Keesokan pagi.
Kayshan menemui dokter Habrizi guna mengulang permintaannya agar Gauri diizinkan untuk melakukan perawatan di rumah. Habrizi mengizinkan dengan catatan Kayshan bersedia menyiapkan peralatan medis dasar, guna menunjang kestabilan kondisi Gauri serta seorang suster sebagai kontroler.
Kayshan pun bersedia menyiapkan semua yang dibutuhkan Gauri selama masa transisi ini. Kesepakatan telah di kantongi, Habrizi juga mengatakan akan melakukan kunjungan medis setiap dua hari sekali dalam sepekan.
"Terima kasih banyak, Dokter. Setelah pemeriksaan lab nanti, kami akan pulang," kata Kayshan sebelum pamit undur diri.
"Sama-sama, Tuan Kay. Jangan lupa jaga kondisi Anda. Saya sangat menantikan pendonor utama. Gauri juga telah di ikutkan dalam antrian pasien darurat cangkok sumsum tulang belakang. Sekedar berjaga jika kemungkinan terburuk muncul, opsi akhir kita harus menggunakan pendonor selain keluarga," jelas Habrizi.
Kayshan mengangguk. Dia mengerti dan percaya pada Habrizi. "Oke, terima kasih, Dok," sambung Kay, seraya bangkit dan meninggalkan ruangan sang dokter.
Saat Kayshan menjalani test medis, Kamala sedang menyeleksi beberapa suster bahkan dokter muda yang menawarkan diri untuk mendampingi Gauri melakukan perawatan di rumah.
Respon Gauri macam-macam ketika masing-masing tenaga medis yang menyamar itu mendekati dirinya.
Terkadang Gauri berontak, tak jarang berteriak histeris dan melempari suster dengan barang di sekitarnya. Reaksi ini membuat Kamala pusing.
"Daddyyy! dadddyyyy!" teriak Gauri memanggil Kayshan.
Tubuh kecil nan lemahnya gelisah, Kamala berjaga khawatir Gauri akan melepas infusan lagi. Mata bulatnya sudah berkaca-kaca sambil terus memanggil Kayshan.
"Dadddyyyy!" lirih Gauri, mulai terisak.
"Sabar ya, daddy bentar lagi datang. Daddy Kay sedang ketemu dokter, kan Gauri mau pulang hari ini. Tenang dulu dan tunggu dengan oma, oke?" bujuk Kamala, berusaha hendak memeluk Gauri tapi di tepis si gadis cilik.
Kamala meminta para suster yang akan menjaga Gauri, untuk keluar ruangan sementara waktu sambil menunggu putranya datang.
Tak lama kemudian, Kayshan muncul. Gauri langsung merentang tangan meminta Kayshan memeluknya.
"Kok nangis? kenapa?" tanya Kayshan lembut, seiring memberikan pelukan hangat untuk Gauri.
"Stranger," bisik Gauri sambil menggeleng pelan.
"Semua berawal dari orang asing, lalu perlahan dekat, merasa nyaman kemudian akrab, dan menjadi bestie," tutur Kayshan. Dia mengurai pelukan, menatap manik mata coklat itu lekat.
Gauri membalas tatapan lembut ayah sambungnya, tiada kebohongan dalam pancaran mata Kayshan membuat Gauri sedikit melunak.
"Oke," imbuh Gauri sangat lirih dan kembali menarik Kayshan agar mendekapnya lagi.
Kamala menyaksikan interaksi antara Kayshan dan cucunya. Akhir-akhir ini Gauri lebih sering meminta Kay memeluk, mengusap bahkan menemani sepanjang waktu. Gauri mulai nyaman setelah satu tahun usaha Kay mendekatinya.
Persiapan kepulangan pun rampung selesai, Habrizi mengantar kepergian Gauri hingga lobby saat menjelang duhur.
Sementara di kediaman Ghazwan.
Seorang gadis muda berhijab biru laut tengah duduk di teras sambil murojaah. Wajah ayunya nampak bersinar terpapar semburat cahaya dari celah pepohonan yang masuk terbias.
Elea Narasya sedang menanti kedatangan pemilik hunian. Semalam dia dihubungi oleh Deeza agar menuju ke alamat ini, atas permintaan seorang ayah yang terkesan sangat menyayangi putrinya dan tengah membutuhkan jasa perawat.
Tak lama, terlihat Alphard hitam mulai memasuki pelataran hunian mewah. Elea bangkit berdiri menyambut kedatangan tuan rumah.
"Assalamualaikum," sapa Elea saat melihat wanita paruh baya menyentuh teras.
"Wa 'alaikumsalam. Tamunya Kay?" tanya Kamala tersenyum ramah, berhenti tepat di depan gadis ayu.
Elea mengangguk. "Betul, Nyonya," jawabnya.
Kayshan tak menyapa sang tamu, dia membopong Gauri dan masuk lewat pintu samping dengan beberapa suster pria yang akan memasang brangkar juga peralatan lainnya di kamar Gauri.
"Masuk dulu, dan tunggu sebentar lagi. Kay sedang menyiapkan Gauri," ujar Kamala berlalu masuk ke dalam seraya memanggil maid agar menyilakan tamunya masuk.
Selang beberapa menit kemudian.
Kayshan menemui Elea di ruang tamu, dia menjelaskan kondisi Gauri, termasuk sulit berkomunikasi dan sederet informasi lainnya agar Elea dapat menyesuaikan diri.
"Tolong ya, Mbak Elea. Putriku spesial. Dia sangat cerdas tapi pemilih dan pengamat. Gauri tidak suka di bohongi. Anda ingin mencoba berkenalan?" tanya Kayshan setelah membagi banyak info pada Elea.
"Baik, aku akan mencoba, bismillahirrahmanirrahim," ucap Elea mantap.
Kayshan lalu membawa Elea menuju kamar Gauri di lantai dasar.
"Sayang, daddy bawa teman baru. Namanya Elea. Cuekin aja kalau Gauri gak suka, Elea ini terbiasa mainan di benteng Minecraft. Jadi, jangan menahan diri, oke?" pancing Kay, agar putrinya tak merasa terbebani.
"Hallo Oyi! aku El, boleh panggil Lea atau Lele asal jangan eeeaaa eeaaa aja," kekeh Elea, melambaikan tangan seakan dia tengah high five dengan idola.
Kayshan tersenyum konyol atas sikap kekanakan Elea, sangat berbeda saat bicara formal dengannya tadi.
Gauri menatapnya datar, terasa aneh dengan sikap Elea. Gauri melihat Elea dari atas hingga bawah, dia baru pertama kali melihat wanita berhijab panjang sedekat ini. Kayshan pun pamit keluar ruangan meninggalkan mereka.
Sepeninggal Kay, Elea asik dengan dunianya. Melanjutkan murojaah sembari duduk bersila di lantai. Dia lalu mengerjakan sesuatu, menggambar di notes yang dia bawa, sama sekali tidak mengajak Gauri bicara.
Kamala yang mengintip, merasa aneh dengan orang pilihan Kayshan kali ini. Tidak meyakinkan sebagai suster sebab dia sangat cuek dengan Gauri.
Gauri merasa bosan. Dia berniat mengacuhkan gadis itu tapi malah diacuhkan balik. Gauri pun beringsut hendak meraih buku di rak bagian kanan tapi tangannya sulit menjangkau.
Satu jam saling diam membuat Elea peka akan gestur Gauri. Dia meraih dua buku dan meletakkan salah satunya di sisi brangkar tanpa bersuara.
Elea malah asik membaca buku dongengnya sendiri.
"Wek Wek Wek, itu adalah suaraku, terdengar sangat merdu bukan?" Elea menirukan suara bebek.
"Tidak, jauh lebih indah suaraku. Cwiit cwwiiitttt," kata Elea dengan suara sedikit mencicit.
Gadis belia, membaca buku dongeng penghuni hutan sembari memeragakan beraneka ragam suara satwa, bahkan Elea tak segan menirukan pose para hewan itu sesuai gambar pada buku.
Lambat laun, perhatian Gauri tertuju pada Elea. Menjelang sore, setelah tiga jam Elea habiskan untuk mempelajari watak dan karakter Gauri, tibalah saatnya dia pamit.
"Bye Oyi! El pulang dulu, ya," kata Elea, bangkit merapikan semua benda yang berserakan. Dia lalu meletakkan sebuah gambar dua orang wanita di atas pangkuan Gauri.
"Ini teman baruku, namanya Oyi. Salam kenal, Salihah!" ucap Elea, dia perlahan meraih tangan mungil yang tidak terpasang selang infus lalu menciumnya bolak balik.
"Allahumma khoiron fii kulli syai'in, in sya Allah semua akan baik saja," ucap Elea, menatap lembut manik mata bulat yang juga menatapnya.
Gauri terburu menarik tangannya dari genggaman Elea lalu memalingkan wajah. Dia tak suka di sentuh tiba-tiba. Sikapnya ini malah di tertawakan oleh Elea.
"Maa sya Allah tabarokallah, Oyi keren, gak mau disentuh sembarangan. Ciri wanita salihah. El pamit ya, assalamualaikum," ujar Elea bersiap pergi.
Namun, tiba-tiba. "Lele!" balas Gauri, tersenyum mengejek berniat menjatuhkan mental Elea tapi malah diartikan sebaliknya oleh gadis itu.
"Siapp grak, Lele!" sahut Elea saat mencapai pintu, dia melambaikan tangan.
Kayshan mengamati sikap gadis belia terhadap Gauri melalui cctv-nya. Dia pun meminta Elea datang kembali esok hari.
...***...
Sudah satu pekan, Elea masih belum berhasil mengajak Gauri bicara. Setelah melakukan salat Ashar, saat akan pamit, Gauri tiba-tiba membuka suaranya.
"Lele, apakah disuntik itu sakit?" tanya Gauri lirih.
Inginnya berjingkrak sebab upaya cuek mencuekkan berhasil, tapi Elea menahan diri. Dia bangkit dan duduk di sisi brangkar masih memakai mukena.
"Sakit sedikit tapi setelah itu tidak. Oyi harus sehat agar bisa mewujudkan cita-cita, bermain, ketemu teman, jalan dengan daddy juga hal lainnya ... pak dokter tidak jahat, justru sayang dengan Oyi. Daddy love you so much, Lele juga," jelas Elea, menatap lembut seraya tersenyum.
Gauri diam, dia ragu dan menanyakan banyak prosedur medis termasuk pembiusan total dan fisioterapi pasca operasi. Elea terkejut akan kecerdasan gadis ini tapi segera menjawab semua keingintahuan Gauri.
"Lele gak akan berbohong dan memaksa Oyi untuk bertemu pak dokter, tapi jika Oyi ingin pulih, maka harus melewati semua proses itu. Oyi hanya tidur sejenak, percaya dengan dokter pasti melakukan semua yang terbaik ... yakin atas pertolongan Allah," sambung Elea.
"Mama?" tanya Gauri lagi.
Elea tak dapat menjawab sebab tak tahu apa permasalahan inti keluarga ini, dia hanya menggenggam erat tangan Gauri dan mengecupnya, membacakan banyak doa untuk Gauri. Gadis itu tersenyum, lalu membalas genggaman Elea.
Kayshan masuk ke kamar perawatan membuat kedua gadis melepaskan tautan tangan mereka. Kay meminta Elea menginap malam ini dan akan menyiapkan kamar untuknya sebab dia akan ke Singapura esok pagi.
Sementara di luar kamar.
Kamala tengah bersitegang saat melakukan panggilan dengan Geisha. Dia memberikan banyak syarat sebab desakan Roger.
"Wanita tak punya hati! dia anakmu dan kau penyebab Gauri sakit tapi malah memanfaatkannya!" sentak Kamala, suaranya melengking hingga terdengar ke kamar Gauri.
"Semua akibat Mama!" balas Geisha tak ingin disalahkan terus.
"Maling teriak maling!" sengit Kamala lagi.
Kayshan memejam, ibunya sering lepas kontrol jika berbicara dengan Geisha. Dia menutup telinga Gauri dan meminta Elea menghiburnya. Kay tahu, Elea telah berhasil membuat Gauri nyaman.
"Sayang, dengan Mbak El ya, daddy akan menyusul mama," bisik Kayshan. Gauri menggeleng, dia pasrah.
"Oyi anak salihah, mau mencoba minta ke Allah tidak? Lele tahu caranya," ujar Elea, menatap lembut ke arah Gauri yang masih diam tak bergeming.
Gauri lagi-lagi menahan semua keinginan demi ketenangan keluarganya. Dia kembali berkorban rasa.
.
.
...____________________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Mega Ahmad
baru baca 2 bab dari sini tp sdh bnyk yg kenal dg suster el. kalian ketemu dimana sih ??? spy diriQ jg berkenalan denganx 😍
2023-08-21
2
ηαzla♡
gauri itu berapa tahun ya?
2023-08-18
1
reniw
🤣🤣 panggilannya lucu "lele"
2023-08-11
1