RSA 02 - Isu kebangkrutan

"Ada apa ayah? apa ada masalah yang serius?" tanya Kinara dengan wajah panik.

Bukan jawaban yang Antonio berikan, melainkan tatapan sinis yang Antonio tunjukkan pada anak dan istrinya. Setelah itu Antonio pergi dengan tergesa-gesa tanpa berkata apapun. Lagi-lagi Delima dan Kinara di buat bingung oleh sikap Antonio. Mereka hanya terdiam mematung sambil menatap kepergian Antonio.

"Sebenarnya siapa yang sudah mengancam Mas Anton?" gumam Delima sambil menatap punggung suaminya yang sudah tak terlihat lagi.

Kinara kemudian menatap Delima. "Bunda, apa mungkin ayah sedang dalam masalah besar?" tanya Kinara dengan wajah bingung.

Delima hanya terdiam sambil menatap balik Kinara dengan tatapan kosong, lalu beberapa detik kemudian Delima mulai tersadar, dia harus mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada Antonio. "Sayang, Bunda harus pergi. Bukankah kamu harus pergi ke kampus hari ini? pergilah, jangan pikirkan tentang ayahmu. Masalah ayah, biar bunda yang cari tahu," ucap Delima sambil mengusap wajah Kinara dengan lembut.

Walaupun Delima hanyalah seorang ibu sambung, atau orang-orang kerap bilang ibu tiri, Namun kesayangan Delima terhadap anak-anak sambungnya begitu besar. Bahkan Delima tak pernah menganggap ketiga anak Antonio sebagai anak tiri, melainkan sudah Delima anggap seperti anak kandungnya sendiri. Walaupun di antara ketiga anaknya hanya Kinara yang bisa menerima keberadaan Delima. Tidak dengan Humaira dan Zidan. Meskipun Zidan selalu bersikap ramah pada Delima, tetap saja Zidan selalu menjaga jarak bahkan bisa di bilang dingin dan cuek pada Delima. Padahal Zidan dan Humaira sudah di besarkan sedari mereka balita, Zidan berumur Lima tahun dan Humaira berumur empat tahun. Berbeda dengan Zidan yang masih bisa bersikap sopan pada Delima, Humaira justru sebaliknya, terkadang Humaira sering berbicara tegas dan cenderung keras pada Delima, walaupun ucapannya tidak pernah kasar. Dan bahkan Humaira sering mengungkit masa lalu yang pernah terjadi pada ibunya dan Delima terdahulu.

"Bunda mau pergi kemana?" tanya kinara.

Delima merasa panik, namun masih tetap bersikap tenang di hadapan Kinara. Dia tidak mau melihat anaknya khawatir, karena Delima yakin jika saat ini Antonio sedang dalam masalah besar.

"Bunda ada urusan sebentar, Bunda akan cari tahu masalah ayah kamu."

Delima tersenyum pada Kinara, lalu segera pergi dengan hanya membawa tas mewahnya.

Saat ini Delima benar-benar sedang tidak enak hati, jantungnya berdegup dengan kencang, hingga kaki dan tangannya ikut bergetar. Begitulah Delima jika dia sedang panik, maka tubuhnya akan terasa lemas.

"Apa mungkin Mas Anton pergi ke Amsterdam untuk bertemu wanita yang pernah dia hubungi beberapa waktu yang lalu?"

Kini pikiran Delima tertuju pada seseorang yang pernah membuat hati dan pikirannya tidak tenang. Ya, beberapa hari yang lalu Delima pernah memergoki suaminya sedang berbicara serius lewat telepon dengan seorang wanita di luar kamarnya. Delima sangat yakin jika itu seorang perempuan, walaupun Antonio terus mengelak saat di tanyai oleh Delima. Bahkan sebelum pembicaraan berakhir, Delima pernah mendengar jika Antonio menyebutnya dengan sebutan sayang, lalu kemudian memanggil nama lain dengan panggilan Mom La. Waktu itu sempat terjadi keributan antara Antonio dan Delima, Delima sangat yakin jika Antonio mungkin bermain gila di belakang Delima dan anak-anaknya. Namun, kemudian Antonio bisa meyakinkan Delima dan membuat Delima melupakan kejadian itu. Hingga tadi saat Antonio berbicara dengan orang asing, Delima sempat berfikir jika yang baru saja menelponnya adalah orang yang sama.

"Baiklah, aku akan menghubungi Lisa terlebih dahulu."

Delima mengeluarkan ponselnya, dan segera menelpon Lisa untuk memastikan keadaan Antonio terlebih dulu. Sudah berulang kali Delima menghubungi nomor Lisa, tapi Lisa sama sekali tidak menjawabnya, hingga Delima merasa kesal dan mengutuk Lisa dalam hatinya.

"Kenapa wanita ini tidak menjawab telpon dariku? apa mungkin Mas Anton yang menyuruhnya tidak menjawab telpon?" gerutu Delima sambil meremas ponsel miliknya.

Tak mau kehilangan akal, Delima akhirnya memutuskan untuk pergi mencari Antonio ke kantornya mengendarai mobil miliknya sendiri.

......................

ARCCORP

"Selamat siang Bu."

Hampir seluruh karyawan di kantor Arccorp menyapa Delima dengan sopan. Beberapa orang menatap Delima dengan tatapan aneh, lalu yang lainnya sedang berbisik-bisik, tapi entah apa yang mereka bicarakan. Tatapan aneh serta tingkah karyawan yang tak seperti biasanya, membuat Delima semakin yakin jika ada sesuatu yang terjadi pada suaminya

"*Apa benar perusahaan Pak Antonio sedang mengalami masalah? apa mungkin perusahaan sebesar ini akan bangkrut begitu saja?"

"Rasanya tidak mungkin Joe, ini perusahaan yang sangat besar, aku curiga jika Pak Antonio mungkin kalah taruhan atau semacamnya."

"Lalu bagaimana nasib kita kedepannya, jika isu kebangkrutan Arccorp benar-benar terjadi? atau bagaimana jika yang di bicarakan orang-orang selama ini benar? Pak Antonio akan segera menyerahkan perusahaan ini pada orang lain*!"

Langkah Delima seketika terhenti begitu mendengar percakapan para karyawati yang sedang membicarakan suaminya. Tubuh Delima bagaikan tersambar petir di siang hari, Kakinya terasa lemas tak bertenaga, jantungnya begitu terasa nyeri saat mendengar isu kebangkrutan di perusahaan suaminya. Bagaimana mungkin perusahaan sebesar ini akan bangkrut begitu saja? rasanya tidak mungkin dan sangat mustahil. Mengingat perjuangan yang selama ini dilakukan Antonio untuk mempertahankan perusahaannya sangatlah besar, bahkan Antonio sampai rela menjual saham mendiang istrinya hanya untuk membesarkan perusahaan ini.

"Hmm."

Delima sengaja mendeham agar para karyawan segera bubar dan kembali melanjutkan pekerjaan mereka.

"Eh ada Bu Delima. Maaf Bu, kami permisi kembali bekerja dulu."

Wajah para karyawati begitu gugup saat melihat istri bos besar ada di hadapan mereka. Mata mereka nyaris keluar dari tempatnya saking terkejut melihat Delima yang sedang menatap mereka dengan tatapan tajam.

"Sejak kapan karyawati di perusahaan ini sangat asik membicarakan bos nya sendiri? jika kalian sudah bosan bekerja di sini, sebaiknya kalian segera mengundurkan diri dari perusahaan ini! jangan sampai saya atau Pak Antonio memecat kalian secara tidak hormat."

Ancaman Delima begitu tegas dan menyeramkan. Selama bekerja di perusahaan Arccorp, para karyawan baru kali ini melihat kemurkaan seorang Delima. Pasalnya selama ini Delima begitu ramah bahkan sangat baik hati terhadap para karyawan di perusahaan suaminya ini. Tetapi saat ini, wajah Delima berubah menjadi merah padam, wajahnya sangat mengerikan dan menakutkan. Bahkan para karyawan harus bersusah payah hanya untuk sekedar menelan salivanya.

"Ma-Maafkan kami Bu Delima, Kami memang salah, tolong maafkan kami."

ucap salah satu karyawan sembari menunduk meminta maaf pada Delima.

Sekuat mungkin Delima segera mengendalikan emosinya. "Baiklah, saat ini kalian saya maafkan! tetapi, jika saya mendengar kalian masih membicarakan suami saya, maka tidak akan ada ampun untuk kalian!" ancam Delima.

Para karyawati segera pergi menuju ruangannya masing-masing dengan wajah tegang.

"Sebenarnya apa yang di sembunyikan mas Antonio dari saya dan anak-anak? apa mungkin selama ini ada hal yang kami tidak tahu tentang mas Anton?"

Bersambung...

Terpopuler

Comments

eli♤♡♡

eli♤♡♡

Yess, langganan setiap update punya author ini, doi keren abis!

2023-07-27

1

Rajnandini Sukla Bhattacharjee

Rajnandini Sukla Bhattacharjee

dahsyat ttg cerita ini, semoga terus sukses author!

2023-07-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!