Semenjak kejadian di vila 3 tahun lalu, aku jadi semakin bersemangat kalau akan bertemu Anita. Aku sering mencuri curi pandang dengan ayahnya, pernah dengan sengaja bertatapan mata dengan ayahnya, menyentuhnya, bahkan sedikit menggodanya. Aku juga sering mencuri waktu untuk sekedar berbicara dengan ayahnya. Bahkan yang paling gila adalah aku dengan sengaja mencuri nomor handphone ayahnya dan menghubunginya.
Ya, saat itu aku masih 18 tahun dan aku paham mengapa ayah Anita sering mengabaikanku. Tapi aku yakin kecanggungan yang ia tunjukkan saat berdekatan denganku adalah karena ia juga punya ketertarikan yang sama denganku. Usia kami terpaut 24 tahun dan sekarang usiaku sudah 21 tahun sedangkan ia sudah berusia 45 tahun. Aku memang masih muda tapi dia juga belum terbilang tua. Kami sudah menjalani hubungan cinta rahasia ini selama setahun lebih. Dan sampai sekarang aku masih menikmatinya, menikmati saat-saat cemas waktu sedang curi kesempatan untuk bermesraan atau bahkan dag dig dug saat harus bertatapan atau bersentuhan di depan Anita atau orang banyak.
Sebenarnya sah-sah saja kalau kami menjalani hubungan percintaan karena kami sama-sama belum punya pasangan alias single. Tapi karena ia adalah ayah Anita, sahabat baikku dan ia juga seumuran dengan ibuku, jadilah kami harus merahasiakan semuanya rapat-rapat. Selain itu, hubungan kami harus dirahasiakan rapat-rapat juga dari keluarga Anita yang sudah menganggapku seperti keluarga sendiri.
Ngga bisa aku bayangkan bagaimana jadinya kalau ibu sampai tahu aku pacaran sama pria yang seumuran dengannya bahkan seorang duda dan ayah kandung sahabatku. Bahkan aku ngga mau bayangin gimana kalau Anita sampai tahu aku dan ayahnya pacaran. Pasti kacau banget, dan aku pasti malu banget. Malu karena kesannya aku adalah orang yang ngga tahu diri dan memanfaatkan kebaikannya. Padahal cintaku untuk ayahnya tulus dan bahkan ini adalah cinta pertamaku.
"Lia, kamu udah ambil minumannya? Yuk ke kamar, kita mulai filmnya." Anita mengajakku masuk kamarnya yang super nyaman untuk menonton film terbaru. Hal yang biasa aku lakukan kalau sedang ke rumahnya. Dan barusan aku sengaja ke dapur untuk ambil minum sekalian janjian dengan ayahnya.
Dulu, aku simpan nomor handphone ayahnya tanpa sepengetahuan Anita. Aku sering menghubungi nomor ayahnya, lalu ku matikan waktu diangkat. Mendengar suaranya saja sudah sangat senang sampai jantungku mau loncat. Tapi kemudian aku ketahuan, waktu itu aku sedang menunggu Anita ke toserba dan aku di dalam mobil bersama ayahnya. Ayahnya sengaja menghubungi nomor yang sering menghubunginya itu, dan handphone milikku berbunyi.
"Ini nomor handphone kamu, Lia?" tanya nya sambil menatapku dari kaca spion.
Aku tertunduk malu, aku bingung harus jawab apa. Rasanya seperti ketahuan habis melakukan kriminal, jantungku berdegup sangat kencang, aku malu, takut, dan gugup.
"Nomor kamu om simpan ya. Dan jangan dimatikan lagi kalau teleponmu om angkat."
Deg! Ninu ninu ninu...*suara sirine ambulance terdengar di kepalaku.
Aku harus ke IGD sekarang juga! Jantungku mau loncat keluar! Hahaha... Aku senang banget, karena itu artinya aku dapat lampu hijau. Yes! Aku boleh menghubunginya, bahkan seperti ajakan bagiku untuk menelpon dia lagi. Begitulah awalnya hingga sampai sekarang aku masih terus berhubungan dengan ayahnya.
"Lia, kamu sudah ketemu ayahku? Dia baru sampai tadi pagi dari luar kota, katanya dia mau kasih kamu oleh-oleh." Tanya Anita tiba-tiba sambil menonton film, dan jantungku selalu dag dig dug kalau dia bahas ayahnya.
"Mh... Belum sih, emang oleh-oleh apa, Nit?" tanyaku pura-pura ingin tahu, padahal aku sudah tahu oleh-olehnya, yang salah satunya adalah ciuman tadi.
"Nanti aja ya kamu lihat sendiri, bagus deh pokoknya! Aku yang pilihin oleh-olehnya waktu ayah video call aku kemarin."
"Oke. Jadi penasaran..."
Cling. Suara handphone ku berbunyi, ada notifikasi chat wa dari Beby disana. Iya, aku namai kontak ayahnya Anita dengan nama Beby, nama sebenarnya Roby tapi aku ngga berani kasih nama itu di kontakku, apalagi kasih embel-embel sebutan 'sayangku', 'pacarku' atau lain sebagainya. Dan aku katakan pada Anita kalau aku punya teman kampus yang cukup akrab denganku bernama Beby.
Aku buka chat nya, disana tertulis, 'Gimana tadi? Jangan marah ya, Lia.'
Aku jadi teringat adegan ciuman tadi, begitu lembut dan hangat, ingin sekali mengulanginya lagi. Aku pun jawab chat nya, 'Happy banget, mau lagi, beb😘'
Aku memang anak yang apa adanya dan tidak sungkan mengutarakan apa yang ada di hati atau pikiranku, apalagi dengan kekasihku Roby. Dan iya, aku memanggilnya 'beb', tapi ia tak pernah memanggil aku dengan sebutan sayang, dia lebih sering menyebut namaku saja. It's ok, yang penting hubungan kami lancar dan saling memiliki.
"Chat dari siapa, Lia?" Tanya Anita padaku.
"Ini, Beby wa aku, tadi pagi dia kasih aku makanan pas lewat depan rumah." Aku beralasan.
"Dia lewat depan rumah kamu? Dia dari mana mau kemana?"
"Aku ngga tau, dia cuma bilang mau mampir, terus dia kasih aku makanan. Oh ya, itu makanannya ada di tas. Mau coba?" Aku berbohong pada Anita, makanan itu memang ada di meja makan tadi pagi, aku sengaja membawanya karena pikirku mungkin akan ku makan bersama Anita. Tak kusangka bisa aku jadikan alibi.
Handphone ku berbunyi lagi, ada notifikasi chat wa lagi dari Beby. Aku pun membaca dan membalasnya sementara Anita sedang memakan makananku sambil terus nonton.
'Lia, nanti ketemu ya'
'kan tadi sudah, ada apa?'
'ku tunggu di depan toserba jam 8'
'masih kangen? Jadi ngga sabar nunggu jam 8 malam'
'keep it secret. Kangen beraaaatt'
Aku pun tersenyum membaca chat wa nya, sampai-sampai Anita melirik ke arahku.
"Nit, aku pamitan ya jam 7 malam nanti. Aku mau pergi sama ibu."
"Oke... Tapi nanti ketemu ayah dulu ya, ambil oleh-olehnya. Atau ambil aja sekarang, ayah kayaknya di kamar."
Wah, kesempatan bagus sebetulnya, tapi aku ngga mau kelihatan banget kalau aku kepingin banget ke kamar ayahnya.
"Ah ngga Nit, ngga enak lah takut ganggu, mungkin lagi istirahat"
"Ngga kok, sana gih ambil. Ketuk aja pintunya, bilang Anita yang suruh ambil oleh-olehnya. Takut lupa, soalnya ayah kan sering keluar rumah" Anita menyuruhku sambil sedikit mendorongku keluar kamar.
Oke, ini benar-benar kesempatan yang kebetulan. Aku jadi grogi, padahal kalau dilihat dari kacamata orang biasa, aku hanya sekedar ke kamar ayahnya lalu ambil oleh-oleh dan bilang terima kasih. Tapi, karena aku dan 'Beby' ada hubungan jadinya aku grogi banget, seperti takut ketahuan rahasia hubungan kita terbongkar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Diary Tika
Aku juga grogi nich
2023-08-17
0
Risa Koizumi
Luar biasa! 👏
2023-07-26
0
Akako
Gila, endingnya bikin terharu.
2023-07-26
0