Kinara segera menundukkan wajahnya saat Alvian terus menatapnya dengan tatapan membunuh. Kali ini Kinara benar-benar tidak enak hati. Bagaimana jika Alvian jadi ilfil pada Kinara?.
"Ma-Maafkan aku Al, jika pertanyaan tadi begitu menyinggung perasaan kamu. Aku tidak bermaksud ingin ikut campur dalam masalah pribadi kamu, kamu juga tidak perlu menjawab pertanyaan konyol dariku tadi."
Kinara segera meminta maaf pada Alvian sambil menggerakkan kedua telapak tangannya. Kinara benar-benar tidak enak hati pada Alvian, sudah benar tadi seharusnya dia tetap diam saja.
Tidak lama kemudian gelak tawa terdengar dari mulut Alvian, membuat Kinara merasa heran dibuatnya. Kinara terus menatap Alvian sambil mengernyit dan penuh tanda tanya.
"Haha, Kenapa wajahmu begitu tegang sayang? Apa wajahku begitu menakutkan, hum? aku hanya bercanda sayang. Bagaimana, apa acting ku sudah meyakinkan?"
Kinara merasa lega saat mendengar Alvian hanya menggoda, dengan cepat Kinara segera membuang nafasnya sambil memutar bola matanya. Kinara sedikit lebih tenang, karena ternyata Alvian tidak tersinggung dengan pertanyaannya tadi. "Huh, syukurlah jika Al tidak tersinggung," gumamnya lirih.
Alvian menoleh dan hanya menatap Kinara sekilas. "Apa? apa kamu berkata sesuatu?" tanya Alvian yang masih fokus mengendarai mobilnya.
Kinara menggeser posisi duduknya menghadap Alvian, kemudian mengerutkan kening, lalu meruncingkan bibirnya dan menatap Alvian dengan tatapan sendu. "Aku pikir kamu tadi marah sama aku Al, aku benar-benar kaget dengan perubahan wajah kamu barusan. Aku hampir berpikir tadi itu sebenarnya bukan kamu, tapi orang jahat," ungkap Kinara dengan suara manja.
mendengar perkataan Kinara, Alvian kembali menyunggingkan senyuman tipis, namun di balik senyuman itu ada tatapan aneh yang Alvian sembunyikan dari Kinara. Tatapan yang menandakan jika ucapan Kinara hampir benar.
"Mana mungkin aku orang jahat, aku hanya ingin membuat kamu sedikit relax aja sayang, jangan terlalu tegang dengan masalah apapun yang sedang kamu hadapi saat ini. Aku tahu, pasti kamu lagi ada masalah kan sama Ayah? Makanya kamu minta aku jemput, karena kamu nggak pernah mau jemput sebelumnya," ujar Alvian sambil mengelus lembut pucuk rambut Kinara. Lagi, Kinara terperangkap kedalam buaian Alvian.
Melihat perlakuan Alvian yang begitu manis, Kinara segera merespon ucapan Alvian dengan bersemangat. "Aku tahu kamu bukan orang seperti itu, aku sangat mencintai kamu Al. Terima kasih karena selama ini kamu selalu hadir dan menemani aku di saat aku sangat kesepian. Bahkan kamu selalu bersedia mendengar semua obrolan tidak penting tentang keluarga aku."
Kinara kembali menyunggingkan senyuman manja sambil menyandarkan kepalanya di bahu Alvian yang sedang menyetir. Kinara begitu mencintai Alvian, sama sekali Kinara tidak pernah menaruh kecurigaan apapun tentang kekasihnya itu.
"Sudah sampai."
Alvian memarkirkan mobilnya tepat di halaman kampus agar memudahkan Kinara untuk menuju kelas.
"Kamu tidak akan turun?" tanya Kinara dengan tatapan manja.
"Tentu aku akan turun. Apa kamu mau aku memarkirkan mobil di sini dan membuat semua orang memandangi kita, lalu mencibir kita?" ucap Alvian sambil tersenyum tipis. "Pergilah duluan, nanti aku nyusul setelah mendapatkan parkiran."
Dengan cepat kinara menganggukkan kepalanya, lalu segera keluar dari mobil Alvian dan berjalan masuk menuju kampus.
Saat memasuki lorong kampus, tidak ada yang aneh di sana. Semua terlihat sangat normal. Hingga saat Kinara memasuki halaman taman kampus, semua mata hampir memandangnya dengan tatapan aneh, tatapan yang tidak pernah Kinara dapatkan dari siapapun di kampus ini. Bahkan beberapa orang sedang berbisik-bisik sambil menatap ke arahnya. Sungguh Kinara jadi merasa tak enak hati, padahal sebelumnya tidak pernah ada yang berani menatapnya secara tajam seperti itu, apalagi sampai berbisik-bisik di belakangnya. Biasanya semua mahasiswa sangat segan pada Kinara, pasalnya semua orang tahu, jika keluarga Ricardo adalah salah satu donatur terbesar di kampus mewah yang saat ini sedang Kinara tuntut ilmunya.
Kinara memutarkan kepalanya ke kanan dan kiri, untuk mengawasi setiap gerakan mahasiswa yang sedang menatapnya dengan tatapan aneh. Kemudian Kinara membalikkan badannya dan Kinara kembali melihat para mahasiswa sedang berbisik-bisik sambil menunjuk ke arahnya. Sungguh Kinara tidak mengerti mengapa semua orang mengawasinya seperti itu, apa mungkin mereka sedang membicarakan Kinara karena Alvian kini berubah?.
"Kenapa semua orang melihat aku seperti itu? apa mungkin karena tadi Alvian memakai mobil baru, dan membuat semua orang memperhatikan aku?" gumam Kinara sambil menggaruk pelan belakang kepalanya yang tidak gatal. Kepolosan Kinara terkadang membuatnya sedikit agak bodoh. Padahal sebenarnya Kinara adalah wanita pintar dan juga kuat.
Karena merasa risih, Kinara segera mempercepat langkah kakinya guna segera pergi dan menjauh dari kumpulan orang-orang yang sedang memperhatikannya. Namun, saat Kinara hendak memasuki lorong kelas, tiba-tiba Kinara tidak sengaja bertabrakan dengan Michelle, anak kampus jurusan IPA yang juga salah satu teman dekat Kinara di kampus ini.
'Braaak'
Buku-buku yang di bawa Michelle jatuh berhamburan di atas lantai.
"Ya ampun Michelle. Maaf, maafkan aku." Kinara langsung berjongkok hendak membantu Michelle membereskan buku-bukunya yang terjatuh.
Namun, saat Kinara hendak menyentuh buku Michelle tiba-tiba saja tangan Michelle refleks menepis tangan Kinara dengan cepat. "Nggak apa-apa, aku bisa sendiri ko Kinara. Aku juga baik-baik aja," sahut Michelle dengan tatapan dingin. Ditambah sepertinya Michelle sedang menjaga jarak dengannya. Padahal Kinara hanya ingin membantunya membereskan buku-buku yang terjatuh.
Kinara mengernyit, karena tak biasanya sikap Michelle hari ini begitu dingin pada Kinara. Apa mungkin Kinara mempunyai salah pada Michelle, selain menjatuhkan bukunya tadi?.
Tak mau terus berpikir negatif tentang Michelle, Kinara kemudian membelokkan percakapannya dan mencari tahu mengapa semua orang menatapnya dengan aneh hari ini lewat Michelle.
"Michelle, boleh aku tanya sesuatu?" tanya Kinara dengan suara sendu.
Michele menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Hmm, tentu. Kamu mau bertanya apa?"
Kinara menegakkan tubuhnya, lalu mendekat ke arah Michelle.
"Apa kamu tahu anak-anak sedang membicarakan apa tentang aku? soalnya aku bingung sama sikap mereka siang ini. Pandangan mereka juga aneh, sangat mengintimidasi aku."
Kinara sengaja mengecilkan suaranya agar tidak ada yang mendengar pembicaraannya dengan Michelle, karena Kinara benar-benar sangat risih pada orang-orang.
Michelle menjauh satu langkah dari Kinara. Lagi, Kinara merasa aneh pada Michelle hari ini. Michelle juga sama sekali tak menunjukkan wajah yang ramah seperti biasanya.
"Apa kamu belum melihat grup hari ini? berita tentang ayah kamu sekarang sedang tersebar dan sedang menjadi topik perbincangan di kampus ini, bahkan mungkin di luaran sana juga."
Michelle sengaja tak menjelaskan keseluruhan tentang mengapa orang-orang bersikap aneh pada Kinara hari ini. Karena Michelle tidak mau terlibat dalam urusan orang lain, Michelle bersikap biasa saja pada Kinara karena sudah di ancam seseorang. Ya, bahkan hampir satu kampus semua orang dilarang untuk menyapa atau sekedar menegur Kinara.
"Berita tentang ayah? berita apa?"
Kinara segera mengeluarkan ponsel pintar miliknya dengan wajah penasaran. Kemudian segera membuka WhatsApp dan membaca pesan disana.
Benar saja, Kinara dikagetkan dengan berita tentang ayahnya hari ini. Bagaimana bisa Kinara tak tahu jika ayahnya sedang dalam skandal besar? kini perasaan Kinara seratus kali lipat menjadi tidak enak, jantungnya memompa dengan sangat cepat. Keringat dingin kini mulai bercucuran saat Kinara membaca kata demi kata yang dituliskan oleh salah satu akun resmi di kampus. Tenyata Kinara kalah cepat dengan gosip yang sudah beredar lebih dulu di kampusnya.
"Apa benar ayah selingkuh dengan Lisa? bagaimana mungkin? Tidak, ini pasti bohong! tidak mungkin ayah berselingkuh dan mengkhianati kami lagi!"
Bola mata Kinara membesar membentuk bulatan sempurna. Tidak lama kemudian, cairan bening mengalir begitu saja hingga membasahi kedua pipi mulus milik Kinara.
Isak tangis mulai terdengar dari bibir tipis Kinara, sambil menggelengkan kepalanya, Kinara terus berkata dengan lirih jika ayahnya tidak mungkin berselingkuh dengan Sekretarisnya sendiri. Air mata semakin deras mengalir dikala Kinara membaca sebuah artikel yang menyebutkan jika Antonio Ricardo telah resmi memberikan seluruh kekayaannya pada sang Sekertaris. Hal itu membuat Kinara semakin terkejut dan tak percaya.
"Tidak mungkin! tidak mungkin ayah melakukan ini pada kami! ini pasti berita bohong!"
Kembali, Kinara segera berlari menuju pintu gerbang kampus untuk segera pulang ke rumah dan mengkonfirmasi kebenarannya pada sang ayah. Kinara berlari sambil terus mengucurkan air mata tanpa memperdulikan pandangan semua orang. Semua yang memandangnya tampak kasihan pada Kinara, karena semua gosip yang beredar di kampus itu resmi di buat oleh orang dalam yang berada di rumah Ricardo.
Namun siapa sebenarnya orang yang sudah menyebarkan gosip ini hingga menyebar ke seluruh awak media?.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Aishi OwO
Akhirnya nemu lagi cerita yang oke banget, terima kasih thor untuk karyanya! ❤️
2023-07-28
1
ˢⁱᵐᵖ 2ᴅ
Bikin terinspirasi.
2023-07-28
0