"Jadi begini ceritanya pa ma... papa dan mama kan tau kalau aku ikut pelatihan barista kan bahkan aku sudah bilang ke papa dan mama kalau aku juga lolos dari tes tertulis" ucap yaya
"Lah terus letak permasalahan kamu dimana yaya, dimana letak saat kamu di tolak sama tim pelatihan itu apa saat sesi wawancaranya atau gimana kalau kamu enggak bilang sama kami ya mana kami tau kelanjutan pelatihan kamu sudah sampai mana, coba papa mau dengar lagi penjelasan dari kamu terkait wawancara sehabis tes tertulis itu" ucap ayah yudi dengan lantang sambil menatap yaya.
"Jadi pa pertanyaan wawancaranya itu simple kok cuman mbak yang wawancarai aku itu tanya kegiatan yaya sehari-hari nah papa kan tau sendiri kan kalau yaya itu ikut pelatihan guru juga tapi pelatihannya sudah selesai eh terus besoknya yaya udah ditolak, dan yaya sudah tau dari awal pa ma jadi yaya out dari grub seleksi pelatihan barista itu dan menutup semua akses pelatihan itu buat apa yaya masih disana kalau yaya bukan cadangan tapi langsung di tolak mentah-mentah, apa yaya terlalu pintar buat mereka atau yaya terlalu bodoh untuk mereka pa ma jadi yaya di tolak mentah-mentah dan enggak di beri kesempatan kedua gitu untuk ikut seleksi pelatihan lagi" jawab yaya sengan nada yang sedikit menangis sambil menjelaskan apa yang sedang dialaminya setelah mengikuti wawancara.
"Anak papa dan mama tidak ada yang bodoh, anak papa dan mama semuanya pintar-pintar mungkin tim pelatihan itu masih ragu dengan yaya karena kan banyak orang yang ikut pelatihan karena ikut-ikut teman ya kan, benar enggak ucapan ayah?" Tanya ayah yudi.
"Iya sih pa banyak temen yaya yang ikut pelatihan tapi saran dari temennya, bukan seperti yaya yang mau ikut pelatihan barista itu ya memang kemauan yaya sendiri dan barista itu minatnya yaya dari dulu" jawab yaya sembari menghapus air matanya menggunakan lengan bajunya.
"Dah sekarang yaya anak papa dan mama enggak usah di pikirin lagi balai pelatihan kerja itu ya, yaya itu pintar kok papa dan mama tau kalau yaya itu beneran ingin belajar di balai pelatihan kerja itu tapi kalau mereka tidak percaya sama yaya apa yaya masih mau kekeh tetap ikut dan yaya masih mau menyesali kalau yaya akhirnya tahu semua ini ada campur tangan dari temennya temennya yaya yang tidak suka sama yaya sehingga yaya gagal di sesi wawancara, yaya mau nangis seumur hidup yaya? Anak papa dan mama harus bangkit masih banyak perusahaan yang memerlukan yaya biarkan tim balai pelatihan kerja itu menyesal dengan sendirinya karena sudah menolak yaya mentah-mentah yang penting sekarang papa dan mama harap yaya mau bangkit lagi mau usaha lagi tidak sedih lagi masak anak papa dan mama yang cantik ini sedih karena di tolak tim balai pelatihan kerja sih jangan ih anak papa dan mama adalah anak yang kuat anak yang mau berusaha okay sayangnya papa dan mama" ucap ayah yudi sembari menenangkan yaya yang sedari tadi mendengarkan nasehat dari ayahnya.
"Iya pa ma" jawab yaya sembari menebalkan sedikit riasan diwajahnya karena luntur terkena air matanya sendiri.
"Udah sekarang makanannya dihabisin dulu habis itu berangkat ya" ucap ayah yudi sembari mengambilkan bekal yang sudah mama siti siapkan untuk yaya sedari tadi.
"Iya pa, pa ma yaya berangkat dulu ya nanti telat kan tiap pagi anak-anak baca iqra dulu" ucap yaya sembari meletakkan belaknya kedalam tas.
"Oke kesayangannya papa dan mama" jawab ayah yudi.
"Kak enggak bareng gue aja?" Taya bagus pada yaya sembari mengeluarkan kunci hondanya.
"Kagak ah berangkat sendiri aja" jawab yaya.
"Yakin nih? Lo tu habis nangis paling enggak lo enggak ngeluarin tenaga buat ke sekolah" jawab bagus.
"Gue kan punya montor gus, ya walaupun montor gue montor scoppy kecil ya enggak kenapa lah penting masih bisa di pakai" jawab yaya.
"Yaudah deh terserah lo aja penting gue udah nawarin lo ya"
"Ma pa bagus berangkat sekolah dulu ya, assalamualaikum" ucap bagus sembari menyalimi punggung tangan kedua orang tuanya.
"Iya hati-hati ya nak" ucsp mama siti.
"Yaya juga deh ma pa mau berangkat ke sekolah juga" ucap yaya sembari mencium punggung tangan kedua orangtuanya.
"Hati-hati ya nak ingat kata papa kalau pihak tim dari pelatihan kerja itu menghubungi kamu dan kamu di beri kesempatan kedua sama mereka, kamu pikir-pikir lagi dulu dan ingat bagaimana mereka menolak kamu secara mentah-mentah" ucap ayah yudi sembari memberikan nasehat pada yaya.
"Ya pa ma yaya selalu ingat kok" ucap yaya.
Sekolah
"Mbak yaya, mbak yaya nanti ke kelas A1 ya bantu dulu soalnya masih banyak yang rewel" ucap ibu kepala sekolah.
"Oh nggih bu" jawab yaya sembari melangkah turun dari aula setelah menyimak anak-anak belajar iqra.
'Kapan ya dapat kerjaan yang bagus gitu yang gajinya lumayan bisa buat makan dan papa mama juga ikut senang kalau anaknya dapat gaji yang wajar, stop thingking about that sekarang aku harus berfikir yang positif sambil kerja sambil cari kerjaan lain siapa tau memang ada perusahaan yang mau menerima aku' batin yaya bergejolak teringat temannya yang sebagian gajinya sudah dalam batas wajar dan yaya berniat ingin mencari kerja yang sistem gajinya yang wajar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
danisya inlvr
Sungguh menarik, jangan berhenti menulis, author!
2023-07-28
0
Vikale5
Terus semangat berkarya and entertain us, thor!
2023-07-28
0