...Jangan Menganggap Dirimu Paling Istimewa. Karena Tidak Semua Orang Menganggap Mu Sama. ...
...☘️ ...
Sudut mata Naina seketika melelehkan cairan bening disana. Suami yang begitu dia cinta, nyatanya hanya memanfaatkan nya sebagai pelindung rumah tangga orang tuanya. Menikahi Naina hanya karena kepentingan ibu nya.
“Kamu pasti mengarang cerita !”
Naina masih sempat meragukan cerita dari wanita di hadapan nya, sungguh dia masih berharap rumah tangganya Bersama Dewa akan tetap baik-baik saja.
“Kenapa aku harus berbohong ?. Tidak ada untungnya juga untuk ku. Mba Naina”
Jelita berbicara seolah dia mengejek Naina, senyum di wajahnya jelas terlihat tengah menertawakan kepedihan yang dirasakan oleh Naina.
Sungguh kenyataan pahit yang begitu menyakitkan bagi Naina. Disakiti saat sedang cinta-cintanya, mungkin begitu gambaran hati Naina saat ini.
Masih dengan rasa tidak percaya Naina kembali meyakinkan hatinya jika mungkin saja ini hanyalah mimpi, namun nyatanya kenyataan begitu memberinya tamparan keras, Naina tidak lagi bisa berkata-kata, karena dia memang telah masuk dalam perangkap keluarga Dewa.
Kebohongan dan pembodohan yang di lakukan Dewa seolah sangat nyata, 6 bulan lamanya mereka Bersama menjalin cinta, merajut asa dan menanamkan kepercayaan hingga hiduplah bahtera rumah tangga yang baru berusia 1 bulan lamanya, Nyatanya hanya semu belaka.
Dewa telah benar-benar menancapkan duri dalam hatinya, tajam dan terasa menyiksa. Hingga Naina hanya bisa tertunduk dalam diamnya.
Jika memang begitu kenyataanya lalu bagaimana dengan Naina, Bagaimana dengan orang tuanya ?. Apakah Bapak akan sekuat dan setegar Naina, jika melihat putrinya disakiti dan di khianati. Apakah Bapak nya akan akan bisa menerima. Begitu kira-kira isi dari pikiran Naina.
“Pilihan nya hanya berpisah atau Mengalah”
Dengan begitu congkak Jelita mengatakan hal itu pada Naina. Naina sendiri masih belum bisa membalas ucapan jelita, dia masih begitu tidak percaya dengan kenyataan yang baru saja dia terima.
“Jelita !!!”
Suara lantang Dewa membentak kearah lawan bicara Naina. Entah sejak kapan Dewa berada disana, Namun raut wajahnya seolah menggambarkan kemarahan pada Jelita.
Melihat Kemarahan Dewa, sontak hal itu tentu saja mengagetkan Jelita, hingga dia terdiam untuk sesaat. Raut wajah Jelita memucat seketika, tatkala menyadari ada yang salah dalam ucapanya pada Naina.
“Siapa yang memberimu hak untuk menawarkan perpisahan pada Naina”
Dewa begitu murka, mendengar kalimat Jelita yang baru saja dia lontarkan pada Naina. Agaknya Dewa tidak terima Jelita berusaha menguasai situasi.
Namun meski begitu, Naina sudah tidak perduli, toh hatinya telah terluka karena Dewa benar-benar telah mengkhianatinya.
“Mas.. Tapi Kan—”
“Tidak ada kata tapi !. Sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan Naina !”
Belum juga Jelita selesai dengan kalimatnya, Dewa lebih dulu memotong ucapan Jelita dengan ucapanya.
Terdengar tegas dan jelas ucapan Dewa pada Jelita, namun entah karena sebab apa Dewa bersikukuh mempertahankan dirinya.
Naina sendiri tidak begitu merasa bangga dengan ucapan Dewa, intinya hatinya telah terluka, dan dia tidak bisa begitu saja melupakannya.
Raut wajah Jelita yang sebelumnya ceria karena telah mematahkan hati Naina, kini berubah mejadi singa yang siap melahap mangsanya.
Kemarahan jelas terlihat dari wajah Jelita yang tidak percaya dengan ucapan Dewa yang seolah membela Naina.
Sementara Jelita sangat berharap jika Dewa akan menceraikan Naina setelah semua yang terjadi dalam rumah tangganya.
Apakah Naina takut?. Tidak juga, Naina hanya biasa saja.
Naina sudah cukup jengah mendengar perdebatan antara Dewa dan Jelita hingga dia memilih untuk meninggalkan keduanya.
Baru saja Naina ingin melangkahkan kakinya ke kamar, langkah kaki nya harus terhenti, pemandangan selimut berantakan disana membuat Naina kembali merasakan sesak di dadanya.
Sejujurnya Naina masih berharap jika semua ini hanyalah mimpi, Namun tampaknya harapan Naina saja yang terlalu tinggi.
Sekuat apa pun hati Naina, dia tetap wanita biasa yang bisa saja terluka karena penghianatan suaminya, wanita mana yang akan tahan dan bisa kuat jika menyangkut keutuhan rumah tangganya.
Entah sejak kapan sudut mata Naina mulai berembun, namun meski begitu sesak hatinya, Naina tidak lantas menjatuhkan air matanya, Naina lebih memilih untuk menyeka dan menyembunyikan luka nya dalam dada.
Naina memutar langkahnya.
Diruang tamu, Dewa dan Jelita masi terdengar bertengkar. Namun Naina yang merasa begitu sakit hatinya memilih menghindar.
“Jika hanya untuk berbicara. Silahkan saja” ujar Naina.
“Selesaikan masalah dan persoalan kalian”
“Namun jika masih ingin Bercinta, maka Pergi saja !. Jangan melakukan hal kotor itu di rumah ini !!”
Tegas Naina tanpa basa-basi. Sejujurnya dia harus melawan keburukan dalam rumah tangganya, mengingatkan Dewa jika perbuatanya dengan Jelita merupakan Dosa. Namun Naina hanya wanita biasa dia bukan Alim ulama yang bisa saja menceramahi keduanya.
Naina hanya wanita biasa, dia yang sedih dan terluka hanya ingin menyembuhkan luka hatinya.
Dewa dan Jelita hanya diam mendengar semua ucapan yang keluar dari mulut Naina.
Sementara Naina sendir yang telah selesai dengan semua urusan nya, memilih beranjak pergi meninggalkan keduanya. Hatinya tidak cukup sabar dan kuat, untuk bisa menerima semua perlakuan tidak adil Dewa pada dirinya.
**
Entah kemana tujuan Naina saat ini, yang jelas dia terus saja berjalan menyusuri jalanan terjal desa Girimulya, air mata Naina pada akhirnya tumpah juga, dan seolah tidak pernah surut sepertinya. Meski sudah berusaha untuk menyeka nya, namun tetap saja air mata itu keluar begitu saja.
Brakkkk!!
Tidak fokus dengan tujuannya, tanpa sadar tubuh ringkih Naina tersambar mobil yang tengah melintas tepat di sampingnya. Tidak hanya dirinya namun sepeda motor miliknya juga turut menjadi korbannya.
Naina yang masih sibuk meneliti tubuhnya, dengan beberapa luka lecet di beberapa bagian tangan dan kakinya, tidak sadar jika sosok penabrak masih berada di sana.
Naina cukup terkejut dengan sebuah tangan yang terulur padanya.
“Kau baik-baik saja?”
Naina masih sibuk dengan dirinya dan rasa perih di beberapa bagian tangan dan kakinya, hingga dia tidak begitu memperdulikan orang yang telah menabraknya.
“Apa kau terluka?”
Pertanyaan kedua yang Naina dengar dari sosok di hadapannya, sekilas Naina menatapnya, dan ternyata laki-laki tersebut belum pernah sebelumnya Naina lihat di desanya.
“Aku tidak punya uang untuk mengganti kerusakan mobilmu, Jadi lebih baik kita impas saja, Aku juga tidak akan menuntut anda”
Naina cukup ketus dengan orang yang baru dikenalnya, atau mungkin karena suasana hati Naina saja yang tengah tidak baik-baik saja, sehingga singa dalam tubuhnya muncul begitu saja.
Melihat sikap Naina, sosok di hadapan Naina hanya terkekeh saja, karena bagi nya Naina telah salah paham dengan maksut bantuan yang dia tawarkan, Naina berfikir jika dia ingin di mintai ganti rugi.
“Kebetulan Aku sedang buru-buru, kau bisa menghubungiku di nomer ini jika membutuhkan sesuatu”
Sebuah kartu nama terulur tepat di hadapan Naina, sejujurnya Naina tidak begitu menghiraukan nya, namun dia tetap mengambilnya, setidaknya dia menghormati niat baik lawan bicaranya.
“Terima Kasih”
Setelah dibantu untuk memberdirikan motornya, sosok laki-laki yang baru dilihat Naina tersebut melaju kembali dengan Mobilnya.
Tidak ingin berlama-lama Naina juga segera memacu kuda besinya, tujuan Naina kali ini merupakan rumah bapak nya. Masih satu desa hanya saja berbeda kebayanan.
Naina kembali memacu Kuda besinya, kali ini Nania memilih untuk lebih fokus tentunya, karena taruhannya Nyawa.
**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Rose_Ni
nama gak sesuai perilaku,jelita....ganti nama,jadi jenglota
2023-08-22
1
Sadiah
Udah gak sreng aja ma dewa... cari yg pasti² aja naina.. 😅😅🤭
2023-07-28
1
Benazier Jasmine
mampir kak
2023-07-25
1