CH 5 - DARAH ASHURA

"Hehe... Tukang sapu tidak tahu di untung, kau seharusnya merasa beruntung dijadikan bawahan tuan, tapi kau malah menolaknya, sekarang tuan muda Xi marah dan kau harus menanggung akibatnya." Ucap bawahan dari Xi Lin yang kemudian menyerang Lu Ming.

Lu Ming tidak bergerak, dan menatap para bawahan Xi Lin dengan dingin.

Aura membunuh yang kuat seketika keluar dari tubuh Lu Ming yang langsung membuat mereka diam membeku.

Mereka merasa bahwa mereka sedang berhadapan dengan dewa kematian, bahkan hanya dengan aura membunuh Lu Ming mereka merasa sedang disiksa di neraka.

Dan beberapa saat kemudian mereka berteriak seperti orang gila, dan mulai membenturkan kepala mereka di tanah dengan keras.

"Arghhhkkk...."

Arghkkkk.....

"Lepaskan aku, jangan makan aku, jangan bunuh aku." Teriakan demi teriakan terdengar seolah olah mereka sedang disiksa oleh seseorang.

Xi Lin melihat itu kebingungan, dia lalu kembali menatap Lu Ming yang masih melanjutkan sesi menyapunya tanpa memperdulikan bawahan Xi Lin yang berteriak kesakitan.

"Apa yang kau lakukan pada mereka." Tanya Xi Lin yang terlihat panik dan marah.

Lu Ming masih tidak menggubrisnya dan tetap menyapu halaman sekte dengan santai.

"Kau, telah melakukan kekerasan terhadap sesama murid, kau harus dilaporkan kepada divisi hukum." Ujar Xi Lin.

Lu Ming berhenti menyapu dan menatap Xi Lin.

"Apakah kau melihat apa yang aku lakukan, aku dari tadi hanya menyapu dan tidak menyentuh mereka, lalu kau mau melaporkanku kedivisi hukum, kau harus punya bukti jika ingin melaporkanku." Ucap Lu Ming membuat Xi Lin terdiam.

"Heh... Aku tidak perlu bukti untuk melaporkanmu, aku adalah tuan muda Xi Lin, putra jendral dari kerajaan Xi dan aku bisa melakukan apapun disekte kecil ini." Ucap Xi Lin menyeringai dan memamerkan statusnya.

"Begitukah, kalau begitu segera laporkan." Ucap Lu Ming dengan santai dan kembali melanjutkan sesi menyapunya.

"Cih .. Tunggu saja nanti ketika acara pertandingan dimulai kau akan habis." Xi Lin pergi dari sana tanpa memperdulikan bawahannya yang terlihat sudah sadar tapi masih dalam keadaan lemas dan trauma.

........

Sekitar 2 Jam berlalu, semua anggota sudah berkumpul di lapangan. Mereka semua berbaris dengan rapi di lapangan mengelilingi panggung yang berada di tengah lapangan.

Di antara semua orang itu juga ada Lu Ming yang berbaris paling belakang.

"Baiklah, semuanya yang berada disini pasti sudah mendengar apa yang akan kita adakan, maka saya tidak perlu menjelaskan nya lagi. Tapi ada peraturan dalam kompetisi ini, Yang pertama adalah jika lawan menyerah maka lawanya tidak boleh menyerang, kedua tidak boleh membunuh lawan, dan ketiga yang melewati panggung ini maka mereka akan tereliminasi." Ujar Seorang Panutua di atas panggung.

"Apakah ada yang ditanyakan." Tambah Panutua diatas panggung.

Semua murid terdiam yang menandakan bahwa mereka semua sudah paham akan peraturannya.

"Karena tidak ada yang ditanyakan, maka pertandingan pertama akan dimulai, dan peserta pertama adalah Ju Min dan Ma Song silakan naik kepanggung." Ujar Panutua Tu yang berada diatas panggung

Dua orang pemuda naik keatas panggung, Ma Song ini adalah pria bertubuh kekar dengan senjata gada berduri, sedangkan Ju Min adalah pria bertubuh sedang dengan senjata pedang ditanganya.

"Hehe... Ju Min sebaiknya kau segera menyerah, karena kau tidak akan bisa mengalahkan ku." Ma Song berkata dengan sombong.

"Cih, kau kira hanya tubuhmu yang besar bisa menentukan bahwa kau pemenangnya, dasar otak udang." Ujar Ju Min mengejek balik.

"Sialan, aku akan membunuhmu." Ma Song Ingin segera menyerang tapi Panutua Tu menghentikannya.

"Hei kalian berdua tenang dulu, aku belum memulai pertandinganya." Ucap Panutua Tu menghentikan perdebatan keduanya.

"Baiklah, pertandingan dimulai." Ucap Panutua Tu Lalu turun dari panggung.

Sementara itu tetua lainya melihat dari atas manor, bersama patriak sekte.

"Panutua Gu menurutmu siapa yang akan menang Ma Song atau Ju Min." Tanya Panutua Ling.

"Tentu saja Ju Min, walaupun dia tidak sebesar Ma Song tapi penguasaannya dalam berpedang sangat tinggi." Ujar Panutua Gu menilai keduanya.

"Ya, tapi Ma Song juga tidak buruk, penguasaannya dalam gada tidak lebih buruk dari penguasaan berpedang Ju Min." Ucap Panutua Gu menilai.

Lu Ming disana hanya diam, dia tidak terlalu peduli dengan pertandingan ini, karena ini hanya mainan anak anak.

"Saudara Lu, menurutmu siapa yang akan menang." Tanya Yan Bu yang entah kapan sudah berada disamping Lu Ming.

"Ma Song, dia yang akan menang." ucap Lu Ming dengan malas.

"Bagaimana bisa Ma Song, bukankah anda melihat sendiri jika Ma Song saat ini sedang terpojok oleh teknik berpedang Ju Min." Ucap Yan Bu yang tidak setuju dengan pendapat Lu Ming.

"Kalau begitu kita lihat saja." Ujar Lu Ming dengan santai.

Lu Ming mengatakan itu karena ia tahu bahwa Ma Song memiliki darah ashura. Kelebihan dari orang yang memiliki darah ashura adalah semakin dia terpojok maka dia akan semakin kuat, apalagi jika darah ashura itu sudah berevolusi menjadi darah tertinggi, maka orang itu akan sulit dikalahkan bahkan jika orang yang dilawanya adalah orang yang lebih kuat darinya.

Benar saja beberapa menit kemudian keadaan mulai berbalik, Ju Min yang mendominasi sekarang terlihat terpojok oleh serangan Ma Song, bahkan teknik pedangnya tidak mempan terhadap Ma Song.

"Sialan, kau memakan Pil untuk memperkuat tubuh." Ucap Ju Min tidak percaya.

"Bajingan kau menuduhku, aku sama sekali tidak memakan Pil." Ucap Ma Song yang terus memojokan Ju Min.

"Aku akan akhiri disini." Ucap Ju Min agak menjauh dari Ma Song dan mengeluarkan teknik pedangnya.

"Pedang pembelah langit." Ju Min mengarahkan pedangnya lurus dan kemudian mengayunkannya, diatas pedangnya ada sebuah siluet pedang besar yang mengikuti gerakan pedang Ju Min.

"Cih kau pikir, hanya kau yang memiliki jurus." Ucap Ma Song.

"Gada penghancur Gunung." Ma Song memutar tubuhnya dan kemudian melompat ke atas.

"Terima Ini." Teriak Ma Song diudara.

Bang...

Ledakan dahsyat terjadi membuat panggung tertutup oleh kepulan asap.

"Siapa yang menang." Mereka semua bertanya tanya, ingin melihat siapa pemenangnya.

Ketika asap menghilang terlihat Ma Song Yang masih berdiri sedangkan Ju Min tertunduk dan menyangga tubuhnya dengan pedang agar tidak jatuh.

"Aku menyerah." Ju Min berkata, menandakan bahwa Ma Song menang.

....

"Saudara Lu, bagaimana kau tahu jika Ma Song yang menang." Yan Bu bertanya dan masih tidak percaya apa yang ia lihat.

"Ma Song memiliki darah ashura." Ucap Lu Ming.

"darah ashura?." Yan Bu berkata dengan Bingung.

"Seperti yang kamu lihat tadi, orang yang memiliki darah ashura akan semakin kuat jika dirinya diserang ,karena dengan begitu darah ashura didalam tubuh akan bangkit dan membuat semua organ tubuh menguat sebanyak 2 kali lipat." Jelas Lu Ming.

"Pantas saja... Ma Song yang menang, itu karena dia memiliki darah ashura." Ucap Yan Bu menatap Ma Song yang turun dari panggung.

"Cuma, orang yang memiliki darah ashura akan mati ketika dia berusia 50 tahun, tapi beda cerita jika aku berada disini." Lu Ming bergumam, dia berencana ingin mengikat Ma Song sebagai bawahanya.

...........

(Karena kemarin hanya update satu chapter maka hari ini author akan up 3 chapter, tapi untuk chapter selanjutnya akan update sore atau malam ya)

Terima kasih yang sudah komen dan Like.😂 Maaf jika gak bisa jawab komen kalian ya.

BERSAMBUNGG...

Terpopuler

Comments

Kang Comen

Kang Comen

tak pelak novel² di lapak noveltoon
ceritanya pendek²

2024-02-22

0

Singgih Sunaryo

Singgih Sunaryo

Dmin sering2 upload yahh ... biar seru novelnya.....

2023-11-30

0

Makin seru tor

2023-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!