Azan subuh sudah berkumandang. Lisa bangun lebih awal untuk melaksanakan solat subuh. Terdengar juga takbiran menggema membuat telinga Lisa terasa adem saat mendengarnya.
.
.
Lisa bersiap-siap pergi ke masjid bersama keluarganya untuk melaksanakan solat idul fitri. Tak lupa Naira juga ikut untuk melaksanakan solat idul fitri.
"Mbak.. Naira duduk sama mbak ya?" Ucap Naira. Lisa pun mengangguk memperbolehkan Naira duduk disampingnya.
"Tapi Naira ga boleh ganggu mbak lagi solat ya.. Naira tetap duduk disitu jangan kemana-mana.." Ucap Lisa. Naira mengangguk mengerti apa yang diucapkan oleh kakaknya.
Ya, beginilah Naira selalu nempel dengan kakaknya. Naira sangat BUCIN terhadap kakaknya. Begitu juga dengan Lisa, Lisa tidak keberatan ketika menjaga adiknya. Lisa selalu menemani adiknya bermain.
.
.
Selesai solat idul fitri, semua jama'ah masjid saling bersalaman dan bermaaf-maafan. Begitu juga dengan Lisa dan keluarganya. Mereka saling bermaaf-maafan antara satu dengan yang lain.
Setelah selesai, Lisa dan keluarganya pulang ke rumah mereka. Lisa meminta maaf kepada kedua orang tuanya. Dan juga kepada neneknya.
"Ayah, ibu.. maafin Lisa ya.. selama ini Lisa banyak salah.." Ucap Lisa.
"Iya Lisa ibu juga minta maaf ya.." Ucap Ibunya.
"Iya ayah juga Lisa.." Ucap Ayahnya.
"Nek.. Lisa minta maaf ya.. selama ini Lisa banyak salah sama nenek.." Ucap Lisa. Neneknya Lisa hanya mengangguk dan mengusap kepala Lisa.
Sesuai janji Lisa tadi malam. Lisa ingin meminta maaf duluan terhadap Naira. Akhirnya Lisa pun menghampiri adik kecilnya itu.
"Naira..Mbak minta maaf ya sama kamu.. semalam mbak udah marahin Naira.. padahal Naira tidak bersalah.. Naira juga udah minta maaf.. maafin mbak ya Naira.." Ucap Lisa.
"Iya mbak.. Naira maafin.. Naira juga minta maaf ya.. karena Naira ga dengarkan mbak.." Ucap Naira.
"Iya Naira.. kita sama-sama minta maaf ya.." Ucap Lisa. Lisa pun mengajak Naira untuk ke rumah-rumah tetangga dan saudara dekat.
Lisa dan Naira pergi ke rumah tetangga untuk saling bermaaf-maafan. Ketika Lisa sedang asyik berjalan bersama Naira, tiba-tiba saja Lisa berpapasan dengan seorang pria. Pria tersebut juga menatap Lisa. Bahkan pria itu juga menatap Lisa. Pria itu memberikan senyuman terhadap Lisa. Lisa merasa heran kepada pria tersebut.
Dalam hati Lisa, sempat bertanya-tanya. Siapa pria itu. Sebelumnya, belum pernah Lisa melihatnya. Baru kali ini Lisa melihat pria itu. Tapi, Lisa masa bodoh toh lagian ga kenal juga. Lisa melanjutkan untuk ke rumah tetangga dan saudara terdekat.
...****************...
Sementara laki-laki tersebut, masih terbayang-bayang dengan wajah Lisa yang anggun. Laki-laki itu tidak bisa menghilangkan wajah Lisa dari benaknya. Iya bertanya dalam hatinya, siapa gadis itu gerangan.
Laki-laki itu merupakan seorang yang baru pulang dari rantauannya. Iya merantau cukup lama. Sehingga Lisa tidak mengetahui dirinya. Bahwa laki-laki itu juga merupakan penduduk di kampung itu.
Laki-laki itu biasa dipanggil Candra. Iya penasaran dengan sosok gadis yang ditemuinya tadi siang. Akhirnya iya pun mencari tahu tentang gadis itu. Iya bertanya siapa gadis itu gerangan.
"Gadis yang tadi ketemu kita di jalan siapa?" Tanya Candra kepada salah satu tetangganya.
"Yang mana Candra?" Tanya tetangganya itu.
"Itu yang bersama anak kecil tadi.. yang pakai berhijab ungu kalau ga salah.." Ujar Candra.
"Oh.. yang itu.. Dia itu anak dari pak Samad dan Ibu Siti, tetangga sebelah jalan itu rumahnya.. kamu tau kan?" Jawabnya.
"Oh.. yang waktu kecil dulu ya.. yang rewel dan suka nangis itu kan?" Tanya Candra.
"Iya bener.. Kenapa emangnya?" Tanya tetangganya.
"Ga apa-apa.. tapi sekarang kenapa sudah besar ya?" Tanya Candra heran.
"Ya namanya anak orang Candra.. ya di kasih makan sama orang tuanya, dirawat, ya besar lah.. masak mau kecil terus?" Ujar tetangganya.
"Ya, enggak.. heran aja.." Ucap Candra.
"Ya, iyalah.. kamu kan ga pernah ada di sini.. ya wajar saja.. kalau kamu kaget ketemu dia.." Ujar tetangganya itu.
"Tapi, dia masih gadis kan?" Tanya Candra.
"Ya, iyalah.. dia masih gadis, masih muda umurnya.. Dia masih dapat 2 tahun lulus sekolahnya. Umurnya masih 20 tahun.. Sekarang dia bantu ngajar di salah satu sekolah terdekat disini.." Jelas tetangganya itu.
"Oh.. begitu ya.." Ujar Candra.
"Emang kenapa sih? Naksir ya?" Ledek tetangganya. Candra tidak menjawab pertanyaan itu. Iya hanya senyum-senyum malu.
"Udah.. kalau naksir bilang aja.." Ucap tetangganya itu.
"Kagum aja, pengen kenal juga.. kamu punya nomor HP nya gak?" Tanya Candra.
"Aku ga punya nomornya dia Candra.. soalnya, dia itu orangnya sangat tertutup.. ga semua orang sini tau nomor HP nya dia.." Ucap tetangganya itu.
Akhirnya Candra pun mencari tahu sendiri tentang sosok Lisa. Iya ingin mendapatkan nomor telfon Lisa. Dan ingin mengenalinya.
.
.
.
Pada waktu yang bersamaan, Candra tidak sengaja melihat Lisa yang sedang berjalan bersama ibu dan adiknya. Lisa yang tidak mengenali laki-laki itu, merasa biasa saja. Iya tidak sadar bahwa dirinya sedang diperhatikan.
Sementara Candra, Iya merasa salah tingkah ketika Lisa berada di dekatnya. Iya merasa kagum saat itu dengan sikap Lisa. Karena Lisa yang terlihat cantik dan elegan dimatanya. Tidak hanya itu sikap Lisa terlihat sangat sopan. Iya tidak seperti gadis-gadis lain yang suka caper terhadap orang lain.
Candra terpaku memandangi Lisa yang sudah berlalu pergi.
"Candra.. Lisa kenapa dipandang terus?" Ujar pamannya.
"Oh enggak apa-apa paman.. cuma liatin aja.." Ucap Candra.
"Kamu suka sama Lisa?" Tanya pamannya yang sudah paham dengan Candra. Candra hanya tersenyum. Iya malu mengatakan yang sebenarnya.
"Udah kalaupun naksir juga ga apa-apa kok.. kalau memang kamu suka, kenapa barusan ga disapa Lisa nya?" Ujar pamannya.
"Enggak lah paman.. malu.." Jawab Candra.
"Kenapa harus malu? lagian cuma menyapa saja.. kan ga ada salahnya.. kalau kamu memang suka sama dia.. segera lamar aja Candra.. mumpung ga diambil orang.." Saran paman Candra.
"Ya, jangan terburu-buru juga lah paman.. Dia aja belum kenal Aku, belum tau Aku.. nanti kalau langsung melamar bisa-bisa dia menolak.." Ucap Candra.
"Lalu rencana kamu apa Candra?" Tanya pamannya.
"Rencana Aku, mau kenalan dulu dengan dia.. mau pendekatan dulu.. sekiranya dia itu kenal denganku.. kalau memang sudah merasa cocok, baru Aku melamar Dia.. Emang namanya dia siapa paman?" Tanya Candra.
"Namanya dia adalah Lisa.. Dia kembang desa di kampung ini.. banyak laki-laki yang melamarnya, namun Lisa menolaknya. Ya, semoga ketika kamu melamarnya nanti Lisa menerima kamu.." Ucap pamannya. Dalam hati Candra, Berkata aamiin hingga berkali-kali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments