Mencuri perhatian 2

"Ada apa ini" suara bariton dari arah samping mereka menghentikan wanita paruh baya yang ingin membalas perkataan zimah

Tampak tiga orang pemuda yang sudah berdiri di samping zimah dan wanita paruh baya "Ada apa ini?" tanya nya sekali lagi yang tadi belum mendapat kan respon dari dua orang yang beda usia ini

dari sekitar yang bisa di bilang bukan suara bisik-bisikan lagi karna masih terdengar pada mereka yang menjadi pusat perhatian

"itu ustadz harith kan"

"iya bener itu ustadz harith yang jomblo itu"

"maa syaa allah ganteng banget sih"

"kenapa ustadz harith kesini ya?"

"mau menghentikan ini semua lah"

Masih banyak lagi bisikan-bisikan yang masih terdengar, berbagai ekspresi di wajah mereka, antara gemes dan tidak percaya bisa melihat langsung ustadz muda yang di idola kan semua orang

Sementara itu yang menjadi topik pembicaraan tidak menghirau kan itu karna masih fokus pada orang-orang di depan nya

Sedang kan zimah masih terkejut dengan kedatangan lelaki yang biasa di lihat nya di media sosial sekarang berada di hadapan nya

Tapi zimah dengan cepat mengembali kan ekspresi wajah nya sebelum di lihat orang-orang

"Dia membela pencuri ini ustadz" adu ibu itu menunjuk zimah dan ke dua anak kecil tadi dengan nada lembut tidak seperti saat bicara dengan zimah

Zimah menampil kan ekspresi datar nya "Saya tidak akan membela jika ibu menghakimi tanpa mendengar kan penjelasan dari mereka" bela zimah melihat kearah wanita paruh baya dan anak kecil yang masih menunduk kan kepala nya

"Jelaskan" perintah lelaki yang di sebut ustadz harith tadi pada remaja yang memandang sedih ke arah dua anak kecil di samping nya

Remaja itu langsung menyama kan tinggi nya dengan dua anak kecil "Dek,,," ujar nya pelan sambil mengusap kepala kedua adik nya "Jelas kan ke kakak ya" lanjut nya yang membuat ke dua anak kecil itu mengangkat kepala terlihat ekspresi ketakutan yang sudah di banjiri air mata "Jangan takut, kan ada kakak" ujar nya lembut menenang kan sambil mengusap pipi adik-adik nya yang basah

"Ta,,,di li,,ta sama al,,,vin lagi cari barang be,,kas di tem,,pat sam,,pah" jelas nya terbata berusaha agar semua orang mendengar kan

Dari awal remaja itu menanyakan penjelasan pada adik-adik nya semua itu tak luput dari penglihatan orang-orang yang sebagian ada yang terenyuh melihat interaksi mereka termasuk zimah yang menahan agar air mata nya tidak jatuh

Zimah terus melihat kearah kakak adik itu dengan tatapan bahwa dia pernah berada di posisi mereka dan itu rasa nya sakit.

"Terus alvin lihat ada plastik di dekat tempat sampah dan alvin ambil ternyata isi nya banyak kue enak-enak" lanjut gadis kecil bernama lita yang sudah bisa menguasai diri nya

"Di situ?" tunjuk sang kakak kearah tempat sampah yang tak jauh dari mereka dan di balas anggukan oleh adik-adik nya "Terus sekarang kue-kue nya dimana?" tanya sangka kakak tanpa menyudut kan

"udah di makan sama lita dan alvin" cicit nya pelan, takut membuat kakak nya marah

Di usap kepala adik-adik nya dan langsung berdiri menghadap orang-orang di depan nya

"Benar kan apa kata saya adik kamu mencuri?" timpal nya sinis ketika melihat gadis remaja itu yang hendak bicara

"Kita semua mendengar penjelasan dari anak kecil itu" sambung zimah melihat wanita paruh baya yang memotong penjelasan kakak dari anak kecil itu "Jadi disini tidak ada yang mencuri, mereka menemukan di tempat yang memang untung pembuangan" lanjut nya lagi yang mendapat tatapan sinis dari wanita paruh baya itu

"Apa itu punya ibu?" tanya ustadz harith yang mengundang tatapan penuh dari semua orang

"Iya" jawab nya yakin "tadi saya salah menyimpan plastik, yang sebenar nya plastik yang berisi kue itu untuk anak saya dan plastik yang saya bawa untuk di buang ke tempat sampah" lanjut nya lagi membela

"Jadi di sini tidak ada yang nama nya mencuri, tapi mereka menemukan yang mereka yakini telah di buang oleh pemilik nya ketempat yang memang seharus nya" jelas harith yang mendapat anggukan dari semua orang terkecuali wanita paruh baya itu

"Tapi setidak nya mereka mencari tau dulu itu punya siapa" balas nya tak terima

"Mereka masih kecil ibu,,," timpal lelaki di belakang harith gemes "lagi pula di plastik itu kan gak ada identitas ibu, gimana mau cari nya, kalau ibu mau di cariin tinggalin aja identitas ibu ataupun keluarga di plastik itu" lanjut nya lagi tanpa beban mengundang tawa dari semua orang termasuk zimah dan harith yang menahan tawa

"Ekhem" deheman harith menghentikan tawa semua orang "Masalah ini kateledoran ibu dan tidak tau nya mereka" ucap harith memandang wanita paruh baya dan dua anak kecil "Jadi saya minta ke ikhlasan ibu atas makanan itu untuk mereka dan saya yang akan mengganti semua nya, biar ke dua sahabat saya yang akan menemani ibu belanja." jelas harith

"Saya tidak mau belanja, saya cuma minta ganti uang" pinta nya tanpa rasa bersalah

Tanpa tau berapa yang mau di ganti harith langsung mengambil dompet dan hendak mengeluar kan beberapa lembar uang bewarna merah dan langsung di tahan oleh sahabat nya yang satu lagi

"Berapa semua harga kue-kue yang mereka makan?" tanya nya sahabat harith

"Lima puluh ribu" balas wanita paruh baya itu santai yang membuat mereka geleng kepala

Di ambil nya uang selembar bewarna di dompat harith langsung menyerah kan pada wanita paruh baya di depan nya "Itu uang seratus ribu lebih nya ambil ibu anggap aja sedekah dari sahabat saya untuk ibu yang memerlukan" ucap nya santai melihat wanita paruh baya yang menahan malu dan langsung pergi

"Alhamdulillah, terimakasih kak sudah mau membantu aku dan adik-adik" ucap nya menghampiri zimah dan harith yang memandang ke tiga kakak beradik itu dengan senyuman

"Sama-sama" balas zimah lembut "Kamu kakak nya lita dan alvin ya" lanjut nya

"Kakak kenal adik-adik aku?" tanya nya bingung

"Kan tadi kakak denger lita menyebut nama nya dan adik kamu yang kecil ini." jelas zimah tertawa pelan

"Oh iya ya,,," ringis nya malu "Aku ghaziyah panggil aja ziyah ini Thalita adik aku yang pertama dan ini calvin adik aku yang ke dua" jelas nya memperkenal kan "Kakak-Kakak ini nama nya siapa?" tanya nya melihat kearah zimah dan tiga orang lelaki yang sedari tadi melihat interaksi gadis yang beda usia di depan nya

"Nama aku zimah" balas nya ramah mengulur kan tangan pada tiga bersaudara itu dan di sambut dengan senang hati oleh mereka sambil tersenyum

"Aku rafaeel, pakai e nya dua ya" meletakan tangan nya di dada sebagai tanda sopan dan menggerakan dua jari saat menjelas kan dua huruf nama nya

Dan itu membuat dua anak kecil itu tertawa seolah melupakan bahwa mereka tadi menangis

"Dan itu yang tadi mulut pedas nama nya kak farzan" jelas nya yang mendapat tatapan tajam dari farzan "Tapi baik kok" lanjut nya setelah melihat tatapan tak bersahabat

"Yang ini kak harith yang tadi bicara sama ibu yang hampir tua itu" jelas rafaeel dengan tersenyum waras melihat kedua anak kecil itu yang masih tertawa mendengar penjelasan nya yang entah dimana letak lucu nya

"Ini ustadz harith yan biasa di tv ya?"

...-----------------------------------------...

Suara siapa ya itu???😁

tandain ya kalau ada typo

komen kalau ada kesalahan dengan bahasa baik-baik ya🤗

Dukung terus Hazimah dan Aqlan

dukungan kalian sangat membantu karya ini

Jangan lupa di follow

Salam dari saya

🖋M.Diyah.T.N.

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

itu salah ibu lah 😏

2024-09-02

1

『ꌚꉣꋫ꒓ꋫ꓅ꂑꌚ』ꇓꂑꋫꆂ ꁒꂑꁹꁍ 🅰️

『ꌚꉣꋫ꒓ꋫ꓅ꂑꌚ』ꇓꂑꋫꆂ ꁒꂑꁹꁍ 🅰️

/Smile/ emak emak edan

2024-02-10

1

『ꌚꉣꋫ꒓ꋫ꓅ꂑꌚ』ꇓꂑꋫꆂ ꁒꂑꁹꁍ 🅰️

『ꌚꉣꋫ꒓ꋫ꓅ꂑꌚ』ꇓꂑꋫꆂ ꁒꂑꁹꁍ 🅰️

pengen jadi ustadz/Smile/

2024-02-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!