Kayshan memilih tak meninggalkan Gauri sepanjang hari, dia ingin lebih memperhatikan lagi kondisi keponakannya. Kay diliputi rasa bersalah sebab mengabaikan kesehatan Gauri hingga membuat gadis sekecil ini mengidap penyakit menakutkan.
"Daddy di sini, jangan takut. Daddy janji akan bersama Gauri seterusnya," bisik Kayshan seraya menciumi rambut beraroma anggur.
Gauri berbalik badan, masuk dalam dekapan paman favorit yang hangat. Dia belum berani bicara leluasa sebab Gauri khawatir membuat Kayshan susah karenanya.
"Ken, anakmu masih ragu padaku. Mampukah aku membuat Gauri luluh dan percaya bahwa hanya diriku yang bisa melindungi, dan menjadi tempat ternyaman untuknya," batin Kayshan.
Menjelang malam.
Gauri terlihat lebih ceria meski Kay tahu dia tak merasa nyaman dengan selang infus yang menancap di lengan kirinya. Gadis kecil ini sangat tenang ketika Kayshan membacakan banyak buku cerita yang Kamala bawa pagi tadi.
"Sayang, sabar ya. Daddy tahu, kamu gak nyaman. Daddy akan mencoba mencari tahu dimana mama Geisha, oke?" ucap Kayshan, tak ingin menyembunyikan apapun darinya.
Gauri hanya menatap Kay tak berkedip, binar matanya cerah menandakan dia berterima kasih sebab kayshan mengerti keinginannya.
"Kay!" sebut Kamala, memanggil putra bungsunya.
"Anak pintar," puji Kayshan, mengusap kepala Gauri dan membubuhkan kecupan di pipi seraya turun dari brangkar sebab Kamala memanggilnya.
Kamala mengajak Kayshan keluar ruangan sejenak. Dia ingin membicarakan tentang Geisha.
"Kenapa, Ma?" tanya Kayshan seiring pintu kamar yang menutup.
"Mama bersedia menjadi pendonor," ucapnya lugas, duduk di kursi panjang depan kamar perawatan.
Kayshan menghela nafas. Bukan melarang Kamala tapi kondisi pendonor diutamakan yang masih berusia produktif mengingat banyaknya pemeriksaan kecocokan nanti.
"Ma, aku sudah meminta aspriku mencari kontak Geisha. Malam ini mungkin dia berhasil mendapatkannya," kata Kayshan.
"Mama kok merasa dia akan menolak," sahut Kamala, ikut menghela nafas berat.
Keduanya kembali terdiam, berkutat dengan pemikiran masing-masing. Kayshan cemas akan kondisi Gauri yang melemah sementara Kamala sedikit tak rela Geisha masuk dalam kehidupan keluarganya lagi.
Kring. Kring. Dering ponsel Kayshan berbunyi.
Penerus Ghazwan publishing itu bangkit dan masuk ke dalam ruangan sebab ponselnya dia letakkan di meja sofa.
"Ya?" kata Kay, bicara pada aspri nya.
"Bos, nomer kontak nyonya Geisha sudah aku kirimkan beserta informasi lainnya," jelas aspri di ujung panggilan.
"Oke, terima kasih," balas Kay sembari menutup panggilan.
Dia pun membuka pesan asistennya dan membaca banyak kalimat di sana. Kayshan sedikit terkejut tapi berusaha mengabaikan status Geisha saat ini.
Gauri adalah fokus utama, dia akan mengunjungi Geisha bilamana situasi mulai genting. Kayshan lalu menekan deretan angka di layar gawai.
Tuut. Nada sambung terdengar.
"Halo?" sapa Geisha terdengar lembut di seberang.
"Ghe, ini aku, Kay. Bisakah ku minta waktumu sepuluh menit saja? ini berhubungan dengan Gauri," jawab kayshan, melirik sekilas ke arah keponakannya yang sedang mewarnai buku gambar.
"Jangan ganggu aku. Gauri butuh uang berapa?" sebut Geisha mulai sinis.
"Uangku lebih dari cukup jika hanya untuk memenuhi semua keperluan putriku!" tegas Kay, terpancing emosi, nada bicaranya meninggi sebab tersinggung diremehkan Geisha.
Hening.
Beberapa detik kemudian. "Bicaralah." Geisha mengalah, bersedia mendengarkan Kayshan kali ini.
"Gauri sakit," lirih Kayshan tak berani bicara jelas di depan Gauri. Dia bangkit menuju balkon.
Gauri memperhatikan interaksi pamannya dengan sang mama. Gadis cilik itu diam-diam mendengarkan meski samar.
Kayshan menjelaskan kondisi Gauri pada Geisha dari mulai awal hingga hari ini termasuk vonis dokter. Rencana operasi pencangkokan sumsum tulang belakang yang harus dilakukan segera dan dia adalah kandidat pendonor utama.
Geisha terkejut, dia terdengar marah dan menuduh Kayshan tak mengurus Gauri dengan becus.
"Kalian yang mendapat hak perwalian, juga Gauri hadir atas paksaan ibumu. Tapi aneh, mengapa kalian justru abai pada kesehatannya dan sekarang harus melibatkan aku lagi," ucap Geisha menyindir telak Kayshan.
"Heh! ngaca! penyakit Gauri tak serta merta datang begitu saja, kau pemicunya! jika ada pendonor lain yang cocok dengan gen dan rhesus Gauri, aku lebih baik meminta tolong padanya dibandingkan kamu," kesal Kayshan, giginya mengetat sehingga nada bicaranya tegas dan tajam.
"Masa hidup Gauri tak lama lagi, Ghe. Jadilah ibu berguna bagi anakmu sekali ini saja. Berikan kesempatan bagi Gauri untuk dapat merasakan bahagia lebih lama dengan sumsum tulang darimu ... aku janji, takkan lagi mengusikmu setelah semua selesai," tutur Kayshan mengalah, dia mulai melembut.
Terdengar suara pria dibalik Geisha. Rupanya dia ikut mendengarkan sejak awal dan kini melayangkan protes.
"Geisha sangat sibuk. Setelah operasi pasti dia akan membutuhkan pemulihan. Aku sudah teken banyak kontrak untuknya dan harus membayar wanprestasi jika mangkir ... tidak, aku tak mengizinkan!" ucap Roger.
Kayshan hendak membalas ucapan Roger jika suara Kamala tak membuyarkan konsentrasinya.
"Kay!" panggil Kamala.
"Jangan Gauri, sakit, Nak! jangan ... Kaaay!" seru Kamala panik, berusaha mencegah Gauri saat sedang melepaskan jarum infus.
Kayshan terburu masuk ke kamar, dia melempar ponselnya ke atas brangkar dan memeluk Gauri sementara tangan gadis kecil di cegah Kamala agar tak lagi meronta.
“Aaarrrgghhh!” Gauri histeris.
“Aarrrrrgghhh!” pekik gadis cilik sambil berontak dan menangis.
"Maafkan daddy, maaf. Jangan, Sayang, sudah ya, sudah. Oke kita pulang, itu kan maumu?" Kay terus mengucapkan kalimat yang sama berkali-kali hingga Gauri tenang.
Kamala menekan tombol panggilan agar suster datang dan memperbaiki posisi jarum. Bau darah segar menyeruak menusuk hidung sebab aksi Gauri tadi.
Saat suster datang, Kayshan langsung meminta agar Gauri diizinkan melakukan perawatan di rumah sembari menunggu hasil pemeriksaan para calon pendonor.
Suster mencatat semua keinginan keluarga pasien dan akan menyampaikan hal tersebut esok pagi ke dokter Habrizi, sembari membetulkan kembali infus Gauri.
Kayshan lupa, panggilan selulernya dengan Geisha masih belum terputus, dia hendak meraih gawai tapi Kamala lebih dulu menyambar benda pipih itu.
"Kau dengar? anakmu putus asa sebab penolakanmu, dia melukai dirinya sendiri. Gauri cerdas, meskipun kami menyembunyikan semua ini tapi dia mengerti situasi sesungguhnya. Kau kejam!" maki Kamala pada mantan menantunya.
"Oke oke, beri aku waktu untuk menjelaskan semua ini pada Roger," balas Geisha di ujung sana.
Kamala hendak menjawab lagi tapi Kayshan buru-buru merebut ponselnya dari tangan sang bunda.
"Kay!" seru Kamala tak terima.
Terdengar pertengkaran antara Roger dan Geisha sebelum Kay menutup panggilan. Dia lalu mendekap Gauri yang diam-diam menangis lagi.
"Besok kita pulang. Daddy janji, mau sharing kenapa melakukan hal tadi?" tanya Kay, melembut membujuk keponakan yang sudah bagai putrinya.
Hening.
Kayshan merasa sangat lelah, Gauri masih susah diajak bicara dan kian menutup diri.
"Percayalah, Sayang. Daddy akan lakukan semua hal terbaik untukmu, Gauri putri daddy yang pintar, kan?" puji Kayshan, mendapat anggukan cepat dari Gauri.
Setelah menemani Gauri tidur dengan membacakan buku dongeng, Kamala meminta Kayshan agar mulai menyewa suster yang dapat menemani Gauri sementara Geisha belum memberikan keputusan.
"Iya, sudah aku pikirkan tentang itu, Ma. Bantu aku jaga Gauri, dia bagai putriku sendiri," ujar Kay, turun dari brangkar seraya menyugar rambut sebab lagi-lagi kecolongan, kurang peka terhadap Gauri.
Dia kemudian menuju bathroom guna membersihkan diri sebab malam ini akan menyelesaikan pekerjaan yang beberapa hari tertunda.
"Tidak usah kamu minta, Gauri cucuku dan mama ingin yang terbaik untuknya. Di rumah sakit ini, ada jasa sewa suster juga, Kay. Kamu mau coba atau cari sendiri?" tawar Kamala, dia telah mencari informasi pada suster terakhir yang memeriksa Gauri tadi.
Ting. Notifikasi pesan masuk.
Kayshan membacanya, bibir sensual itu perlahan mengulas senyum. "Coba saja, Ma. Tapi aku juga mencari info sendiri, kita lihat reaksi Gauri," sahut Kayshan seraya membalas pesan dari asistennya.
.
.
...______________________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Nurlaela
bibir sensual ya thorrr, berarti kayshan tampan😂😂😂sorry ...Travelling haduh
2023-09-19
1
Siti Chotijah
suster elleakah?😇
2023-07-22
1
AlAzRa
Roger yg itukah Moms?
2023-07-22
1