episode 3

Adnan kembali ke kantor. Ia duduk dikursi kerjanya. Gadis yang tanpa sengaja menabraknya tadi telah mengusik hatinya.

Selama ini Ia tidak begitu perduli dengan yang namanya wanita. Sebab Ia memiliki satu nama yang terpatri dalam hatinya sedari Ia mengenal pemilik nama itu dari Ia berusia 4 tahun pada masa itu.

Sorot mata sang gadis begitu tampak teduh. Ia seperti pernah mengenalnya. Namun dimana? Dan mengapa begitu mengusiknya?

"Astaghfirullahhaladzim"

Adnan menepis bayangan itu, Ia tidak ingin terus membayangkan sosok sang gadis yang mana nantinya dapat merusak fikirannya.

Adanan membuka laci meja kerjanya. Sebuah mushaf berukuran kecil Ia raih dari laci tersebut. Meskipun Ia sudah mengingat seluruh isinya, namun Ia tetap untuk membacanya dengan mushaf itu.

Darahnya berdesir saat mengucapkan kalimah ta'awudz dan jiwanya seolah begitu merindukan dan merasa dekat dengan sang Pemilik Alam yang menguasai nyawanya dalam genggaman-Nya.

Ia membaca sebuah surah yang menggetarkan hati dan jiwanya. Suaranya terdengar lirih dan mendayu yang hanya Ia sendiri yang mendengarnya.

Matanya tiba-tiba terpejam dan kemudian melanjutkan bacaannya dengan penuh penghayatan yang begitu menggetar hati siapapun.

Tanpa sengaja pintu dibuka, seorang wanita yang merupakan sekretaris bernama Linda yang yang sejak kemarin merasa kesal dengan Adnan menyembulkan kepalanya dibalik pintu untuk mengantarkan dokumen dan penandatangan perjanjian kerjasama dengan sebuah perusahaan.

Namun langkahnya terhenti saat melihat sang presedir itu duduk dengan begitu sahaja dan kepalanya bersandar disandaran kursi dengan mata terpejam sembari melantunkan ayat suci dengan sangat lembut dan suara yang begitu indah, bahkan menyentuh hingga ke qalbu.

Linda terperangah, diam terpaku didepan pintu. Lalu Ia kembali menutup pintu tersebut dan bersandar didinding ruang kerja Adnan. Sayup-sayup Ia masih mendengar suara lantunan murottal yang dikeluar langsung dari bibir seorang pemuda yang sangat tampan rupawan.

Linda menengadahkan kepalanya, menghayati setiap lafaz yang keluar dari bibir pria itu. Sesaat Ia tersadar dan berjalan kembali ke ruangannya dengan wajah linglung.

Kini Ia menyadari mengapa pria itu begitu berbeda dari pria manapun, dan membenci wanita berpakaian minim, ternyata Ia seorang hafiz.

Linda memasuki ruang kerjanya yang berada bersebelahan dengan ruang Yuni sahabatnya.

Linda duduk dikursinya dan menggigit jemarinya. Ia masih terngiang wajah tampan itu saat memejamkan matanya sembari melafazkan ayat suci yang mana baru pertama kalinya Linda melihatnya.

Selama ini Linda hidup dalam pergaulan bebas, club malam dan teman pria yang selalu mencekokinya dengan minuman berakohol.

Tatapan Linda yang nanar membuat Yuni merasa penasaran. Lalu gadis itu datang menghampirinya dan menepuk pundak Linda dengan lembut.

"Heeei.. Jangan kebanyakan mengkhayal, keluar dari ruang kerja Big Bos kenapa melamun? Kamu kena omel lagi?!" tanya Yuni dengan wajah seriusnya.

Linda tersentak kaget saat Yuni tiba-tiba memukul pundaknya.

"Kamu ngagetin saja, Yun"gerutu Linda dengan bibir manyun.

"Habisnya wajah Kamu tampak melamun gitu, kalau kamu kesambet gimana-coba?!" balas Yuni mengomel.

Linda menarik nafasnya dengan sangat berat, lalu menghelanya dan menatap sahabatnya dengan sendu.

"Kamu kenapa? Dimarahin pak Bos baru itu lagi?" cecar Yuni tak sabar.

Linda menggelengkan kepalanya dengan lemah, lalu kembali menatap nanar.

"Terus kalau bukan diomelin apa?" Yuni semakin penasaran.

Linda kembali menatap sahabatnya "Dia berbeda, Yun?" jawab Linda yang semakin membuat Yuni bingung.

Yuni mengerutkan keningnya dengan jawaban Linda yang tidak lengkap.

"Dia siapa?"

"Presedir baru kita"

"Berbeda dari alam ghaib gitu maksudmu?"

Linda menatap Yuni dengan sendu, dan menggelengkan kepalanya "Kamu tidak akan percaya dengan apa yang akan ku katakan" ucap Linda semakin membuat Yuni penasaran.

"Berbedanya seperti apa? Kalau ngomong itu yang jelas" ucap Yuni yang hampir mati penasaran karena Linda yang memberikan informasi tidak lengkap.

"Dia.." Linda menghentikan ucapannya saat seorang karyawan pria memanggilnya.

"Mbak Linda, dipanggil Pak Adanan untuk membawa dokumen yang akan ditandatangani" ucap karyawan pria itu kepada Linda.

Linda menatap pada Yuni. Aku ke ruangan pak Adnan dulu" ucap Linda yang beranjak bangkit dari duduknya meraih documen yang akan dibawanya.

Yuni yang masih penasaran mencegah Linda yang akan beranjak pergi meninggalkannya dengan sejuta pertanyaan dan rasa penasaran.

"Hei. kamu belum jawab yang tadi main kabur saja" cegah Yuni dengan rasa penasarannya.

"Ntar, selesai ini aku akan beritahu kamu" ucap Linda meyakinkan sahabatnya dan segeea berlalu meninggalkan Yuni yang semakin terbakar rasa penasaran.

Linda bergegas melangkah menyusuri koridor menuju ruang kerja Adnan yang sedikit menjauh dari pintu lift.

Sesampainya didepan pintu ruang kerja Adnan, Ia mencoba mengetuknya dan terdengar jawaban kata 'Masuk'.

Linda yang kini menggunakan celana panjang dan juga atasan blush berwarna putih dengan rimple dibagian leher hingga kacing bawah membuatnya terlihat begitu cantik menggoda.

Rambut kucir ekor kuda dengan make up natural menambah keanggunan seorang Linda.

Ia berjalan menuju meja kerja Adnan dengan gugup. Bukan karena Ia takut, namun entah perasaan apa yang menjalar dihatinya saat mengetahui Adnan sang Bos besarnya adalah seorang hafiz.

Setelah sampai di meja Adnan, Linda meletakkan berkas documen yang akan ditandatanganinya. Rasa gugup kian menderu dijantungnya.

Namun seperti sebelumnya, tak sedikitpun Adna meliriknya. Pria itu meraih berkas yang berada ditas meja, lalu membuka lembarannya satu persatu dan membaca secara acak, lalu membubuhkan tanda tangan ditempat seharusnya.

Setelah selesai, Ia meletakkan kembali berkas tersebut.

"Sudah, pergilah! Dan jangan lupa persiapkan segalanya untuk pertemuan esok dengan pimpinan perusahaan yang akan membahas kerjasama perusahaan kita dengannya!" ucap Adnan tanpa melihat wajah Linda.

Sedangkang Linda begitu lekat memandang wajah pria yang sangat membuatnya berdebug kencang.

"Baiklah, Pak. Akan saya persiapkan" jawab Linda, dan beranjak pergi.

Nafasnya tersengal bagaikan orang yang baru saja berlari pagi.

Ia mempercepat langkahnya, karena berlama menatap pria itu semakin membuat terserang tremor.

"Oh, Tuhan.. Mengapa ada ciptaan-Mu yang begitu indah dan sangat sempurnah" guman Linda dalam hatinya.

Ia bagaikan seseorang yang sedang melayang dalam membayangkan keindahan tersebut.

Suara indah Adnan saat melantunkan ayat suci dengan matanya yang terpejam masih terngiang terus diingatannya dan tak dapat lekang.

Sesampainya diruang kerjanya, Ia kembali dihadang oleh Yuni yang masih penasaran dengan apa yang dikatakannya beberapa waktu yang lalu.

"Ya, Ampuun , Yun.." ucap Linda yang mengatur sesak nafasnya.

"Makanya, kalau beri informasi itu jangan setengah-setengah, kamu mau buat aku mati penasaran, ya?!" omel Yuni dengan kesal.

Linda menatap sahabatnya "Kamu tau gak, kenapa sejak pertama pak Bos datang Ia seorang yang cuek dan dingin?" tanya Linda kepada Yuni.

Yuni menganggukkan kepalanya.

"Emangnya kenapa?"

"Dia seorang hafiz" jawab Linda.

Seketika Yuni membolakan matanya merasa tak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Masa, Sih? Kamu tau dari mana?" tanya Yuni penasaran.

"Emm.. Ada deh.. Mau tau aja.!" jawab Linda yang semakin membuat Yuni gemas melihat sahabatnya.

Terpopuler

Comments

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

ceritanya bagus...

2024-06-08

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌

siapa pun wanita itu, pasti akan terpesona ke Adnan, ganteng, pinter, sholeh, tajir lagi.

2023-07-23

2

V3

V3

smg Linda stlh mendengar dan mengetahui Adnan itu siapa ,, Linda sdh berubah mjd lbh baik lg

2023-07-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!