Awal

Setelah satu bulan penuh berpuasa, akhirnya semua umat muslim merayakan hari kemenangan. Yang disebut dengan Hari raya idul fitri. Takbiran berkumandang di semua masjid dan jalan raya. Semua umat muslim merasakan haru karena mereka telah selesai melaksanakan kewajiban mereka.

Tak terkecuali dengan Lisa dan keluarganya. Mereka juga merasakan hari kemenangan. Lisa merasa sangat bersyukur karena malam ini adalah malam kemenangan.

Sudah menjadi tradisi di kampung Lisa. Setiap malam hari raya, penduduk di kampung membuat kue dan berbagai macam masakan untuk dihidangkan hari esok.

Semua hidangan ini, mereka persembahkan untuk sanak saudara yang datang dari jauh. Bahkan, kue-kue yang juga dibuat, mereka bagikan kepada tetangga dalam bentuk berkat.

Lisa yang sudah menjadi gadis dewasa, tidak lupa memberikan pengertian kepada ibunya. Iya juga membantu Ibunya untuk membuat kue dan memasak berbagai macam masakan.

"mbak Lisa.. sedang apa?" Suara seorang anak perempuan yang masih berusia 4 tahun itu sedang menyapa Lisa. Dia adalah adik perempuan Lisa yang biasa dipanggil Naira.

"Naira.. kamu kenapa kesini?" Tanya Lisa.

"Naira juga pengen bantuin Ibu mbak.." Ucap Naira polos.

"Duh.. mendingan Naira sama ayah saja ya.. jangan disini.. ini bahaya buat Naira.." Ucap Lisa memberi nasehat.

"Ga mau mbak.. Naira pengen bantuin Ibu disini.." Ucap Naira ngotot.

Ibu Siti alias ibunya Lisa dan Naira pun menegur Lisa.

"Biarkan saja Lisa.. namanya juga anak-anak, rasa ingin tahunya tinggi.. biarin dia disini.." Ucap Ibunya.

"Tapi bu.. nanti Naira bakal ngerecokin semua pekerjaan kita.. harusnya selesai, ga selesai nantinya.." Ucap Lisa.

"Ga apa-apa Lisa.. namanya saja anak-anak, Dia belum mengerti apa-apa.. bagus kalau Naira mau membantu ibu.. biar nanti tambah dia dewasa biar mengerti tentang kerepotan orang tua di dapur.. Kamu dulu juga begitu.." Ucap Ibunya. Lisa hanya diam mendengar nasehat dari Ibunya.

"Baiklah bu.." Jawabnya. Ibu Siti hanya tersenyum kecil. Kemudian memanggil Naira.

"Naira, ayo kesini nak.." Panggil Ibunya. Naira pun berjalan menghampiri ibunya.

"Naira boleh bantu kan bu?" Tanya Naira dengan wajah polos.

"Ya, boleh dong sayang.. Naira pinter ya.. mau bantuin Ibu.." Ucap Ibunya sembari mengelus kepala Naira.

"Hore.. akhirnya, Naira bisa bantu Ibu.." Ucap Naira. Ibu Siti tersenyum mendengar teriakan senang dari Naira. Naira pun mulai mencoba membantu ibunya. Mata polos Naira melihat bagaimana tangan Ibunya bekerja kemudian Naira mengikutinya.

.

.

.

Semua pekerjaan dapur sudah hampir selesai. Lisa tambah bersemangat menyelesaikan pekerjaannya. Karena sebentar lagi iya akan pergi ke kamar untuk segera tidur.

Tapi sayang, Naira kecil yang belum tau apa-apa itu malah merecokin semuanya. Kue agar-agar yang lisa tuang ke dalam wadah, ditumpahkan seketika oleh Naira. Sehingga membuat Lisa harus membuatnya lagi.

Lisa sangat terkejut melihat kue yang di buatnya dengan susah payah harus tumpah berantakan. Lisa melihat adiknya yang duduk di bawah sedang memilah kue agar-agar itu untuk dimasukkan ke dalam wadahnya lagi.

"Ya, ampun.. Naira! Bagus ya.. kuenya ditumpahkan." Ucap Lisa sedikit kesal. Naira dengan wajah polosnya mendongak ke atas melihat wajah kakaknya yang kesal. Kemudian Naira berkata.

" Maafin Naira ya mbak.. Naira minta maaf ya.. Naira tidak sengaja.. Naira ingin menggeser kue itu.. supaya tidak jatuh, tapi kuenya panas mbak.. jadinya Naira terkejut.. Terus, tumpah mbak.." Ucap Naira jujur.

"Makanya anak kecil jangan sok tau! Gini kan jadinya, mbak harus buat lagi ini!" Ucap Lisa marah.

"Naira minta maaf ya mbak.. maafin Naira mbak.. Naira minta maaf ya.." Ucap Naira memelas.

"Tau ah kesel!" sungut Lisa. Lalu, Siti datang dan menegur mereka.

"Ini ada sih?" Tanya Ibu Siti.

"Ini nih bu.. masak kue agar-agar yang Aku buat ditumpahkan?" Ujar Lisa kesal.

"Sama siapa Lisa?" Tanya Ibu Siti.

"Ya, sama siapa lagi.. sama Naira lah!" Ucap Lisa kesal.

"Ya, ga apa-apa Lisa.. namanya juga anak-anak, belum mengerti apa-apa.. jangan kamu marahi.. lagian Naira sudah menjelaskan.. dan juga sudah minta maaf.." Ujar Ibu Siti.

"Ga apa-apa gimana bu? percuma dong Aku buatnya kalau begitu!" Ujar Lisa.

"Kan, Lisa bisa buat lagi.. lagian cuma agar-agar kan gampang Lisa.." Ujar Ibunya.

"Buat lagi? ya, Aku capek lah bu.. ini itu aku percepat buatnya supaya cepat selesai.. Aku mau istirahat.. Lagian Ibu sih.. gini jadinya kalau suka manjain Naira.. ngelunjak kan?" Sungut Lisa.

"Ya, sudah kalau kamu capek istirahat Lisa.. Agar-agar itu biar Ibu saja yang buat.." Ucap Ibunya akhirnya mengalah karena tidak ingin Naira kena marah oleh Lisa. Lisa pun akhirnya langsung pergi ke kamarnya. Ibu Siti hanya menggelengkan kepala. Kemudian melihat wajah polos gadis kecil 4 tahun itu.

"Ibu.. maafin Naira ya.. Naira ga sengaja.." Ucap Naira kepada ibunya.

"Iya Naira.. tidak apa-apa kok Naira.." Jawab Ibunya.

"Sekarang Naira juga istirahat ya.. sama ayah sana!" Ucap Ibunya. Naira hanya mengangguk apa yang diperintahkan oleh ibunya.

Naira pun mendekati Ayahnya pak samad. Pak Samad yang sedari tadi hanya memperhatikan Naira dan Lisa akhirnya menyuruh Naira untuk memanggil Lisa.

"Iya yah?" Tanya Lisa.

"Lisa.. tidak seharusnya kamu memarahi Naira seperti itu.. Naira kan tidak sengaja.. Lagian, Naira belum tau apa-apa.. Ayah harap kamu mengerti.." Ucap Ayahnya. Lisa hanya menggelengkan kepala.

"Ya, Aku tau ayah.. tapi kan.. Aku juga capek yah.. buat kue dan masak-masak yang lain juga sedari tadi.." Ungkap Lisa.

"Lisa.. Iya, ayah tau.. kamu capek.. tapi ga seharusnya marahi Naira begitu.." Ucap Ayahnya lagi.

"Ya, makanya kalau ga mau kena marah.. dijaga dong yah Naira.. kalau begini, siapa yang salah? Aku? Habisnya sudah dibilangin ga usah ke dapur eh malah ngotot.. gini kan jadinya.." Ucap Lisa. Kemudian, Lisa pun beranjak pergi ke kamarnya lagi. Pak Samad hanya menggelengkan kepala.

.

.

Di dalam kamar waktu tengah malam, Lisa tidak dapat tidur. Dalam hatinya ada rasa menyesal karena telah memarahi Naira. Benar apa yang dikatakan oleh ibu dan ayahnya. Bahwa Naira itu masih kecil dan belum mengerti apa-apa. Tidak seharusnya iya memarahi Naira seperti itu. Lisa merasa menyesal karena telah memarahi Naira.

"Naira.. maafin mbak ya.. mbak bersalah sama kamu.. Lagian kamu bandel Naira.. kan kakak jadi emosi.." Ucap Lisa dalam kesendiriannya.

Lisa sudah berencana, bahwa besok Lisa akan meminta maaf lebih dulu kepada adik kecilnya itu. Lisa tidak sabar menunggu untuk besok. Lisa pun tidur secepat mungkin agar iya cepat terbangun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!