Kejujuran Yang Menyakitkan

Soni sedikit melirik ke arahku dengan tatapan sinis seperti tidak suka karna teman-teman ku menyiraminya. Tapi kok mau marah harusnya jangan marah kepadaku dong, marahi saja orang-orang itu. Gumamku dalam hati

"Hihhh dingin", Aku merinding karna air sungai ini terasa sangat dingin.

Sungai ini memang mengalir langsung dari air pegunungan, makanya tempat nya masih asri dan sangat sejuk. Tempatnya pun indah sangat memanjakan mata tak salah orang-orang banyak yang mengunjungi tempat ini . Lumayan bisalah menghilangkan penat fikiran.

Aku segera keluar dari air sungai karna tak tahan sudah terlalu kedinginan,  Soni pun berjalan mendekat  kerahku dan membuka jaketnya, dan menyerahkannya kepada ku.

"Lain kali pakailah baju yang longgar sedikit biar jangan terlihat ngepas seperti ini, sudah seperti lontong saja kamu dek pakai baju yang ngepas dibadan, Kan kalau begini jadinya aku yang malu kalau tubuh mu menjiplak, aku nggak mau tubuhmu jadi tontonan laki- laki lain" gerutu Soni.

Sungguh aku bingung antara harus senang karna dapat perhatiannya atau harus  sedih karena mendengar celotehan Soni seperti memakiku dan ada perasaan bahagia juga karenaendapatkan perhatian dari Soni.

Lagipula yang namanya habis mandi-mandi kan pasti bajunya terlihat ngepas dibadan.  Aku kan pakai baju yang longgar tadi, aku berbicara  dalam hati sedikit membela diriku sendiri.

Ahh biarlah mungkin karna dia sayang padaku, cuman bingung saja cara mengungkapkannya.

Sampai didepan kos aku turun dari motornya

"Makasih ya bang, sudah meminjamkan jaketnya, Abang habis ini langsung pulang atau kemana dulu?"  tanyaku sedikit basa basi

"Ya pulanglah mau kemana lagi dengan baju basah seperti ini. Memang kamu nggak liat baju ku  asah seperti ini karena ulah teman- temanmu, dasar seperti anak-anak saja, nggak bisa menempatkan candaan pada tempatnya", jawabnya Soni  cuekk sambil menatapku sinis.

"Ohh yaudah bang, kamu hati-hati ya dijalan" , sahutku dengan nada agak takut karna Soni memarahiku

"Iyahh, jangan lupa ya jaketnya dicuci bersih, itu jaket kesayanganku" lirihnya.

"Iya bang" ucapku..

"Sekali lagi makasih ya bang atas pinjaman jaketnya dan perhatiannya" ucapku dengan hati yang berbunga-bunga, walaupun Soni agak marah tapi aku sangat senang karena mendapatkan perhatian darinya.

Kulihat Soni hanya menatapku dengan dengan tatapan sinis dan tanpa menjawab ucapan terima kasihku.

Brum,, Brum,, brumm.

Soni menancap gas motornya, Lalu dilajukannya motornya secepat mungkin..

"Astagfirullah" ,, ucapku sambil mengelus dadaku yang agak terasa perih.

Ntah kenapa aku selalu merasa sesak dihatiku setiap kali mendapatkan perlakuan dingin dari Soni. Sesakit ini kah rasanya mencintai?

lagi pula tanpa dibilangpun sudah pasti aku kembalikan ini jaket buat apa juga dikosan buat semak saja, lagi pula aku bukan tipe orang yang suka pakai jaket kalau bukan karna terpaksa , bathinku

Sampai dikosan kubersihkan jaket soni sebersih mungkin.

Tak lupa juga kupakai satu sachet pewangi pakaian, agar menambahkan sentuhan wangi dijaket ini.

Hmm selesai juga,, kucium jaketnya ..

Hmmm haruummm sekali, Pasti nanti Soni bangga denganku , gumamku

Semangat,, semangattt... Ucapku sambil menyemangati diri..

Karna ini hari dimulai bekerja lagi sehabis libur kemaren.

Dari kejauhan kulihat Soni diseberang jalan ingin memasuki toko tempatnya bekerja. segera kupercepat langkahku agar bisa berpapasan dengannya.

Yessss,,

akhirnya dia melihatku, gumamku dalam hati.

Kulihat dia sedang memperhatikanku dari kejauhan.

Segera kupasang senyum manis ku dan memperlihatkan lesung pipi ku semanis mungkin.

"Pagi bang", sapaku dengan senyuman manis.

Bukannya menjawab sapaku malah langsung menyosorkku dengan beberapa pertanyaan.

"Dek mana jaketku?"  tanya nya saat kami sudah berada dengan jarak setengah meter

"Ohhh itu bang belum kering." jawabku dengan seadanya karna kecewa dengan soni

"Nanti malam yah kukembalikan" jawabku agak ketus karna pertemuan kami tak sesuai dengan ekspektasi ku.

"Oke jangan lupa yah" ucapnya sambil berjalan meninggalkanku.

"Iya bang", jawabku

(Hmmm dasar kulkas dua pintu lirihku sepelan mungkin)

Sabar,, sabar.. ini semua karna cinta, kuelus lembut dadaku yang agak bergemuruh.

Lagipula cinta harus ada yang berkorban gumamku dalam hati sedikit berpikir positif akan kelanjutan hubungan ini.

Sebenarnya aku heran dengan dia kok perkara jaket saja sampai segitunya sih.

Lagi pula selama ini lebih dari uang jaket juga kuberikan kepadanya.

Seandainya pun nggak aku kembalikan ya nggak apa-apa juga kan.

Masak perkara ini saja nggak bisa di ikhlasin sih fikirku.

Tingg..

Kudengar handphone ku berbunyi saat aku baru saja meletakkannya diatas tempat tidur minimalisku.

[Dek Abang otw kosan] isi pesan dari Soni.

Aku pun langsung bersiap memakai baju yang agak sederhana dan memakai mekap tipis saja karna sudah malam juga, lagi pula Soni pernah berpesan jangan pakai mekap tebal-tebal karna dia tidak suka katanya.

Tak lupa kubawakan juga jaketnya yang harganya tak seberapa ini.

Segera Kuhampiri Soni didepan kos yang sedang duduk diatas motornya

"Ini bang jaketnya" kuserahkan jaket soni sambil mengarahkan tangan ke arah nya.

Langsung ia turun dari motor dan meraih jaket dan segera dipakainya, memang dia sengaja malam ini tidak memakai jaket karna khusus ingin menjemput jaketnya ini.

Bukannya memujiku karna jaketnya sudah kucucikan dengan bersih dan wangi malah mendiamiku.

Hmmmmm,,, Dasar kulkas lenguhku

"Siapa yang beli kulkas dek", tanyanya

"Nggak siapa-siapa bang" jawabku ketus

"Abang pulang dulu ya" ucap Soni setelah selesai dengan urusan jaketnya

Kulihat mukanya seperti tidak bersalah, inikan malam Minggu. Yah harus jalan lah setidak nya makan gitu fikirku.

Soalnya aku sudah stel nggak makan dari sore yah karna ini malam Minggu ingin makan malam dengan pacar tersayang, fikirku.

Bruunmm.. soni menghidupkan mesin motornya.

Akupun setengah berlari kearahnya dan segera mencabut kunci motornya

"Bang tunggu dulu, kok langsung mau pergi saja"

"Memang ada apa lagi dek"

"Bukannya kita mau jalan ya, aku Laper bang, aku mau makan nasi goreng seafood langganan kita"..

"Huhhhh" Kulihat Soni menarik nafasnya dengan berat.

"Abang nggak punya uang dek, uang bensin ajah sisa uang yang adek kasi kemaren" Jawab Soni tanpa rasa malu.

Bagiku sih tak masalah asal bisa berduaan dengannya. Memakai uang ku pun apa-apa. Asalkan bisa selalu berada disampingnya.

"Biar aku saja yang bayar bang" jawabku

Kuberi dia uang pecahan lima puluh ribuan agar nanti dia tidak malu dihadapan orang kalau terlihat aku sedang memberinya uang. Iya kulakukan ini semua demi menjaga harga dirinya.

Kamipun langsung menaiki motor soni dengan tujuan ke warung nasi goreng seafood tersebut

Sepanjang perjalanan, akupun tak ingin melewatkan kesempatan memeluk Soni dari belakangnya.

Hmmm nyaman sekali, batinku.

Buatlah dia jadi jodohku tuhan, aku sangat menyayanginya . Do'aku dalam hati.

Cklek..

Kudengar suara standar motor sudah mendarat , itu artinya kami sudah sampai ditempat.

"Dek sudah sampai" ucap Soni..

Yah, kok cepat sekali sampainya. Padahal baru saja naik motor . Karna sibuk menghayalkan masa depan dengan soni akupun sampai lupa sudah sampai depan warung langganannya.

Warung ini memang banyak disenangi anak muda selain rasanya yang enak juga harganya yang murah.

Aku segera turun dari motor soni dan mencari bangku kosong.

Sengaja kupilih bangku yang agak jauh dari pengunjung yang lain.

Dari tempat dudukku akupun   melihat Soni sedang memesan nasi goreng seafood langganan kami .

Soni seperti sedang mencari keberadaan ku , segera kulambaikan tangan.

Selesai makan aku mlihat gelagat Soni agak aneh. Aku pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Kamu kenapa bang?,  kalau ada masalah berbagilah denganku , jangan dipendam sendiri".

"Dek aku mau ngomong sama kamu, Tapi kamu jangan sakit hati atau marah yah"

Perasaanku mendadak mulai nggak enak, perutku pun menjadi sedikit sakit, aku merasakan seperti mau buang air besar, aku takut dia mengatakan hal-hal yang tidak ingin kudengar. Aku takut dia mengatakan tidak ingin melanjutkan hubungan ini.

Tidak, aku nggak bisa putus dengan Soni, aku nggak sanggup hidup bila tanpa dia, batinku

Aku juga nggak tahu kenapa perasaan cinta ini semakin tumbuhsebesar ini. Aku sudah mencoba menahannya tapi sia-sia saja.

Huhhhh.. kutarik nafas panjang.

"Iya bang katakan saja" jawabku..

"Maaf ya dek sebelum nya, Selama enam bulan ini kita pacaran aku tidak merasakan apa-apa kepadamu" ucap Soni memberi pengakuan.

Seketika badanku panas dingin dan Mendadak aku ingin buang air besar. Kualihkan pandanganku kesekitar, namun baru kusadari kalau disini tidak menyediakan kamar mandi. Segera kuambil batu yang ada disampingku, ya aku pernah mendengar ucapan orang tua kalau ingin menahan Air besar genggamlah batu.

Mataku  mulai berkaca-kaca.

Apa maksud perkataan soni, fikirku

Apa dia ingin putuss?

Apa kurangku selama ini?

Kurang baik apa aku?

Aku tidak pernah menuntut apapun dari dia.

Aku tidak seperti perempuan yang lain selalu menuntut ini itu kepada pacar nya.

Bahkan uang makan dan bensin saja seringan aku yang bayarin.

Apa dia nggak punya hati, apa pengorbananku belum cukup , beberapa pertanyaan mendadak timbul diatas kepalaku

"Apa alasannya bang?" kutanya dia dengan selembut mungkin dan dengan air mata yang mulai lirih.

"Maaf ya dek, aku berkata jujur karna aku tak mau menyakitimu makanya aku mengatakan yang sebenarnya padamu sebelum hubungan ini terlalu jauh"

Astagaaa ini orang apa nggak punya perasaan yah . Jujur itu memang baik sih.

Tapi kalau menyakiti hati orang lain sebaiknya tidak usahbdikatakan, bathinku

"Memangnya apa yang membuatmu susah untuk mencintaiku bang?, Aku minta penjelasan bang" tanyaku dengan nada yang agak bergetar

"Aku dulu punya mantan dek,nDan aku belum bisa move on dari mantanku itu.Setiap kali jalan bersamamu aku selalu teringat dia.Aku belum bisa mencintaimu seperti cintaku kepada mantanku dulu dek"

Tanpa perasaan bersalah Soni menuturkan semua perasaanya.

"Kalau belum move on kenapa kamu mengajakku berpacaran bang, kalau sudah begini aku yang merasa tersakiti, aku sudah mencintaimu bang, dan bahkan sangat mencintaimu.

Soni menatap mataku yang sudah berkaca-kaca. Aku semakin Merasakan panas dingin dibadakanku tidak turun-terun.

Perutku juga masih terasa sakit rasanya aku sudah tak tak tahan ingin membuat hajat

sia- sia pengorbananku selama ini fikirku..

"Abang fikir dengan bersamamu bisa menutup luka lama dihati abang dek, namun ternyata Abang salah dek, Abang belum bisa melupakan mantanku. Sebaiknya kita sudahi saja sekarang semuanya dek".

Deg.

Mendadak sekaranga Jantungku ikut berdegup kencang.

"Nggak bang, Jangan gitulah bang. Bukan seperti ini solusinya, apa nggak ada solusi yang lain bang" tanyaku?

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Riri_awrite

Riri_awrite

bau-bau pria yang masih terikat dgn masa lalu...
ak paling sebel si kalo ketemu pria kek gini😂

2023-07-24

1

Ritsu-4

Ritsu-4

Jelek banget.

2023-07-18

1

Arisu75

Arisu75

Masya Allah! Ini bodyguardku dari kebosanan! 😎

2023-07-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!