Yaya sebenarnya sudah memikirkan untuk memiliki pasangan akan tetapi ia masih memikirkan kariernya di dunia pendidikan dan hari ini juga sahabatnya dari SMA ingin bertemu dengan yaya di cafe sejak dari tadi jam sepuluh pagi, karena ada hal yang harus dibicarakan dulu dengan para guru di kantor sebelum ia pergi ke cafe menenmui temannya itu.
Setelah hampir 40 menit sampailah yaya disebuah cafe yang ada di mall yang berada dikota solo.
Yaya langsung masuk terlebih dahulu dan langsung pergi ke area baju, melihat beberapa baju yang menurut ia bagus dan langsung membeli beberapa baju, sepatu yang ia lihat tadi saat bejalan-jalan kalau kalau soal barang-barangnya yang lain sudah ia beli saat ada promo potongan harga berlangsung begitupun dengan sahabatnya tisa ia membeli baju dan sepatu untuk ia pakai saat melamar pekerjaan.
Tisa adalah sahabat yaya sejak SMA ia sekelas dengannya akan tetapi saat kuliah ia dan tisa berpisah karena berbeda kampus dan jurusan yang diambil, mereka sudah mengerti satu sama lain seperti keluarga.
Meskipun mereka membeli barang yang harganya cukup mahal yang penting diskon adalah tujuan utama mereka membeli baju, sepatu dan gaun tersebut.
Setelah mereka selesai membeli beberapa barang di area baju, akhirnya mereka merasa lapar akhirnya mereka memutuskan untuk langsung pergi ke cafe lantai 4 pada mall tempat mereka saat ini.
"Eh sebentar aku mau beli es teh dulu" ucap tisa saat mereka sampai didepan ruko minuman.
"Iya, aku juga mau beli kentang goreng dulu, dan udah lama kan kita enggak belanja bareng mumpung diskonnya lagi gede kan" jawab yaya.
Hingga merekapun memesan makanan, lalu mencari tempat kosong sambil menunggu makanan yang sudah jadi diantarkan ke tempat yang sudah dipesannya.
"Eh kowe kan jek jomblo, la kowe ogak ndue kriteria apa? Mosok sampai sekarang enggak ada perubahan" Tanya Tisa.
"Ya punya lah, kriteriaku tak tulis di buku ini, aku pernah lihat salah satu video tiktok kalau kita bisa manifes jodoh sesuai kriteria dengan cara tulis kriteria secara spesifik di buku dan lakukan seperti biasa, kalau manifestnya pakai yang buat orang menghubungi kita itu jatuhnya malah nanti jadi seperti pelet dan terlalu obses, manusia itu tidak bisa di manifes, berbeda dengan cara kita manifes pekerjaan dan uang yang dengan kurun waktu 1 bulan kita sudah bisa manifes apa yang kita mau. Tapi masalahnya aku enggak mikirin masalah itu aku mau fokus ke karier dulu nanti semuanya mengikuti" jawab Yaya.
"Oalah, jare bukku calonku ki kudu sarjana la pye" ucap Tisa.
"Coba tulis kriteria jodohmu seng spesifik dibuku, terus kamu surender atau lupain kamu aktifitas seperti biasa aja tis" jawab Yaya.
"Yowes nanti tak coba" ucap Tisa.
Drrrttt drrrttt
Handphone milik Yaya berbunyi terpapang jelas nama "mama" yang menelfon, lantas Yaya segera mengangkat telfonnya.
"Hallo ma, kenapa"
"Kamu dimana? Papa sama mama mau bicara sama kamu" ucap mama Siti di telfon.
"Aku lagi aku lagi di cafe ma sama Tisa, mau biacara apa sih ma" jawab Yaya.
"Udah kamu pulang saja dulu nanti mama dan papa beritahu yang penting kamu pulang dulu" jawab mama Siti misterius.
"Oke oke yaya pulang sekarang" ucap Yaya.
"Oke yaya hati-hati"
Panggilan dimatikan secara sepihak. Yaya memasukan handphonenya kedalam tas lalu memengemasi barang-barangnya.
"Sa, Tisa tak balek ya, ibuku nelfon barusan aku disuruh pulang kapan-kapan lagi ya" ucap Yaya pamit Tisa.
"Ho o Yaya gak papa, ini juga aku ya mau jemput adikku sekolah dulu" ucap Tisa.
Sesampainya yaya dirumah, ternyata Yaya sudah ditunggu oleh kedua orang tuanya diruang tamu bersama adiknya Bagus.
Yaps yaya memiliki adik laki-laki bernama Bagus aditya hilmansyah yang masih duduk dibangku kuliah dan kini ia mengambil jurusan ilmu hukum.
"Assalamualaikum ma, pa" ucap yaya sambil menyalimi punggung tanggan kedua orangtuanya.
"Waalaikumsallam" balas ketiga orang yang berada diruang tamu dengan kompak.
"Ma pa, mama sama papa mau ngomongin apa sih?" Tanya Yaya to the point.
"Sudah kamu mandi dulu habis itu kamu balik lagi kesini, mama dan papa mau bicara sama kamu" perintah sang mama tak mau membuat anaknya gelisah.
"Ya deh aku mau mandi dulu"
25 menit yaya bersiap-siap kini ia sudah kembali ke ruang tamu berkumpul bersama keluarganya. Ia duduk disamping sang adik Bagus.
"Mama sama papa mau ngomong apa sih? Sepertinya serius sekali" Tanya Baya mengulangi pertanyaannya.
Papa Yudi pun menghela nafas sejenak lalu menatap sang putri sulung lambat-lambat dan ia mencoba meyakinkan dirinya untuk berbicara dengan putrinya.
"Nak, kamu kan sudah hampir menginjak umur 25 tahun dan mama dan papa lihat akhir-akhir ini kamu punya banyak sekali teman laki-laki, apa kamu tidak memiliki rasa sama salah satu teman kamu? Atau kamu tidak berniat ingin mempunyai pasangan" Tanya ayah Yudi.
"Iya nak mama juga berpikir seperti apa yang diucapkan ayahmu, jika kamu malu untuk menceritakannya kepada teman kamu, kamu bisa menceritakan ke mama dan papa soal siapa laki-laki yang kamu sukai" ucap mama Siti.
"Sepertinya mama dan papa salah faham bukannya yaya tidak ingin memiliki pasangan akan tetapi yaya hanya ingin fokus karier dulu, kalau soal pasangan itu nanti bisa menyusul pa ma setelah nanti karierku sudah mulai seimbang" jawab Yaya.
"Baiklah kalau begitu nak, kami sebagai orang tua hanya bisa mendoakanmu dan menasehatimu soal kriteria jodoh kamu kami semua pasti setuju, bukan begitu ma" ucap ayah Yudi.
Mama Siti mengangukkan kepala mengiyakan
"iya sayang, kami paham kok maaf kalau kami menanyakan ini kepadamu karena kami mendapat undangan bu ipeh ya pa, kami juga berharap kamu juga bisa seperti anaknya bu ipeh mendapatkan jodoh yang baik pekerjaan yang baik juga"
"Betul itu nak, ya sudah kalau itu keputusan kamu kami bisa memahami sekarang kamu boleh istirahat dulu pulang kerja kan pasti capek apalagi kamu baru pertama kali kerja kan dan masih magang" sahut ayah Yudi.
Yaya tersenyum sambil melangkah menuju kamarnya. Sesampainya dikamar yayapun masih kepikiran apa yang diucapkan oleh ayahnya, sontak saja dhaya langsung hempis pikiran tersebut sambil ia scroll insta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments