Mengenalmu 5

Hubungan yang bergantung pada keberuntungan. Hal yang tidak dapat dipastikan saat sedih atau senang, dimana kaki melangkah dan terhenti dengan arah tujuan tak pasti. Memang penyesalan selalu datang terlambat, namun wajib di imbangi dengan keteguhan hati yang tulus.

Tidak tahu menyikapi bagaimana seharusnya bertindak dan berpikir dalam hubungan yang terlihat rumit. Hati pun memberontak namun tidak dapat lari atas janji yang terlanjur terucap tak terbantahkan. Berharap uluran tangan, tersambut dengan baik dan terbukanya hati yang membeku.

“ Bagaimana kondisimu?” tanya AKBP Sony.

“ Masih memerlukan perawatan pak ...” balas Byana dengan suara berpura pura.

“ Surat Rujukanmu sudah kami terima. Dengan absennya dirimu, jangan kira tidak mendapat tugas. Kalina akan mengirim beberapa dokumen untuk kau kerjakan.”

“ Baik pak ....”

Tertutup panggilan, akhirnya kekhawatiran beban Byana dapat sedikit menghilang dengan di setujui Cuti lama yang jarang di berikan untuk seorang polisi sepertinya. Tidak ingin menghabiskan waktu dengan percuma, Byana pun mulai bergerak kembali secara perlahan.

“ Apa, Aldrik sudah pergi kerja?” tanya Byana melihat pada piring makan Aldrik.

“ Sudah Nona. Tuan berkata jika kau butuh sesuatu silahkan untuk ....”

“ Aku tahu Pak Gio ... terima kasih banyak.” Balas Byana dengan tersenyum manis.

“ Nona, apa tidak akan sarapan?” tanya Pak Gio saat melihat Byana berlalu pergi.

“ Belum lapar Pak, mungkin nanti makan siang ....”

Melangkah kembali menuju kamarnya, Byana mulai mengamati sebuah rumah mewah dengan suasana hening yang terasa kosong.

Apa aku harus terbiasa dengan suasana seperti ini? Gumamnya dalam hati dengan menatap keluar jendela kaca yang tinggi dan lebar.

Tertuju pada pintu kamar Aldrik yang sedikit terbuka, hati dan langkah kaki Byana merasa penasaran untuk melangkah masuk ke dalam. Namun logika pikirannya berkata lain, membuat Byana berpaling dan mengalihkan niat hati yang ingin mencoba mengenal Aldrik lebih jauh.

“ Berapa biaya pengobatanku saat itu? Aku tahu mungkin itu hal kecil baginya, tapi aku jadi merasa mempunyai hutang budi padanya ...” ucap Byana sembari menatap pantulan dirinya di cermin dan memegang luka di pundaknya.

Perlakuan Aldrik pada Byana tidak sedikit pun berubah meski masih merasa kesal karena kejadian kemarin lusa. Setiap saat mengganti perban yang membalut lukanya, tanpa di suruh Aldrik selalu mendatangkan Assisten Pribadi perempuan untuk menolong Byana serta untuk berhias dan bersiap.

Tak urung akan tidak menatap wajah satu sama lain selama kurang lebih 4 hari, Byana pun semakin merasa canggung merasa tidak pantas untuk diam terlebih dengan jabatan yang menurutnya berat sebagai Nona muda keluarga Mahendra.

“ PAK GIO ... Pak!” teriak Byana dengan membuka pintu kamarnya.

“ Ya Nona, ada apa?” balas Pak Gio dengan begitu tergesah gesah.

“ Ini apa Pak? Bisa jelaskan padaku?” ucap Byana sembari memperlihatkan layar Handphonenya.

Byana yang kekurangan informasi akan keluarga besar Mahendra yang juga berpengaruh sebagai Tokoh Politik di Pemerintahan, menyebarkan kabar akan dirinya yang seolah menjelek jelekan nama baik dengan mencoba merayu dengan sangat tidak tahu malu agar dapat menjadi kekasih Aldrik.

Bahkan entah darimana sebuah foto tiba tiba beredar akan Aldrik yang memasuki sebuah hotel mewah dengan terlihat seorang wanita seksi yang menggandeng tangannya, hingga tertujulah nama Byana yang menjadi sosok wanita penggoda tersebut.

“ Nona, mungkin sebaiknya anda menghubungi tuan Aldrik secara langsung.” Balas Pak Gio dengan menundukkan kepalanya.

“ Tidak, tidak ... maksudku apa masalah seperti ini biasa terjadi di kalangan atas?” Byana kembali memperlihatkan layar Handphonenya kepada Pak Gio.

Kabar lainnya akan Profesi Byana yang ikut tersebar, di sangkut pautkan dengan kelicikan akan penggelapan dana atau korupsi yang terjadi di kepolisian dikarenakan Byana bekerja pada bagian internal audit, dimana baru seumur jagung baginya bekerja pada bagian itu.

Kabar lain akan dirinya yang merupakan aktivis seni dan sering berkeliling dunia dengan membeli barang barang mewah dengan uang hasil korupsi tersebut, menyudutkan Byana dengan sangat kejam seolah tidak ada 1 kebaikan pun dalam diri Byana saat ini.

“ Aku melakukan Korupsi? Lalu, sejak kapan aku menggodanya dan membeli barang barang mewah?!” Byana yang kesal menatap pada Pak Gio yang hanya dapat menundukkan kepala.

“ Nona, seperti perkataanku ... sebaiknya Nona Byana menghubungi tuan Aldrik dan berbicara secara langsung.” Balas Pak Gio.

Merasa tidak menemukan jawaban satu pun yang memuaskan atau menenangkan hatinya, Byana menutup pintu dengan sedikit tidak sopan karena kesabaran Byana dan harga dirinya tercoreng begitu saja, bahkan hanya dalam hitungan detik.

( KRRIINGGG KRRIINGGG ) Suara Handphone Byana yang berdering.

“ Aarrghh ... apa yang harus kukatakan?!” Byana merasa kesal melihat AKBP Sony yang terhubung melakukan panggilan padanya.

Menjawab panggilan yang belum 1 jam terselesaikan, AKBP Sony begitu marah dan meminta penjelasan Byana sebaik dan serinci mungkin. Kembali harus menjelaskan dengan beribu alasan kebohongan dan permintaan maaf, AKBP Sony terdiam sejenak dan berkata,

“ Cutimu memang sudah ku setujui. Sebagai tanggung jawab, bersihkan nama kepolisian dari hubungan pribadimu. Aku tidak perduli dengan hubungan asmaramu di luar Kepolisian, tapi jika kau mencoreng nama baik, bersiaplah untuk menerima Sanksi.”

“ Baik Pak. Saya sangat mengerti.”

Tertutup panggilan membuat Byana merasa terpukul menjerit melihat kenyataan hidup yang langsung berubah hanya dalam sekejap matanya. Bahkan saat di ambang ujung kehancuran karier yang sudah susah payah dia dapatkan, tidak ada satu pun yang dapat menolongnya.

Menghilangkan harga diri dengan mencoba menghubungi Aldrik, bukan langkah yang membuahkan hasil bagi Byana karena kesibukan dan banyaknya hal yang harus di selesaikan oleh seorang Aldrik Mahendra. Panggilan ketiga kalinya pun memutus pengharapan Byana dengan luka hati.

***

- Malam harinya-

Pak Gio yang mengkhawatirkan kondisi Byana yang sejak pagi tidak keluar kamar setelah menerima kabar yang terlihat menghancurkan hidupnya, tidak sedikit pun menyentuh trolly makanan yang sudah di persiapkan sejak siang tadi.

“ Apa Nona masih belum menyantapnya?,” tanya Pak Gio pada salah satu Assisten perempuan kepercayaan bernama Lia.

“ Tidak Pak ... saya juga khawatir akan kondisi Nona, terlebih sedang sakit dan harus minum obat.”

“ Apa kau sudah mengganti perbannya?” tanya Pak Gio kembali dengan wajah serius.

“ Belum Pak. Karena Nona mengunci pintu kamarnya ...” balas Lia bernada rendah.

Pak Gio terdiam dan mencoba untuk mengerti kondisi Byana saat ini. Dengan mengganti kembali menu makanan dan minuman di trolly yang dibawa Lia menuju kamar Byana untuk makan malamnya, sedikit pun masih belum ada jawaban dari Byana yang mengurung diri di kamar.

Kesibukan yang membuat Aldrik terpaksa bekerja hingga sampai dini hari dan baru bisa pulang mendekati pagi, membuatnya tidak mengetahui kondisi Byana dan terlupa akan kondisi Byana karena merasa hubungannya dengan Byana tidak lain hanya sekedar kontrak belaka.

“ Tuan, Nona Byana tidak keluar dari kamarnya dan seharian kemarin tidak menyentuh makanan bahkan minuman sedikit pun ...” ucap Pak Gio saat membuka pintu mobil Aldrik.

“ Apa? Memang apa yang terjadi?” tanya Aldrik kebingungan.

“ Apa Tuan tidak membaca berita yang tersebar?” Pak Gio mengeluarkan Handphone dari balik bajunya dan memperlihatkan berita pada Aldrik.

Menatap dan membaca penuh keseriusan, raut wajah Aldrik seketika berubah seolah bara api kembali menyulut dalam dirinya. Berjalan dengan sedikit berlari menuju kamar Byana, Aldrik melihat Trolly makanan dan minuman yang sejak malam tidak sedikit pun Byana sentuh.

( BHAAKKK BHAAKK BHHAAKKK ) Aldrik menghantam pintu kamar Byana.

“ BYANA BUKA PINTU INI. BYANA, KAU MENDENGARKU?! BUKA!” teriak Aldrik.

Ketukan dan suara tinggi yang diberikan Aldrik sama sekali tidak berpengaruh bagi Byana. Aldrik yang mulai merasa khawatir pun akhirnya mengambil tindakan.

“ Bawa kunci cadangan kamar kemari.”

Perintah kepada Pak Gio yang tidak pernah di lakukan atau hanya di lakukan saat kondisi genting atau berbahaya, memutuskan untuk membuka pintu kamar Byana yang dengan terkejut baik Aldrik, Pak Gio, Lia, atau semua yang ada pun berdiri diam mematung.

“ Kemana dia? Pak Gio, apa Byana pergi?.”

“ Tidak Tuan ... Nona Byana tidak meninggalkan ruangannya. Hanya kemarin pagi saja menanyakan anda saat sarapan ...” balas Pak Gio dengan kalut.

“ Menanyakanku?.”

Aldrik langsung mengambil Handphone dari dalam saku jasnya dan mendapati panggilan Byana yang tidak terjawab sebanyak beberapa kali. Kekesalan pun entah mengapa semakin meluap dalam dirinya atas alasan penyalahan diri yang tak berujung.

Tak lama Lia yang menemukan sebuah tangga yang terhubung pada Garasi samping Balcon kamar Byana, melupakan Aldrik yang tidak menutup pagar besi dengan sebuah gembok dan dapat dengan mudah seseorang naik atau turun melewati Garasi tanpa terlihat siapa pun.

“ TUAN?” teriak Pak Gio saat melihat Aldrik berlari keluar kamar.

“ Tuan Aldrik, mau kemana pak?” tanya Lia polos.

“ Tentu saja mencari dan menemui nona Byana. Akhirnya setelah sekian lama, aku dapat melihat tuan yang bereaksi seperti itu lagi.”

Aldrik mengendarai mobilnya dengan melaju sangat cepat seolah memecah keheningan pada pagi hari dimana cahaya matahari pun masih belum bersinar terang. Byana, angkat panggilanku. Gumamnya dalam hati sembari melakukan panggilan yang terhubung pada mobilnya.

Di sisi lain, Byana yang ternyata kembali ke apartmentnya secara diam diam, mencoba untuk menenangkan diri dan merenung akan keputusan yang sudah dia ambil dengan kemungkinan kemungkinan yang tidak dia sangka sebelumnya akan terjadi. Hingga,

( TING TONG . TING TONG ) Bunyi bel pintu apartment Byana.

Perasaanku saja atau tamu itu yang membunyikan bel kurang kerjaan saat masih dini hari seperti ini!. Gumam Byana dalam hati merasa kesal, berjalan terhuyung terpaksa terbangun membuka pintu.

“ Siapa?” ucap Byana menyalakan kamera keamanan pintu.

“ Maafkan saya. Apa benar anda Nona Byana Pranawa?” balas seorang pria.

Byana menatap pada layar kamera yang terhubung dengan keamanan. Menyadarkan dirinya menatap pada seorang pria yang baru dia lihat dan kenal, Byana pun mencoba melakukan pembelaan diri terlebih dengan dirinya yang masih terluka saat ini.

“ Tidak. Anda salah.” Byana mengarahkan tangan untuk menutup panggilan kamera keamanan.

“ Tunggu Nona, kumohon dengarkan saya. Saya adalah Gestara. Lihat? Ini kartu nama saya yang juga merupakan Assisten Pribadi dan General Manager PT. Linux.” Ucap Gestara sembari memperlihatkan sebuah kartu nama pada kamera.

Tidak ingin di bohongi, Byana berlari menuju kamarnya untuk mencari tahu apa benar yang dikatakan pria itu. Dengan menyamakan nama dan gambar foto melalu media sosial, Byana baru merasa yakin bahwa pria itu adalah General Manager PT.Linux.

“ Maaf, lama membuka pintu ... aku tadi ...” ucap Byana linglung saat membuka pintu.

“ Tidak apa, aku cukup mengerti. Jadi bagaimana, apa sekarang kau ada waktu berbicara denganku?” tanya Gestara dengan tersenyum.

“ Silahkan masuk ....”

Di lain waktu, Aldrik yang akhirnya sampai di pelataran parkiran apartment Byana langsung berlari dan mendapati pintu apartment Byana yang sedikit terbuka.

Kembali masuk dengan berlari dan mencoba mencari Byana di seluruh ruangan, Aldrik menyadari bahwa Byana tidak ada dengan terjatuhnya Handphone milik Byana di atas lantai.

" Byana, apa aku terlambat?."

Terpopuler

Comments

🌿🌹Evie Kyut🌹🌿

🌿🌹Evie Kyut🌹🌿

seru thor

2023-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 Mengenalmu 1
2 Mengenalmu 2
3 Mengenalmu 3
4 Mengenalmu 4
5 Mengenalmu 5
6 Mengenalmu 6
7 Mengenalmu 7
8 Mengenalmu 8
9 Mengenalmu 9
10 Mengenalmu 10
11 Pendekatan 1
12 Pendekatan 2
13 Pendekatan 3
14 Pendekatan 4
15 Pendekatan 5
16 Pendekatan 6
17 Pendekatan 7
18 Pendekatan 8
19 Pendekatan 9
20 Pendekatan 10
21 Ekspektasi dan Keraguan 1
22 Ekspektasi dan Keraguan 2
23 Ekspektasi dan Keraguan 3
24 Ekspektasi dan Keraguan 4
25 Ekspektasi dan Keraguan 5
26 Ekspektasi dan Keraguan 6
27 Ekspektasi dan Keraguan 7
28 Ekspektasi dan Keraguan 8
29 Ekspektasi dan Keraguan 9
30 Ekspektasi dan Keraguan 10
31 Menerima Realita 1
32 Menerima Realita 2
33 Menerima Realita 3
34 Menerima Realita 4
35 Menerima Realita 5
36 Menerima Realita 6
37 Menerima Realita 7
38 Menerima Realita 8
39 Menerima Realita 9
40 Menerima Realita 10
41 Stabilitas Keyakinan 1
42 Stabilitas Keyakinan 2
43 Stabilitas Keyakinan 3
44 Stabilitas Keyakinan 4
45 Stabilitas Keyakinan 5
46 Stabilitas Keyakinan 6
47 Stabilitas Keyakinan 7
48 Stabilitas Keyakinan 8
49 Stabilitas Keyakinan 9
50 Stabilitas Keyakinan 10
51 Komitmen 1
52 Komitmen 2
53 Komitmen 3
54 Komitmen 4
55 Komitmen 5
56 Komitmen 6
57 Komitmen 7
58 Komitmen 8
59 Komitmen 9
60 Komitmen 10
61 Rekonsiliasi 1
62 Rekonsiliasi 2
63 Rekonsiliasi 3
64 Rekonsiliasi 4
65 Rekonsiliasi 5
66 Rekonsiliasi 6
67 Rekonsiliasi 7
68 Rekonsiliasi 8
69 Rekonsiliasi 9
70 Rekonsiliasi 10
71 Pengikatan 1
72 Pengikatan 2
73 Pengikatan 3
74 Pengikatan 4
75 Pengikatan 5
76 Pengikatan 6
77 Pengikatan 7
78 Pengikatan 8
79 Pengikatan 9
80 Pengikatan 10
81 Sepenuh hati
82 Sepenuh Hati - End
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Mengenalmu 1
2
Mengenalmu 2
3
Mengenalmu 3
4
Mengenalmu 4
5
Mengenalmu 5
6
Mengenalmu 6
7
Mengenalmu 7
8
Mengenalmu 8
9
Mengenalmu 9
10
Mengenalmu 10
11
Pendekatan 1
12
Pendekatan 2
13
Pendekatan 3
14
Pendekatan 4
15
Pendekatan 5
16
Pendekatan 6
17
Pendekatan 7
18
Pendekatan 8
19
Pendekatan 9
20
Pendekatan 10
21
Ekspektasi dan Keraguan 1
22
Ekspektasi dan Keraguan 2
23
Ekspektasi dan Keraguan 3
24
Ekspektasi dan Keraguan 4
25
Ekspektasi dan Keraguan 5
26
Ekspektasi dan Keraguan 6
27
Ekspektasi dan Keraguan 7
28
Ekspektasi dan Keraguan 8
29
Ekspektasi dan Keraguan 9
30
Ekspektasi dan Keraguan 10
31
Menerima Realita 1
32
Menerima Realita 2
33
Menerima Realita 3
34
Menerima Realita 4
35
Menerima Realita 5
36
Menerima Realita 6
37
Menerima Realita 7
38
Menerima Realita 8
39
Menerima Realita 9
40
Menerima Realita 10
41
Stabilitas Keyakinan 1
42
Stabilitas Keyakinan 2
43
Stabilitas Keyakinan 3
44
Stabilitas Keyakinan 4
45
Stabilitas Keyakinan 5
46
Stabilitas Keyakinan 6
47
Stabilitas Keyakinan 7
48
Stabilitas Keyakinan 8
49
Stabilitas Keyakinan 9
50
Stabilitas Keyakinan 10
51
Komitmen 1
52
Komitmen 2
53
Komitmen 3
54
Komitmen 4
55
Komitmen 5
56
Komitmen 6
57
Komitmen 7
58
Komitmen 8
59
Komitmen 9
60
Komitmen 10
61
Rekonsiliasi 1
62
Rekonsiliasi 2
63
Rekonsiliasi 3
64
Rekonsiliasi 4
65
Rekonsiliasi 5
66
Rekonsiliasi 6
67
Rekonsiliasi 7
68
Rekonsiliasi 8
69
Rekonsiliasi 9
70
Rekonsiliasi 10
71
Pengikatan 1
72
Pengikatan 2
73
Pengikatan 3
74
Pengikatan 4
75
Pengikatan 5
76
Pengikatan 6
77
Pengikatan 7
78
Pengikatan 8
79
Pengikatan 9
80
Pengikatan 10
81
Sepenuh hati
82
Sepenuh Hati - End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!