Bab 4 : Rumah Budhe

Waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari, matahari masih tidur nyenyak diperaduannya, si bulan juga masih asyik arisan sama bintang-bintang, mobil mas Andri memasuki gerbang komplek perumahan tempat tinggal budhe Rani. Tampak dua orang hansip berjaga di dalam pos, lalu satu diantaranya keluar untuk membukakan portal agar mobil mereka bisa masuk. Budhe dan pakdhe segera keluar dari dalam rumah saat mendengar suara deru mesin mobil yang membawa adik dan keponakannya datang. Mas Andri membantu mengeluarkan barang-barang bawaan mereka dari dalam bagasi, ada koper dan beberapa kardus oleh-oleh untuk keluarga budhe Rani.

"Ayo masuk Cel." Mas Andri menggeret koper dan menenteng satu box kardus berisi uli kesukaan budhe masuk kedalam rumah, sementara ayahnya sudah masuk duluan dan tampak sedang temu kangen dengan kakak dan kakak iparnya.

"Iya mas, Celia nyusul." Celia menarik nafas dalam, menatap rumah yang akan ia tinggali untuk entah berapa lama. Pemandangan yang berbanding seratus delapan puluh derajat dengan rumah sederhananya di desa, disini tak akan ia temui kebun dan sawah, tempat ia biasa menghabiskan waktu kala penat dan suntuk melanda. Tak akan lagi ia cium aroma batang padi ketika musim panen tiba, aromanya mirip-mirip aroma rumput yang dipotong dengan mesin pemotong rumput, segar-segar gimana gitu, tak akan ia lihat lagi kawanan burung bangau yang mencari makan di sawah ketika musim tanam tiba, tak akan ia lihat lagi bocah-bocah kecil yang hilir mudik depan rumah bawa pancingan lengkap dengan cacingnya, tak akan ia lihat lagi tawa mereka kala berhasil menaikkan layang-layang setinggi angkasa. Kini yang akan selalu ia lihat kanan, kiri, depan dan belakang adalah rumah orang. Apakah Celia akan bisa betah tinggal disini? Apakah Celia akan merasa nyaman tinggal bersama dengan keluarga budhenya seperti saat ia berada dirumah?!

Keluarga budhe Rani adalah termasuk keluarga menengah ke atas. Budhe Rani memiliki dua orang anak yang semuanya sudah berkeluarga, beliau juga sudah memiliki dua orang cucu, sekarang on the way tiga, suaminya yaitu pakdhe Rano adalah seorang pegawai negeri disatu lembaga pemerintahan non kementerian. Kedua anaknya (mbak Devi dan mas Fajar) juga bekerja sebagai pegawai negeri, mas Andri yang adalah suami dari mbak devi adalah seorang guru kimia SMP, ia pun sudah berstatus pegawai negeri, sedangkan budhe Rani sendiri adalah seorang perawat di salah satu Rumah Sakit yang berada di bawah komando pusat kesehatan Angkatan Darat, ia pun juga telah diangkat sebagai pegawai negeri. Fix, mereka adalah keluarga pegawai negeri kecuali istri dari mas Fajar, anak kedua mereka, ia bekerja disalah satu perusahaan konsultan di kota J. Mereka keluarga yang baik dan religius, namun juga cukup serius dan disiplin. Terkadang hal ini yang membuat Celia merasa canggung, mampukah ia beradaptasi dengan rules, juga semua kebiasaan dalam keluarga budhenya.

"Assalamualaikum pakdhe ... budhe ... " Celia mencium tangan takzim budhe dan pakdhenya bergantian.

"Wa'alaikumussalam, kamu kelihatan capek nduk, ayo langsung budhe antar ke kamarmu, taruh dulu tas kamu dikamar, sudah budhe siapkan". Bukan tak paham atau tak mau bincang-bincang dulu dengan keponakannya, tetapi budhe Rani mengerti akan kondisi Celia saat ini, melihat mata bengkak gadis itu sudah cukup memberi jawaban.

"Iya budhe, terima kasih sudah menyiapkan semua untuk Celia. Bapak ... pakdhe... Celia ijin ke kamar dulu". Ia mencangklok tasnya dan segera mengikuti budhe.

"iya nduk". Pakdhe dan ayahnya menjawab hampir bersamaan. Celia mengekori budhenya menuju ke kamar yang terletak dibagian belakang rumah dekat dengan dapur, bersebelahan dengan kamar milik anak kedua budhe Rani. Disana, koper milik Celia juga sudah diletakkan didalamnya oleh mas Andri sebelum ia pulang kerumahnya sendiri yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah budhe Rani.

"Kamar kamu disini ya nduk, dulu ini kamar mas Fajar waktu masih bujang, tapi sekarang dia di kamar yang sebelah. Kamu istirahat saja, kalau mau minum teh hangat ada di meja depan ya". Budhe bicara sambil tersenyum, tangannya terampil membuka lemari lalu mengeluarkan selimut untuk Celia.

"Iya budhe, terima kasih, Celia mau bersih-bersih dan langsung istirahat saja". Celia bicara dengan sedikit menunduk, malu kalau budhenya harus terus-terusan melihat matanya yg sebesar bola bekel anak TK.

"Ya sudah, senyamannya kamu saja ya nduk, lagi pula sekarang juga masih malam". Budhe berlalu pergi meninggalkan Celia dikamarnya, ia berjalan menuju ruang tamu tempat suami dan adiknya tengah mengobrol kini lalu ikut bergabung dengan mereka.

Selesi dengan aktifitasnya membersihkan diri, Celia merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur ukuran single dengan sprei bermotif winnie the pooh, mulai sekarang kasur ini akan menjadi tempat ternyaman untuknya melepas lelah setelah beraktivitas. Celia meraup udara rakus agar memenuhi alveolus dalam paru-parunya, biar apa ceunah? Biar oksigen yang nantinya dikirim ke otak bisa lebih banyak, mungkin saja dengan begitu pikirannya jadi lebih jernih, nggak butek macam air kobokan.

Celia meraba-raba permukaan kasur dengan jari-jemarinya. Kangen kasur yang dirumah ih, biar cuma dari kapuk tapi terasa lebih empuk. Disini juga nggak ada suara jangkrik, apalagi kodok, kan suara mereka yang biasanya nina boboin Celia tiap malem. Bisa tidur nggak ya Celia disini?!

Setengah detik kemudian gadis itu sudah terlelap hanyut dalam buaian mimpi.

Sementara itu, jauh disana, belasan kilo meter dari tempat Celia merajut mimpi saat ini, dibelahan kasur yang lain, seorang pemuda tampan, bermata sayu, masih terjaga dengan ponsel pintar ditangannya. Tengah asik berbalas pesan dengan seseorang yang membuatnya terjaga hampir semalaman.

Terpopuler

Comments

Lina Aulia Hikmah

Lina Aulia Hikmah

Nduk nya itu loh, kepikiran banget jawa nya kak😂bikin ngakak 😂

2023-09-02

1

Nilaaa🍒

Nilaaa🍒

xixi masih culture shock ya Celia 😅

2023-08-16

1

Dòng sông/suối đen

Dòng sông/suối đen

Love the plot and the characters, trs jgn berhenti nulis ya thor!

2023-07-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Prolog
2 Bab 2 : Berangkat
3 Bab 3 : Perjalanan
4 Bab 4 : Rumah Budhe
5 Bab 5 Pandangan Pertama
6 Bab 6 : Mulai Kerja
7 Bab 7 : Adaptasi
8 Bab 8 : Saya Bukan Ibu - Ibu
9 Bab 9 : Ku Pilih Jalan yang Salah
10 Bab 10 : Mr. Coolkas
11 Bab 11 : Diantar pulang Mr. Coolkas
12 Bab 12 : Semakin Dekat
13 Bab 13 : Kepastian
14 Bab 14 : Tumbang
15 Bab 15 : Ingin di Hargai
16 Bab 16 : Diantar Khai
17 Bab 17 : Perlahan
18 Bab 18 : Berbohong
19 Bab 19 : Warung Tenda
20 Bab 20 : Old Town
21 Bab 21 : Terbongkar 1
22 Bab 22 : Terbongkar 2
23 Bab 23 : Perasaan dan pekerjaan
24 Bab 24 : Dimana Cinta Berlabuh
25 Bab 25 : Bisakah Kita Berteman?
26 Bab 26 : Kedatangan Nita
27 Bab 27 : Benda Kenyal Beraroma Mint
28 Bab 28 : Melabuhkan Hati
29 Bab 29 : Olahraga
30 Bab 30 : Ide
31 Bab 31 : Bukan Maling
32 Bab 32 : Pulang Kampung
33 Bab 33 : Pulang Kampung 2
34 Bab 34 : Bersama Ibu
35 Bab 35 : Di Gosok Makin Sip
36 Bab 36 : Harapan Orangtua
37 Bab 37 : Tamu Bapak 1
38 Bab 38 : Tamu Bapak 2
39 Bab 39 : Perjodohan
40 Bab 40 : Bapak Sudah Tahu
41 Bab 41 : Awal Mula Perjodohan
42 Bab 42 : Lara Hati
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1: Prolog
2
Bab 2 : Berangkat
3
Bab 3 : Perjalanan
4
Bab 4 : Rumah Budhe
5
Bab 5 Pandangan Pertama
6
Bab 6 : Mulai Kerja
7
Bab 7 : Adaptasi
8
Bab 8 : Saya Bukan Ibu - Ibu
9
Bab 9 : Ku Pilih Jalan yang Salah
10
Bab 10 : Mr. Coolkas
11
Bab 11 : Diantar pulang Mr. Coolkas
12
Bab 12 : Semakin Dekat
13
Bab 13 : Kepastian
14
Bab 14 : Tumbang
15
Bab 15 : Ingin di Hargai
16
Bab 16 : Diantar Khai
17
Bab 17 : Perlahan
18
Bab 18 : Berbohong
19
Bab 19 : Warung Tenda
20
Bab 20 : Old Town
21
Bab 21 : Terbongkar 1
22
Bab 22 : Terbongkar 2
23
Bab 23 : Perasaan dan pekerjaan
24
Bab 24 : Dimana Cinta Berlabuh
25
Bab 25 : Bisakah Kita Berteman?
26
Bab 26 : Kedatangan Nita
27
Bab 27 : Benda Kenyal Beraroma Mint
28
Bab 28 : Melabuhkan Hati
29
Bab 29 : Olahraga
30
Bab 30 : Ide
31
Bab 31 : Bukan Maling
32
Bab 32 : Pulang Kampung
33
Bab 33 : Pulang Kampung 2
34
Bab 34 : Bersama Ibu
35
Bab 35 : Di Gosok Makin Sip
36
Bab 36 : Harapan Orangtua
37
Bab 37 : Tamu Bapak 1
38
Bab 38 : Tamu Bapak 2
39
Bab 39 : Perjodohan
40
Bab 40 : Bapak Sudah Tahu
41
Bab 41 : Awal Mula Perjodohan
42
Bab 42 : Lara Hati
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!