IP 2

Terdengar deru mesin mobil berhenti dihalaman rumah , disana juga terlihat 3 mobil lain disebelah mobil yang dewa parkirkan. " Lagi ada siapa ya? Apa teman - teman ama lagi ngumpul? " tanpa mau ambil pusing Dewa langsung menuju pintu utama untuk masuk kedalam rumah agar bisa menyerahkan pesanan kue brownies ama Ajeng.

"Assalamualaikum" salam Dewa menggema dari ruang tamu, Dewa melihat diruang tamu tidak ada orang pun jadi berfikir mobil siapa diparkiran , kok gak ada orang.

"Waalaikum salam , Dewa bawa kuenya kesini! Ama ada diruang keluarga." terdengar sahutan ama dari ruang keluarga membuat Dewa segera melangkahkan kakinya kesana. Disana terlihat dua orang wanita paruh baya seorang gadis muda , umurnya terlihat hampir sama dengan maya. Dewa mendekati amanya kemudian menyerahkan kue brownies itu .

" Lama sekali sich kamu wa, sampai lumutan kita nungguin kamu disini." ucapan ama nya Dewa dengan lirih yang hanya ditujukan untuknya membuat Dewa menghela nafasnya dengan kasar. "Kan bukan tamunya Dewa ma, ngapain nungguin Dewa?" setelah menyerahkan brownies itu Dewa segera memutar badan nya berlalu pergi, tapi belum sempat melangkahkan kakinya tangan Dewa segera ditarik oleh amanya hingga membuat Dewa berhenti ditempat dengan sebelah kaki terangkat hendak melangkah.

"Mau kemana sich hari weekend juga , sini kenalin teman nya ama." sambil memberi kode kepada teman teman nya ama Ajeng membawa Dewa mendekat kearah mereka. " Rima". "Santi, dan ini putri saya Sari." sambil mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Dewa. " Saya Dewa tante, dan maaf saya permisi dulu mau melanjutkan pekerjaan yang tertinggalkan tadi tante." dan langsung ngacir meninggalkan mereka yang hanya duduk terbengong melihat tingkah Dewa.

"Maaf ya ,ya begitu si Dewa baru dikenalkan cewek aja langsung lari padahal Sari kan cantik , siapa coba yang gak tertarik dengan Sari." ucap Ama yang membuat sari malu malu kucing dan senyum senyum. " Mungkin Dewa memang sedang sibuk, jadi lain hari aja diatur pertemuan nya lagi." komentar Santi yang membuat Rima segera menyela karena ternyata juga sempat kagum dengan rupa dan fisik Dewa " Iya lain hari pasti anakku juga bisa ikut jeng ,kebetulan hari ini juga lagi ada acara ." membuat Santi merotasi matanya dengan malas sambil berkomentar dalam hati "Katanya gak tertarik sama anaknya Ajeng , eeeeh giliran lihat yang bening langsung aja tuh maju kegarda paling depan."

"Baiklah jeng ,nanti kita atur pertemuan anak - anak kita di lain hari. Semoga gak pada sibuk ya ,biar mulus seperti jalan tol rencana kita." ucap ama Ajeng kepada teman - temanya yang dibalas anggukan dan senyuman oleh Rima dan Santi . Sedangkan Sari tersenyum dan bathi nya kesal karena melewatkan sesi pertemuan nya dengan Bima yang ternyata telah mencuri tempat didalam hati nya.

Ditempat lain terlihat maya sedang memarkirkan motornya segera menuju pintu rumah nya. " Assalamualaikum Maya pulang , bunda...... ,ade.....k." kebiasaanya yang teriak- teriak didepan keluarganya itu, membuat keluarganya berfikir bahwa Maya adalah gadis yang tanpa beban kehidupan sama sekali , terlihat mulus tanpa ada masalah sama sekali. Padahal sebenarnya dari keceriaan yang selalu dia tunjukkan itu tidak lain hanya sebagai ungkapan hatinya , pelampiasan dirinya dalam menyikapi kehidupan yang masih terasa keras dalam menempa kehidupanya. Sedangkan jika dia merasakan sakiiit hatinya maka dia hanya akan mencurahkan nya dengan air mata dan menyendiri sebentar hingga tak pernah tampak kesedihannya didepan keluarganya, tapi jika dihadapan orang yang tak dikenalnya maka dia hanya terlihat jutek dan flexible.

"Apa sich kak, teriak teriak kayak dihutan aja. Gak tahu apa aku lagi sibuk ngerjain tugas, bantuin napa ketimbang teriak teriak gak jelas"

"Nah itu kan memang tugasmu dek belajar yang rajin. Ya udah kakak tinggal bantuin bunda dulu ya dek. Semangat belajarnya jangan manyun gitu bibirnya." sambil mengacak rambut adeknya dan berlalu pergi dari ruang tengah untuk mencari keberadaan bundanya.

"Bunda lagi ngapain?" Maya bertanya kepada bundanya.

"eh kamu udah pulang may, tuh dapat pesanan kamu dari kantor kelurahan 75 box kue . List orderan nya udah bunda taruh dimeja dikamar kamu. Kamu cek aja sendiri. " tanpa menjawab pertanyaan maya bundanya malah memberikan jawaban yang lain.

"Siap bunda, terima kasih sudah mau meng list pesanan Maya."

"Iya klo butuh modal jangan lupa kasih tahu bunda."

"Siip bunda, terima kasih . Aku kemar dulu."

Maya memang selalu menerapkan etikanya dalam menghadapi orang tua . Meskipun omongan nya kayak gak disaring tapi masih tetap dalam batas wajar. Maya tidak pernah mengeluh dalam hidupnya, dia selalu berusaha untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang anak sulung yang telah kehilangan seorang ayah. Selain bekerja diperusahaan dia juga menerima orderan kue dari para customernya. Jika orderan nya bisa dikerjakan sendiri , maka akan dikerjakan sendiri. Tapi jika bertepatan dengan kesibukan nya diperusahaan maka akan dbagikan nya orderan tersebut kepada orang orang yang sudah dipercaya olehnya untuk pembuatanya dan dia tinggal finishing saja.

Setelah Bima keluar dari rumahnya, dia pergi kearah cafe tempat pertemuan nya dengan teman nya yang mengajak kerja sama. Dalam mobilnya , ketika dia melihat kekiri jalan tiba tiba dia melihat sosok Maya sedang duduk menunggu dihalte bus. Sehingga dia memutuskan untuk menghentikan mobilnya kekiri jalan. Sebelum turun dia memperhatikan orang yang duduk dihalte tersebut, dan betapa kagetnya Bima ternyata yang dilihatnya bukan Maya melainkan orang lain hingga membuat Bima senyum senyum sendiri.

"Huft ada apa dengan otak ku ini?"

"Semoga lain hari aku bisa jumpa dengan Maya lagi." sambil mengingat senyuman dan cara Maya menatap dan manawarkan barang dagangan anak anak tadi.

"Udah . Sekarang fokus Bim. Ayo semangat . Semangat." Bima berusaha mensupport dirinya sendiri.

Sesampainya dicafe , Bima menuju tempat yang sudah direservasi olehnya. Bima menghampiri salah satu wanita yang memakai baju hitam putih dan akan menanyakan tempat tujuannya.

"Permisi mbak!" Begitu wanita itu menoleh yang Bima lihat adalah wajah Maya hingga membuat Bima terperangah.

"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?"

Begitu mendengar suaranya baru Bima sadar kalau yang diajaknya berbicara bukanlah Maya. Dan itu membuatnya begitu malu dan segera memasang wajah datarnya.

Berkali kali dia mengalami kejadian itu dicafe , kayaknya dimana mana dia melihat wajah nya Maya. Hingga dia meraup wajahnya dengan kasar serta membuatnya berkata pada dirinya sendiri untuk fokus agar segera bisa menyelesaikan meetingnya dan pergi ketaman tadi untuk menemui Maya.

Tanpa disadarinya ternyata dialah yang begitu kangen kepada Maya , hingga membuat wajah Maya terpampang dimana mana. Ternyata Maya sudah mulai berada disinggasana dihati Bima.

Nah lho sombong sich, belum apa apa udah ultimatum orang akan kangen pada diri sendiri klo udah gini gimana dong???

Ayo siapa nich para readers yang pernah ngerasaain ini?

Bantu like , komen, dan sharing kisah teman teman yang pernah ngalamin ini yaaaa!!!

Terpopuler

Comments

lyaa

lyaa

Di sini sedang ada rombongan pembaca rame banget yang udah nggak sabar menanti kelanjutannya, thor cepat dong!

2023-07-21

2

Daisy

Daisy

Hebat!

2023-07-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!