Bu dewi tanpa berkata apapun, langsung melayangkan tangannya menampar wajah saskia. Ia masih marah atas kejadian tadi siang, Karena Saskia yang sudah mulai berani melanggar perintah nya untuk tidak mendekati siska. Bahkan saskia sudah mulai berani mengajak siska pulang bareng menggunakan motor yang resiko kecelakaan nya lebih tinggi, sudah cukup ia kehilangan suaminya saja ia tidak mau kalo sekarang harus kehilangan Siska juga.
Saskia yang mendapatkan tamparan itu sontak langsung memegang pipinya yang mungkin sekarang sudah memerah. Sebenarnya Saskia sempat terkejut mendapati tamparan yang tiba-tiba itu, namun ia juga tidak bisa berkata apa-apa. Yang ia bisa lakukan sekarang adalah menatap wajah sang ibu yang terlihat jelas disorot matanya menyimpan amarah dan kebencian untuk dirinya.
"Mah, kenapa mama nampar aku tiba-tiba kaya gini? Apa salah aku mah?" Ucap saskia yang terlihat ingin menangis, namun ia tahan sebisa mungkin agar tidak menangis dihadapan sang mama.
"Kamu nanya apa kesalahan kamu hah?" bentak bu dewi. Kali ini ia sudah tidak bisa mengontrol emosi yang sejak tadi ia tahan, namun ketika melihat wajah saskia membuat emosi nya kembali meledak.
"Kamu sudah berani rupanya melawan saya, kamu berani melanggar semua perintah saya. Sudah berapa kali saya ingat kan sama kamu jauhi putri saya, tapi kamu malah melanggar perintah saya. Kamu berani mengantarkan Siska pulang tadi siang dengan motor tidak berguna kamu itu" Ucap Bu Dewi dengan lantang. Yang ternyata bisa didengar oleh Siska yang sedang berada dikamar, dengan langkah tergesa-gesa siska segera keluar dari kamarnya untuk melihat apa yang sedang terjadi diruang tamu.
"Maaf mah" Ucap Saskia lirih namun masih bisa didengar oleh bu dewi
Bu dewi yang mendengar kata maaf dari Saskia bukannya emosi nya mereda, yang ada justru semakin emosi dan langsung menjambak kuat rambut Saskia hingga membuat wajah Saskia mendongak ke atas.
"Maaf kamu bilang, setelah kamu membahayakan nyawa anak saya. Kamu masih bisa bilang maaf? gak akan ada kata maaf untuk anak sial seperti kamu" ucap bu Dewi menggebu-gebu sambil terus menjambak kuat rambut Saskia, hingga membuat Saskia menangis tapi bukan karena rasa sakit dari jambakan sang mama melainkan perkataan sang mama yang membuat hatinya sakit
Bu dewi yang masih diselimuti amarah langsung menyeret Saskia dengan menarik kuat rambut Saskia. Saskia pun hanya pasrah ketika bu dewi menghempaskan nya ke lantai hingga kepalanya terbentur ujung meja dan membuat keningnya mengeluarkan darah. Saskia merasa kepala nya saat ini terasa pusing, namun ia tetap berusaha menahannya.
"Mama berhenti" ucap seorang gadis dari arah tangga yang ternyata itu adalah Siska. ia pun segera berlari menghampiri saudari nya yang kini hanya bisa terduduk lemas sambil menatap dirinya
"Siska biarkan dia seperti itu, dia pantas merasakan ini semua" Ucap bu dewi saat melihat putri kesayangannya membantu Saskia berdiri
"Aku gak nyangka ternyata mama bisa Setega ini, biar bagaimanapun Saskia juga putri mama" Ucap Siska sedikit berteriak kemudian ia membawa Saskia pergi menuju kamar saudarinya, dan meninggalkan bu dewi yang masih menatap tajam Siska dan Saskia yang perlahan menjauh
Sedangkan disisi bu dewi sekarang ia benar-benar sangat emosi melihat putri kesayangannya yang sekarang sudah berani melawan dirinya, dan ia yakin itu semua pasti karena pengaruh negatif yang diberikan oleh Saskia. Kemudian ia mengambil handphonenya yang ada diatas meja ruang tamu untuk menelpon seseorang
"Halo" Ucap bu dewi saat panggilan terhubung
"Iya bos ada yang bisa kami bantu?" Ucap Seorang pria disebrang telpon
"Temui saya besok malam di kafe pelangi, saya punya tugas untuk kalian"
"Baik bos" Ucap pria tersebut disebrang telpon
"Nanti jam dan alamatnya saya kirim lewat pesan" Ucap bu dewi
"Siap bos"
Kemudian panggilan langsung diakhiri oleh bu dewi
Sedangkan dikamar saskia. gadis itu sedang diobati oleh saudarinya, Siska sebenarnya tidak tega melihat kondisi saudari nya terutama ketika melihat darah yang terus mengalir dari kening saskia. Ia ingin mengajak saudari nya itu untuk dicek kerumah sakit tapi Saskia menolak dan meyakinkan saudarinya bahwa dirinya baik-baik saja
"Kita kerumah sakit aja ya kia, supaya luka kamu bisa dicek sama dokter" Ucap Siska yang saat ini sedang mengentikan pendarahan di kening Saskia, dengan cara menekan kening Saskia yang mengeluarkan darah menggunakan kain bersih.
"Gausah, gue gapapa kok cuma ngerasa pusing sedikit doang. Entar kalo dibawa tidur juga paling besoknya udah enakan" Ucap Saskia sembari memejamkan matanya
"Kamu udah ngantuk ya kia?" tanya Siska saat melihat Saskia memejamkan matanya, yang hanya dibalas deheman oleh Saskia
"Kia, kalo besok kamu masih ngerasa pusing gak usah masuk sekolah dulu ya. biar aku yang nanti bilang sama wali kelas kamu" Ucap Siska yang lagi-lagi hanya dibalas deheman oleh Saskia yang saat ini masih memejamkan matanya. karena yang Saskia rasakan saat ini kepalanya benar-benar pusing bahkan untuk membuka matanya saja ia tidak sanggup
"Yaudah kamu tidur aja, ini udah selesai aku tinggal kekamar ya. kamu gapapa kan aku tinggal? Ucap Siska yang ternyata sudah selesai membalut luka Saskia dengan kain kassa.
Saskia yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya tanpa ada niatan untuk membuka matanya.
"Yaudah kalo kamu butuh sesuatu kamu bisa panggil aku, atau gak kamu bisa telpon aku" Ucap Siska yang lagi-lagi hanya dibalas anggukan oleh Saskia. Siska yang melihat anggukan dari Sudarinya akhirnya melangkahkan kakinya meninggalkan kamar Saskia
***
Sedangkan disebuah rumah yang terlihat besar dan mewah dengan nuansa berwarna putih. Memperlihatkan pria paruh baya dan wanita paruh baya yang sedang duduk diruang keluarga sambil menonton acara di televisi dengan raut wajah yang terlihat bahagia.
"Pah, aku seneng deh akhirnya besok Irsan putra sulung kita pulang ke indo. aku kangen pah sama dia" Ucap wanita paruh baya yang bernama Agnes
"Iya sayang, aku juga kangen sama putra kita yang satu itu" Ucap Pria paruh baya itu yang ternyata adalah Pak Irwan owner dari kafe tempat Saskia bekerja
"Oh jadi kalian kangen nya sama kak Irsan doang nih, sama aku enggak?" Ucap Ansel anak bungsu dari Irwan dan Agnes
"Kamu ini ada-ada saja sel, kamu kan ada dirumah kenapa harus dikangenin?" Ucap Pak Irwan saat melihat Ansel duduk disofa antara dirinya dan Agnes
"Ya gapapa dong pah, Kan gak ada larangannya" Ucap Ansel sembari menyenderkan kepalanya di pundak bu agnes
"Kamu ini sudah dewasa loh, tapi tingkahnya masih seperti anak umur lima tahun saja. Emang gak takut diketawain teman-temannya kalo liat tingkah kamu yang seperti anak kecil ini" Ucap bu agnes
"Enggak lah mah, lagian mereka juga gak ada disini jadi mau malu sama siapa" Ucap Ansel yang membuat bu agnes dan pak Irwan hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar jawaban putra bungsunya itu
"Ya terserah kamu lah Ansel. oh iya papa mau ngasih tau kamu besok kakak kamu pulang dari Australia, besok kamu jemput dia dibandara ya" Ucap Pak Irwan
"Enggak mau ah pah. lagian besok kan aku sekolah pah" Ucap Ansel yang Kini sudah merubah posisi duduknya dengan benar dan menatap sang papa dengan raut wajah serius
"Kakak kamu itu sampai dibandara sore, jadi kamu pulang sekolah bisa langsung ke bandara" Ucap Pak Irwan
"Iya lah terserah papa aja" Ucap Ansel
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Selina Alika
Bu dewi durhaka banget jadi ibu, bikin panas aja
2023-09-17
0
Oriana
Seneng banget nemu cerita ini, buat hari-hariku lebih berwarna! 😄
2023-07-28
0
Sarah
Woww! 😍
2023-07-28
0