Sperti biasa... Rumah akan kembali sepi setelah keberangkatan Malik, disusul Brian dan juga Lily. Kini hanya tertinggal Syifa dan Isyana. Ya, Isyana yang selalu menemani Syifa mengerjakan pekerjaan rumah. Namun, aktifitas Isyana harus terbatas, terlebih saat ini usia kehamilannya sudah memasuki minggu ke 28. Tepatnya 7 bulan. Dirinya yang tidak boleh beraktifitas membuatnya bosan dengan kegiatannya yang monoton hanya menyiram tanaman di teras depan saja.
Hingga omongan beberapa tetangga membuat hatinya sakit, kembali mengingat akan nasibnya yang menyedihkan.
"Kasian yah anaknya bunda Syifa" ucap tetangga hijau memulai gosipnya
"Anaknya yang manah ? " timpal tetangga biru dengan suara manjanya
"Itulohh... Yg sulung "
"Oooh.... Yang ditinggal suaminya itu yah...."
"He'eh... Kasian banget ya. Lagi hamil gitu suaminya nggak balik balik" suara tetangga semakin memenuhi rongga telinga isyana. "Astaghfirullah.... Batin Isyana sambil memejamkan matanya." Isyana segera berlalu masuk ke kamarnya. Menenangkan hati dan pikirannya yang kembali mengingat masa-masa indah bersama Fatir walaupun hanya beberapa bulan saja. Namun kenangan itu masih berbekas di hati Isyana.
"Apa salahku Mas... Hiks hiks hiks" Tangis Isyana pun tak bisa tertahan lagi. "Aku harus kuat. Demi kamu sayang... Bantu bunda yah biar nggak cengeng lagi" Isyana mengusap perutnya yang kian membesar.
. . .
. . .
. . .
"Mah... Ana mau kebutik Lily yah. Bosen dirumah" Isyana menghampiri Syifa yang tengah memasak untuk makan siang .
"Pulangnya jangan kesorean ya sayang.... " Syifa mengelus perut isyana dengan penuh kasih sayang "Jaga bunda ya Nak.. Jangan nyusahin bunda" ucap Syifa dengan lirih.
Isyana tersenyum simpul mendengar sapaan sang mama untuk calon baby mungilnya. Tak lupa isyana mencium punggung tangan Syifa dan mengucapkan salam.
Sesampainya di butik Lily, Isyana membayar taxi yang ia tumpangi.
"Eeeh... Kak Ana, Sendiri ?" Lily menyambut Isyana dengan sedikit kebingungan
"Emm... Bosen dirumah. Tenang aku naik taxi kok, aman..." Sergah Isyana yang menangkap gelagak Lily yang kebingungan sendiri.
"Syukurlah... Kirain naik ojol" Yang langsung menggandeng tangan Isyana
"Aku bukan anak kecil Lily" Isyana berusaha melepaskan tangan Lily yang merangkulnya dengan erat
"Kan disini ada anak kecilnya..." sambung Lily sambil mengelus perut kakaknya. "Ooh tepatnya Baby" senyum Lily semakin mengembang
'Emm.... ' Jawab Isyana singkat karena hari ini dirinya malas berdebat
'Kak Ana mau makan apa ? Udah siang nih , bentar lagi Dzhuhur' tawar Lily yang sibuk bergelut dengan komputernya
"Nanti aja lepas sholat kakak beli sendiri"
"Jangan doong.... Kita makan sama-sama . Di depan butik ada cafe baru buka. Tepatnya seminggu yang lalu sih" Sambung Lily sambil merapikan meja kerjanya.
"Hm... Boleh deh"
Adzan berkumandang menandakan waktu telah memasuki waktu Dzuhur. Isyana segera bangkit dari tampatnya dan beranjak menuju Masjid diseberang jalan yang tidak jauh dari butik Lily. Disusul Lily yang dengan cepat merangkul Isyana. Ya, tinggi Lily sebenarnya tidak berbeda jauh dengan kakanya,Isyana. Hanya berbeda 5cm saja dari Isyana. Walaupun memang Lily lah pemenangnya.
"Risih Ly...." Isyana melepas tangan Lily yang terasa aneh di tengkuknya.
"Biar kakak nggak jatuh kalau jalan. Jalanannya rame tau... Ya kan baby ?" ucap Lily membela diri. Tak lupa tangannya kembali naik merangkul Isyana
"Yang ada beneran jatuh aku nantinya..." Isyana menyingkirkan kembali tangan besar milik Lily "Tangan kamu berat Ly. Gendutan ya..."
"Iiih.. Ini gemoy kakak, bukan gendut" bibir Lily refleks maju mendengar Isyana menyebutnya gendut
"Makanya sekali kali olahraga. Jangan ngemil terus" isyana mencubit manja pipi Lily yang terlihat seperti bakpau. Lily yang kaget pipinya di tarik Isyana langsung loncat kegirangan sambil memeluk Isyana hingga Isyana merasakan sesak di perutnya.
"Lebay deh.... Lepas ah. Sesak tau kamu peluk gitu"
Lily melepaskan pelukannya tepat didepan Masjid Megah berwarna Hijau kini. Selepas ibadah mereka pun menuju Cafe yang paking dekat dengan butiknya.
. . .
. . .
. . .
"Caramel dingin dua, Nasi goreng seafood dua "
Setelah memesan makanan, Lily menghampiri Isyana yang terlihat melamun memandangi jendela kaca bening di sampingnya.
"Move on dong kak... Demi baby"
"Emm" Isyana membalas dengan senyuman "kamu kapan nikah Ly ?" pertanyaan Isyana membuat Lily memandang lekat manik indah milik Isyana
"Aku hanya bertanya. Jangan menatapku seperti itu Ly" Isyana mengalihkan pandangan kala waiters mengantarkan makanan mereka.
Bukan Lily tak ingin menikah, Namun melihat nasib Kakak sulungnya membuat dia enggan memikirkan jodoh.
"Sampai Kakakku yang lembut ini menemukan lelaki yang tepat yg bisa menjaganya dan menua bersama" Jawaban Lily akhirnya terbuka membuat Isyana hanya tersenyum penuh arti mendengarnya.
"Kakak ke toilet dulu ya. Tunggu disini" titah isyana sebelum mereka akan beranjak pulang.
. . .
Brugh.....
'Astagfirullah.... kepala Isyana rasanya sedikit pusing yang tiba tiba menabrak sesuatu yg agak keras di depannya. Keluar dari toilet tanpa melihat kedepan karna sedari tadi Handphonenya berdering tanda ada panggilan masuk. Isyana segera memundurkan jarak langkahnya dengan Handphone yang sudah dalam genggamannya.
"Maaf...." Satu kata yang lolos dari bibir ranum Isyana tanpa melihat siapa yang ada dihadapannya saat ini. Isyana hanya menatap sepatu hitam yg cukup menyilaukan matanya dibawah sana.
...*To be Continue*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Nendah Wenda
seru Thor penasaran lanjutnya
2023-09-29
0
Cleopatra
Gila seru abis!
2023-07-24
0
Kaworu Nagisa
Keren banget deh thor bikin karakter yang kuat dan kompleks 🤩
2023-07-24
0