RSA 05 - TERBONGKAR

"Humaira, kita harus segera pulang. Ajak Zidan sekalian, kita ketemu di rumah jam 15.00."

"Ada apa Ka? apa ada hal yang penting? jika nggak ada hal penting, aku pulang besok saja. Perasaan aku belum membaik setelah kejadian tadi."

"Tidak! kita harus bertemu dan berkumpul di rumah secepatnya, sebaiknya ajak Zidan juga. Kalian lihat berita panas hari ini, kita harus segera selesaikan masalah keluarga kita. Mai, apa Bunda sudah mengabari kamu?"

"Sebenarnya ada apa Ka? kenapa sepertinya tegang sekali? Bunda juga tidak ada mengabari aku hari ini. Menangnya Kenapa?"

"Sudahlah, cepat lihat saja beritanya! Lalu segera pulang. Bunda, biar kakak yang cari."

Setelah selesai mengabari Humaira adik bungsunya, Kinara segera menghubungi nomor Bunda Delima. Namun Kinara harus beberapa kali mencoba menelpon hingga akhirnya nomor Bunda tidak bisa di hubungi lagi. Hal itu membuat Kinara semakin panik dan merasa khawatir. Jika Bunda Delima tidak juga ada kabar, kemungkinan besar sesuatu sedang terjadi padanya. Tak mau kehilangan akal, Kinara segera pergi menuju rumahnya guna memastikan keberadaan Bunda Delima. kemudian mencari sang ayah, Antonio.

"Kemana kita pergi Nona?" tanya supir taksi.

"Tolong antarkan saya ke alamat ini Pak, tolong ngebut."

Supir taksi segera pergi melajukan mobilnya menuju kediaman Ricardo.

**

**

"Dimana Kinara? Kemana dia pergi. Kenapa sambungan telponnya juga tidak dapat di hubungi?"

Kinara begitu terkejut mendengar isu tentang Ayah Antonio sehingga dia pergi tanpa mengabari Alvian, dan meninggalkan Alvian sendirian di kampus. Sejak tadi Alvian hanya mondar mandir seperti orang kebingungan mencari keberadaan Kinara, yang tak kunjung dia temukan. Bagaimana dia mau menemukan Kinara, sementara Kinara saja sudah lama pergi dari area kampus. Padahal Kinara datang ke kampus hanya ingin menyerahkan tugas terakhirnya. Karena sebentar lagi Kinara akan segera lulus dari universitas itu.

Saat Alvian berjalan menelusuri setiap lorong, beruntung dia melihat Michelle yang berjalan menuju arahnya.

"Michelle, tunggu! Apa kamu melihat Kinara?" tanya Alvian yang tidak sengaja bertemu Michelle di koridor kampus.

"Kinara sudah pergi beberapa menit yang lalu, dia kelihatan sedih. Tapi, apa kamu tidak tahu tentang isu yang sedang beredar tentang Tuan Antonio?"

Michelle memberitahu Alvian dengan nanar wajah heran. Seharusnya Alvian tahu sesuatu tentang keluarga Kinara, karena rasanya tidak mungkin jika Alvian tidak tahu apa-apa tentang keluarga Ricardo. Karena setahu Michelle Alvian adalah salah satu karyawan kepercayaan Antonio di perusahaan Arccorp.

"Maksud kamu apa? apa yang kamu tahu tentang Tuan Antonio dan aku?"

Tatapan Alvian berubah drastis. Mengernyit, lalu tatapan menghujam kini dia tunjukkan pada Michelle. Membuat Michelle merasa merinding karena melihat wajah Alvian yang seperti hendak menelannya hidup-hidup.

"Maaf Al, aku salah bicara. Aku lupa aku ada kelas hari ini, aku harus pergi sekarang. Aku permisi dulu."

Dengan cepat Michelle berjalan menjauh dari Alvian. Michelle takut jika Alvian tahu sesuatu tentangnya. Itu bisa sangat membahayakan Michelle dan keluarganya. Dengan langkah cepat Michelle terus berjalan cepat menjauh dari Alvian, sambil sesekali menoleh ke arah belakang. Dan benar saja, Alvian masih menatapnya dengan tatapan membunuh.

"Bahaya. Sepertinya gadis itu tahu sesuatu tentang aku."

Tatapan Alvian begitu dingin menatap punggung Michelle yang sudah menjauh dari pandangannya. Alvian seperti mempunyai dua kepribadian yang berbeda, namun dia mampu menyembunyikan kepribadian itu dengan baik. Jika Alvian yang selalu bersama Kinara lebih terlihat ceria, baik hati, manis juga penyayang. Berbeda dengan Alvian saat ini. Tatapannya begitu membunuh, tatapan itu seperti tatapan yang dia tunjukkan pada Kinara tadi siang namun dengan 'kilah' bercanda.

"Biar nanti saja aku bereskan wanita itu. Sekarang, aku harus tahu kemana Kinara pergi."

Alvian kembali berfokus pada Kinara. Dia tidak boleh kehilangan jejak Kinara, karena itu akan membuat rencananya berantakan.

Lalu rencana apa yang Alvian maksud? bukankah Alvian adalah kekasih Kinara yang begitu mencintainya? atau apakah semuanya hanya topeng palsu Alvian?.

**

**

Beberapa kali Alvian kembali menghubungi nomor Kinara, sampai akhirnya Kinara menjawab telpon dari Alvian.

"Syukurlah, akhirnya kamu jawab telpon aku. Kamu dimana sayang? kenapa aku cari di kampus, kamu sudah tidak ada? kemana kamu pergi?"

"Ah maaf. Al, aku lupa menghubungi kamu tadi. Aku pulang duluan karena ada urusan penting. Kamu nggak apa-apa 'kan, aku tinggal sendirian? tadi aku sempat berlari mencari kamu di parkiran, tapi mobil kamu nggak ada. Makanya aku pulang duluan."

tutur Kinara dari sebrang telpon, dengan suara serak seperti habis menangis.

"Baiklah tidak apa-apa, aku mengerti. Hati-hati di jalan sayang, jika ada apa-apa, jangan sungkan untuk menghubungi aku. Mendengar isu tentang Ayah Antonio, aku turut berduka sayang. Semoga kamu dan yang lainnya tegar dalam menghadapi masalah ini."

Kata-kata mutiara lolos dari mulut Alvian, yang terdengar sangat lembut oleh telinga Kinara. Hati siapa yang tak senang jika seseorang yang kita cintai memberikan semangat untuk terus tetap tegar, ditengah gonjang-ganjing yang menimpa keluarganya. Dengan itu, Alvian tak terus menanyai Kinara, karena yang terpenting dia sudah tahu kemana Kinara pergi, itu sudah lebih dari cukup. Selebihnya Alvian akan mengurusnya nanti, termasuk kesedihan Kinara saat ini.

Alvian kemudian melajukan mobilnya dan pergi entah kemana.

**

**

Arccorp.

"Apa-apaan ini! Apa yang sedang kalian lakukan?"

Bagaikan di sambar petir di siang bolong. Tubuh Delima bergetar lemas tak bertenaga. Dadanya begitu sesak, jantungnya terasa sakit bagai di tusuk sembilu. Wajahnya memerah, dengan tatapan mata tajam menatap Antonio dan Lisa di hadapannya. Amarah Delima semakin memuncak dikala melihat Lisa dan Antonio sedang berpelukan mesra di dalam ruangan pribadi milik sang suami. Walaupun sangat terlihat jelas, jika wajah Antonio begitu murung dan sedikit terlihat tertekan.

"Delima?"

Lisa yang masih memeluk Antonio, tersenyum getir di balik pundak Antonio saat mendengar suara pintu terbanting dengan keras, hingga suara Delima yang terdengar memburu. Berbeda dengan Antonio yang terlihat sangat panik dan terkejut.

"Delima. Sejak kapan kamu ada di sini?" tanya Antonio dengan raut wajah tegang. Lalu segera melepaskan pelukan Lisa dengan cepat. Walaupun Lisa begitu merasa keberatan dengan lepasnya pelukan Antonio.

"Jadi benar isu yang sedang beredar di kantor ini? apa kalian benar-benar sedang berselingkuh, Mas?"

Delima berteriak penuh amarah di hadapan Antonio dan Lisa. Hingga teriakan Delima mengundang banyak perhatian para karyawan yang sedang sibuk bekerja.

Antonio memejamkan matanya, lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Bukan begitu, biar aku jelaskan dulu padamu." ucap Antonio sambil memegang sebelah lengan Delima.

Namun, dengan cepat Delima langsung menepisnya begitu saja. Sebelum Antonio menjelaskan semuanya, Delima tidak mau di sentuh oleh Antonio.

"Apa! Apa yang mau kamu jelaskan? Apa kamu mau menjelaskan bahwa ini hanyalah kesalahpahaman? atau kamu mau bilang, kamu sudah kalah taruhan dari Sekertaris kepercayaan kamu ini, hingga membuat perusahaan ini menjadi bangkrut, begitu!" Delima tak ingin basa-basi lagi, secepatnya dia ingin mendengar penjelasan dari Antonio. Walaupun hatinya masih sangat sakit melihat kelakuan sang suami. Tak terasa, Delima meneteskan butiran bening dari matanya. Membuat Antonio kini merasa bersalah pada Delima.

"Ayo kita jelaskan ini semua di rumah saja. Tempat ini bukan tempat yang pas untuk menceritakan semuanya."

Antonio memegang lengan Delima dengan lembut guna membujuknya pergi dari kantor.

"Tidak! jelaskan semua ini di sini! dan di hadapan wanita murahan itu!" sentak Delima sembari menunjuk Lisa yang sedang memainkan kukunya.

Lisa, sedikitpun tak merasa terganggu atau merasa bersalah pada Delima. Justru saat ini, Lisa sedang menikmati kerusuhan yang sudah berhasil dia buat.

Lisa sesekali menyunggingkan sebelah bibirnya sambil melirik ke arah Delima, sudah jelas jika saat ini Lisa sedang menantang Delima.

"Wanita murahan! Kurang ajar kamu! Berani sekali kamu sudah menghancurkan keluarga ini, sadar kamu Lisa, kamu hanyalah seorang Sekertaris yang di pekerjakan di perusahaan ini karena belas kasihan!"

Begitu jijik-nya Delima pada Sekertaris suaminya ini. Namun, Delima lebih jijik pada Antonio yang dari tadi hanya diam mematung tak menjelaskan apa-apa.

Gelak tawa terdengar dari mulut sang Sekertaris, sudah puas membersihkan kukunya, kemudian Lisa meniup jari-jarinya yang tidak kotor sama sekali, kemudian Lisa berjalan mendekati Delima.

"Kenapa begitu berisik sekali Bunda. Kenapa kita tidak membicarakan ini baik-baik saja? malu loh di lihat para karyawan."

"Hentikan Lisa! kamu jangan ikut campur lagi dengan urusan keluarga saya! bukankah kamu sudah puas karena kini kamu sudah memiliki segalanya?"

Antonio membentak Lisa di hadapan Delima. Lagi, Delima merasa heran dengan sikap Antonio. Atau mungkin ini hanya permainan mereka saja, sengaja menutupi kebusukannya dengan berpura-pura membentak Lisa.

Lisa kembali tersenyum menatap Antonio dengan tatapan menantang. Sebenarnya apa yang sedang terjadi pada Lisa dan Antonio?.

"Hentikan! sudah cukup, hentikan sandiwara kalian sekarang juga! karena aku sudah muak melihat wajah palsu kalian semua!"

Delima tak lagi bisa menahan bendungan air matanya yang mulai membuncah. Delima menangis di hadapan Antonio dan Lisa. Hatinya yang keras kini mulai melemah.

"Apa ini semua adalah karma untuk ku, karena di masa lalu aku sudah pernah menyakiti hati wanita lain?"

Begitu sakit hati Delima melihat kenyataan yang saat ini sedang dia saksikan. Namun, Delima sebenarnya belum mengetahui apa-apa tentang Antonio, dan juga rahasia besar yang di sembunyikan Lisa.

"Baiklah, akan aku jelaskan semuanya padamu Delima. Tetapi, apa kamu sanggup mendengar ini semua dariku?"

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Amai Kizoku

Amai Kizoku

📖Saya telah membaca banyak cerita sepanjang hidupku, dan ini salah satu yang paling berkesan.

2023-07-29

0

Codigo cereza

Codigo cereza

Thornya pandai menggambarkan karakter-karakter dalam novel ini. Aku bisa membayangkan wajah mereka.

2023-07-29

0

Kuririn

Kuririn

Sumpah baper! 😭

2023-07-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!