Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, sudah saatnya aku pulang sebelum ibu khawatir mencariku. 'Beby' mengantarku pulang, biasanya ia akan turunkan aku di dekat taman tak jauh dari rumahku. Katanya sih ngga enak kalau harus antar aku ke depan rumah dan ketemu ibu, apalagi Anita tidak ikut mengantar.
"Ngomong-ngomong, kamu mau bicarain apa? Kamu bilang ada yang mau kamu bicarain, lupa ya?" Tanyaku pada 'Beby'.
"Oh iya hampir lupa, maklum sudah usia." Ia lalu mengeluarkan handphone dari dalam tasnya.
"Ini, aku pakai handphone baru dengan nomor baru. Tempo hari Anita pinjam handphone aku untuk telepon omahnya, katanya telepon dia ngga diangkat sama omah soalnya nomor dia kan ganti lagi waktu handphone nya hilang." Jelasnya padaku.
"Oke, terus?"
"Ini kamu simpan nomor baru aku, mulai sekarang aku akan chat atau telepon kamu pakai handphone ini. Jadi handphone lamaku untuk bisnis, keluarga atau teman aja." Ia pun menghubungi nomorku, lalu ku simpan nomor baru nya.
"Repot ya kalau rahasia-rahasiaan begini." Jawabku sedikit kesal.
Mobil pun melaju cukup cepat, katanya ia tak mau aku sampai rumah terlalu malam. Tepat di dekat taman ia menghentikan laju mobilnya. Sebelum turun, aku sempatkan untuk memeluknya lebih lama, lalu aku kecup semua bagian wajahnya. Ia pun juga melakukan hal yang sama, dan tak lupa ditambahkan ciuman singkat namun menggebu.
"Aku pamit pulang ya, kamu hati-hati dijalan."
"Siap Lia sayang. See you tomorrow."
Aku turun dari mobil dengan membawa banyak tas belanja, ada yang berisi tas oleh-oleh, ada yang berisi kopi dan juga kue kesukaan ibu. Aku sempatkan bersandar pada pintu kaca mobil lalu memberikan 'kiss bye' padanya, tapi tiba-tiba ada suara ibu menyapaku.
"Lia, sudah pulang? Kamu dari rumah Anita?" Sapa ibu padaku dan langsung membuat sekujur tubuhku kaku.
Aku sangat terkejut dengan kehadiran ibu yang tiba-tiba muncul, aku khawatir sejak kapan dia ada disana. Apakah dia melihat semua adegan di dalam mobil dan di luar mobil barusan? Aduh, aku cemas sekali.
"Lia sama siapa?" Ibu menoleh ke arah dalam mobil untuk melihat dengan siapa aku diantar pulang.
"Malam mba, saya antar Lia soalnya udah malam, khawatir kalau pulang sendiri." Ucap 'Beby' pada ibuku. Ia pun segera turun dari mobil untuk sekedar berbincang dengan ibu.
Ini pertama kalinya aku dan 'Beby' bertemu ibu di jalan seperti ini. Biasanya ibu memang tahu kalau aku sering pulang di antar ayah Anita alias 'Beby', tapi belum pernah kami berdua ketahuan begini oleh ibu.
"Terima kasih ya sudah antar Lia, maaf kalau dia merepotkan." Ucap ibu pada 'Beby'.
"Oh ngga masalah, Lia sudah seperti anak saya sendiri."
Apa?! Seperti anak sendiri! Kata-kata 'Beby' barusan benar-benar bikin panas di kupingku. Bukannya dia mau bilang dan tunjukkan ke orang-orang kalau kita punya hubungan?! Kalau dia bilang begitu bukannya tambah aneh kalau nanti tiba-tiba ibu tahu kita pacaran?!
"Bu, ayo kita pulang, Lia capek juga bawa banyak tas belanjaan. Kasian juga om Roby nanti pulangnya kemalaman. Makasih ya om Roby, bye..." Aku langsung pergi meninggalkan 'Beby' dan ibu yang menyusul di belakangku.
"Permisi ya, saya pamit pulang duluan. Hati-hati dijalan ya, mas." Ucap ibu pada 'Beby'.
Aku kesal campur bete, aku ngga menoleh ke belakang sedikit pun. Aku biarkan mobilnya melaju dan menghilang di pertigaan jalan.
"Lia, jalannya cepat sekali. Tunggu ibu dong."
"Eh maaf bu, Lia lupa ibu di belakang Lia."
Sesampainya di rumah aku langsung mandi dan berganti pakaian tidur. Aku lihat ibu juga sudah mandi dan sedang santai menonton vidoe di handphone.
"Ibu ngga tidur? Besok ibu kan keliling lagi jual kue." Ucapku pada ibu.
"Ibu belum bilang ya? Mulai besok ibu ngga jual kue keliling lagi, dan ngga kerja di laundry lagi, soalnya ibu sudah dapat pekerjaan baru." Ibu nampak senang.
"Ibu dapat kerja dimana sekarang?" Tanyaku penasaran.
"Nanti aja ibu cerita ya. Sekarang ibu mau bahas soal kamu dulu. Sini duduk dekat ibu."
"Aku? Memang aku kenapa bu?" Aku jadi khawatir dan takut ibu bahas soal tadi.
"Tadi itu ayahnya Anita?"
"Iya, bu. Kenapa?"
"Masih muda ya, masih gagah, kalau tadi ibu lihat kamu dan ayahnya Anita, ibu yakin orang akan pikir dia itu pacarmu."
"Hah?! Masa sih bu?" Jantungku tiba-tiba saja berdegup kencang, ketakutan seperti dikejar hantu.
"Lia, kamu kan sudah dewasa, ibu ngga enak kalau lihat Lia dan ayahnya Anita terlalu sering bersama. Ayahnya Anita itu lumayan sering lho antar kamu pulang. Selain ngga enak karena pasti ngerepotin, juga ngga enak sama orang-orang yang lihat." Aku tahu ibu sedang berusaha pelan-pelan menasehatiku untuk jaga jarak dengan 'Beby'.
"Emangnya ngga enak sama orang-orang itu kenapa ya bu?" Tanyaku sedikit ada rasa kesal.
"Karena setiap diantar pulang, kamu pasti bawa banyak belanjaan. Terus, dia itu kan kelihatan sekali sudah berumur dan kelihatan sudah berkeluarga, banyak orang disini yang tanya sama ibu, siapa pria yang sering antar Lia?" Jelas ibu padaku dengan hati-hati.
"Terus ibu jawab apa? Ibu jelasin ke mereka ngga siapa yang sering antar aku? Ngga perlu, bu. Mereka ngga perlu tahu siapa yang sering antar aku, mereka ngga perlu tahu urusanku." Ucapku dengan nada bicara sedikit tinggi. Entah kenapa aku jadi kesal dengar penjelasan ibu.
"Lia jangan marah, ibu kan bicaranya pelan-pelan. Ibu juga kurang sreg lihat Lia terlalu dekat sama ayahnya Anita, dia juga kan duda, dan..."
"Emang kalau duda kenapa bu? Emang kalau usia kita beda jauh kenapa juga? Apa yang salah sih bu?" Tanyaku semakin emosi.
"Lia kenapa? Lia marah sama ibu? Ibu cuma khawatir, nanti ngga ada cowo yang mau deketin Lia, soalnya dipikir Lia sudah punya pacar. Ibu juga ngga enak, takut orang-orang berpikir negatif sama Lia " Ucap ibu sambil membelai lembut rambut panjangku.
"Berpikir negatif gimana bu? Kan cuma diantar pulang aja, bu." Nada bicaraku mulai melemah, tiba-tiba ada perasaan ngga enak sama ibu.
"Gini Lia, ibu pernah dengar selentingan orang bilang, Lia diantar om-om. Kan kesannya kurang bagus, Lia. Maaf kalau Lia jadi kesal dengarnya, ibu sampaikan begini supaya kamu bisa lebih jaga diri dan jaga jarak."
Aku jadi tersentil dengar kata-kata ibu barusan. Memang sebenarnya aku sendiri juga pernah mendengar ada yang bilang aku sering jalan sama om-om. Bahkan setiap kali pergi bersama 'Beby', tidak satu dua orang yang melihat aneh ke arah kita. Padahal 'Beby' belum tua-tua banget lho. Apa karena penampilanku terlalu ke kanak-kanakan? Sepertinya aku harus rubah penampilan supaya terlihat lebih dewasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
lyPoppy
Jangan lupa update setiap hari, saya suka banget dengan ceritanya 👏
2023-07-28
2
Yuri Lowell
Beberapa hari sudah bersabar, tolong update sekarang ya thor!
2023-07-28
0
Curtis
Sukses membuatku merasa seperti ikut dalam cerita!
2023-07-28
0