentangkan badannya di springbad King size.
Sayup sayup terdengar suara perempuan bernyanyi…
Asmara telah terkalibrasi frekuensi yang sama
Saatnya 'tuk mengikat janji merangkum indahnya
Laras rasa nihil ragu
Biar, biarlah merayu di ruang biru
Bias kita jadi taksu gairah kalbu mendayu
Sabda diramu
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia
Kini saatnya merangkai binar asmara
Melebur 'tuk satukan ego dalam indahnya
Berdansa dalam bahtera mahligai rasa
Merajut ketulusan jiwa
Mengabdi dalam indahnya kalbu
Mengukir ruang renjana selamanya
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia
Berdansa dalam bahtera mahligai rasa
Merajut ketulusan jiwa
Mengabdi dalam indahnya kalbu
Mengukir ruang renjana selamanya
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia
Jadikan hanya aku satu-satunya
Sang garwa pambage, sang pelipur lara
Nyanyikan 'ku kidung setia
Asmara telah terkalibrasi
Asmara telah terkalibrasi
Dan jadikan 'ku kidung setia
Asmara telah terkalibrasi
Asmara telah terkalibrasi
Dan jadikan 'ku kidung setia
Sambil mendengarkan suara Untari Yang sedang menjemur baju sambil memyanyikan lagi Yang belum Lama viral di kalangan remaja.
”Selain cantik suaranya bagus Untari, kayaknya bakatnya seni”guman Dewa
”Tapi masih inget ga ya tu bocah Sama janjinya dulu, coba kutes dulu deh, pengen tau juga perasaannya sama aku selama ini gimana” guman Dewa sambil terus menatap Untari di ruangan menjemur yang berada persis di bawah kamarnya.
Selesai menjemur Untari masuk membereskan ember-ember dan menuju dapur mengambilkan sarapan untuk Dewa.
Dewa yang menyadari Untari telah masuk akhirnya memutuskan untuk mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments